Bismillah…
Selamat datang di KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast yang didukung oleh KIRIM.EMAIL yang memiliki spesialisasi dalam mengirimkan email dalam volume besar dan juga EmailKerja yang memungkinkan Anda dan tim memiliki alamat email profesional.
Pada episode kali ini saya ingin membahas tentang marketing yang insyaAllah akan saya bahas dengan sepadat-padatnya dan sesingkat-singkatnya.
Episode kali ini juga hadir karena ada kejadian yang saya alami pada sebuah event pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dimana saya diminta menjadi pembicara disana.
Event pelatihan ini juga jadi kesempatan saya untuk ngobrol dengan peserta-pesertanya yang kebanyakan adalah UKM dan IKM yang jumlahnya banyak sekali di Indonesia.
Hal ini juga sudah sering saya lakukan pada event-event sejenis terutama yang diselenggarakan oleh kementrian seperti Kementrian UKM, termasuk yang diselenggarakan oleh SMESCO yang dipimpin oleh Mas Wintor yang bisa Anda dengar percakapan saya dengan beliau di KEPO Episode 50.
Anda juga bisa dengarkan melalui Soundcloud atau aplikasi favorit Anda disini:
Daftar Isi
Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang
Masalah Utama Yang Dihadapi Oleh UKM/IKM
Dari beberapa event yang saya ikuti, ada 2 permasalahan utama yang saya lihat sering sekali dihadapi oleh UKM/IKM.
Hal itu adalah kesulitan mengakses pasar dan mengakses ke permodalan.
Namun saya ingin berfokus pada hal yang masih dalam ranah saya yaitu pemasaran.
Tapi mungkin perlu kita akui, bahwa untuk menjadi pengusaha di Indonesia sendiri sudah sangat menantang.
Bahkan Indonesia dan Malaysia sempat masuk kedalam sebuah survey sebagai 2 negara yang paling sulit untuk menjadi pengusaha.
Marketing Itu Hanya 3 Langkah
Karena itu, saya ingin membahas Marketing dengan sangat padat dan sesingkat mungkin untuk mencoba menjawab permasalahan akses pasar ini.
Marketing sendiri sebenarnya hanya terdiri dari 3 langkah saja, yaitu: Mencari perhatian, Mempertahankan Perhatian, dan Mengubah perhatian menjadi tindakan.
Mari kita bahas satu persatu.
Mencari Perhatian
Langkah pertama yaitu mencari perhatian dari target market dengan berbagai cara.
Caranya sendiri banyak sekali yang bisa kita coba, bisa dengan beriklan, membuat konten, bahkan membuat publicity stunt untuk mendapatkan perhatian.
Salah satu contoh yang paling ekstrim mungkin adalah yang dilakukan oleh Red Bull, mereka sering membuat challenge yang diluar nalar, salah satunya adalah terjun dari luar angkasa:
Hal itu dilakukan hanya untuk mendapatkan perhatian dari publik. Seperti juga yang sering terjadi di Indonesia, banyak yang mengincar rekor muri untuk mendapatkan perhatian publik.
Kalau ingin digali, akan banyak sekali opsi dan strategi untuk mendapatkan perhatian publik tapi ini akan kembali lagi value kita.
Karena tidak semua cara mencari perhatian itu baik untuk dilakukan, contoh buruknya seperti Prank yang berlebihan.
Setelah kita mendapatkan perhatian, kita akan lanjut ke langkah kedua dalam marketing.
Mempertahankan Perhatian
Setelah mendapatkan perhatian dari beberapa strategi yang kita lakukan diatas, tentunya kita ingin mempertahankan perhatian itu tetap ada.
Hal ini sekaligus menjawab kenapa brand raksasa seperti Coca-Cola masih tetap beriklan meskipun brandnya sudah sangat terkenal.
Sebagian besar iklan ini dilakukan untuk mempertahankan perhatian pelanggan, hal ini juga ditegaskan oleh Prof Byron Sharp juga menegaskan bahwa kita perlu menyusun struktur memori seseorang secara terus menerus.
Caranya adalah dengan memaparkan iklan secara terus menerus seperti yang dilakukan oleh Coca-Cola.
Contoh lainnya seperti yang Guru saya lakukan pada brand Kopiko yaitu Pak Subiakto. Beliau secara konsisten dan berulang-ulang menggaungkan slogan “Gantinya Kopi”.
