Bismillah…
Masih banyak yang menganggap bahwa email adalah medium komunikasi yang kaku, kuno, dan terlalu formal.
Kesan ini begitu melekat, terutama di kalangan pelaku bisnis muda yang tumbuh bersama social media.
Pernah satu kali, saya berdiskusi dengan seorang pebisnis brand fashion lokal yang aktif di TikTok.
Ketika saya tanya soal strategi email marketing, ia menjawab, “Email itu kan buat orang tua mas, market saya anak muda, email nggak cocok.”
Pandangan seperti ini bisa dimaklumi.
Di awal kemunculannya, email memang lebih menyerupai koran digital.
Panjang, hitam putih, penuh teks.
Tapi seperti banyak hal lain di dunia digital, email juga berevolusi.
Daftar Isi
Email yang Dulu dan Sekarang: Jaraknya Sudah Terlampau Jauh
Email hari ini tampil jauh lebih fleksibel.
Dari sisi desain, brand bisa membuat layout warna-warni, menyisipkan animasi, menyematkan video YouTube langsung ke dalam isi email.
Bahkan menambahkan elemen interaktif seperti tombol, countdown, atau button to WA.
Fungsi email tak lagi sebatas mengirim pengumuman.
Email marketing kini berperan sebagai ruang interaksi.
Ruang untuk membangun cerita brand secara visual dan terstruktur.
“Menurut laporan Content Marketing Institute 2023, 74% marketer masih menggunakan email sebagai channel utama untuk distribusi konten mereka.”
Alasannya sederhana: email memberikan kontrol penuh, tanpa ketergantungan pada algoritma pihak ketiga.
“Ann Handley, penulis buku Everybody Writes, juga menyebut bahwa email adalah tempat paling “murni” untuk membangun komunikasi.”
Tidak ada notifikasi acak, tidak ada scroll tak berujung, hanya satu percakapan, antara brand dan audiens.
Untuk menjawab kebutuhan visualisasi yang terus berkembang ini, KIRIM.EMAIL menghadirkan fitur Email Builder.
Dengan sistem drag-and-drop, pengguna bisa merancang email yang responsif dan menarik tanpa harus menulis satu baris pun coding.
Tampilan visual bisa diatur sesuai identitas brand, dan hasil akhirnya bisa langsung diukur performanya.
Gen Z dan Email: Justru Mereka Aktif di Sana
“Data dari Campaign Monitor (2024) mencatat bahwa 81% Gen Z memeriksa email mereka setidaknya sekali dalam sehari. “
Ini menandakan bahwa asumsi “anak muda tidak buka email” mulai kehilangan relevansinya.
Faktanya, laporan terbaru dari Adobe menyebutkan bahwa Gen Z adalah kelompok usia yang paling cepat merespon penawaran lewat email, dengan open rate 3x lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya.
Jadi, jika kita menganggap audiens kita tidak buka email, mungkin pertanyaan yang lebih tepat adalah: apakah kita benar-benar mengenal audiens kita?
Bisa jadi bukan mereka yang salah platform, tapi kita yang mungkin salah pendekatan.
Bukan Masalah Channelnya, Tapi