Karenanya banyak brand yang mengontrak iklan tidak untuk 1 atau 2 kali tayang, tapi bisa berkali-kali hingga saat ini.
Pemaparan iklan berkali-kali melalui iklan ini akan menyusun struktur memori pelanggan.
Pada konteks online marketing sendiri, tahapan mempertahankan perhatian ini biasanya disebut dengan funneling.
Biasanya online marketer akan mengarahkan iklan dari Facebook dan Youtube ke formulir untuk mendapatkan kontak mereka untuk dihubungi kedepannya.
Contoh lainnya juga pixel yang digunakan untuk retargeting untuk membuat calon pelanggan mendapatkan iklan lebih sering lagi.
Pada tahapan ini konsistensi dan repitisi sangat dibutuhkan untuk melakukan seni mempertahankan perhatian pelanggan.
Sekaligus ini menjawab kenapa banyak produk yang viral lama kelamaan hilang dan tidak pernah dibicarakan lagi, karena biasanya tidak ada usaha mempertahankan perhatian ini.
Setelah kita mampu mempertahankan perhatian, kita akan masuk kedalam tahapan terakhir dalam marketing yaitu.
Mengubah Perhatian jadi Tindakan
Pada tahapan ini, kita akan memasuki ranah sales yang merupakan bagian dari proses marketing.
Sales sendiri fungsinya hanya satu yaitu mengubah perhatian menjadi tindakan sehingga sales bisa disebut sebagai proses yang sangat prosedural. Inputnya adalah perhatian dan outcomenya adalah sales atau revenue.
Berbeda dengan Marketing yang memiliki banyak input seperti iklan, publicity stunt, viral marketing dan sebagainya. Outcomenya juga bisa berbeda-beda, pada perusahaan besar seperti Coca-Cola outcomenya adalah Marketshare, untuk UKM sebagian besar outcomenya adalah mendapatkan prospek atau leads yang bisanya akan diubah menjadi sales pada proses ketiga ini.
Proses ini akan terus berulang dan memang itulah tugas pembeli yaitu membeli lagi produk yang kita tawarkan. Meskipun begitu, setelah orang membeli biasanya prosesnya tidak akan sepanjang dan serumit seperti orang yang belum membeli sebelumnya.
Tekninya-pun tidak sebanyak dengan mendatangkan pembeli baru, biasanya kita akan menggunakan teknik segmentasi untuk membedakan pembeli dan dikirimkan penawaran.
Hal ini sudah pernah saya bahas juga di salah satu event yaitu Indonesia Digital Meetup 2023 by SMESCO yang bisa Anda pelajari disini.
Pada saat itu saya membahas banyak sekali channel yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan perhatian dan mempertahankan perhatian dari prosespek.
Tapi pada akhirnya pada proses ketiga sendiri channel yang digunakan tidak banyak dan salah satu yang tertua dan terampuh dalam digital marketing yaitu…
Email Marketing
Email marketing adalah channel marketing yang tergolong sudah sangat tua tapi masih sangat ampuh untuk digunakan hingga saat ini.
Email marketing juga jadi channel yang paling sering digunakan untuk mengkonversi perhatian menjadi sales, dan membuat sales baru menjadi repeat order.
Banyak tools yang mungkin bisa Anda gunakan, tapi KIRIM.EMAIL adalah layanan email marketing yang kami desain khusus untuk Anda, Pebisnis di Indonesia.
Kemudahan dalam menggunakan KIRIM.EMAIL yang akan memudahkan Anda beradaptasi dan memanfaatkan email marketing, serta fitur marketing yang akan memudahkan Anda mengintregasikan KIRIM.EMAIL dengan channel marketing Anda lainnya.
Anda bisa memulai email marketing Anda sekarang juga dengan KIRIM.EMAIL. Jangan lupa gunakan kode kupon KEPO untuk mendapatkan diskon 10% untuk semua produk KIRIM.EMAIL dan EmailKerja.
[Mulai Gunakan KIRIM.EMAIL Sekarang]
Terima kasih dan sampai berjumpa di episode selanjutnya, insyaAllah.
- KEPO 113: Kenapa Kita Tetap Harus Membuat Rencana Walau Rencana Sebelumnya Gagal Terus Menerus - December 7, 2024
- KEPO 112: Marketing Dalam 17 Menit - October 12, 2024
- Shopee, Telegram, Jet Pribadi, dan Kemandirian Usaha - August 27, 2024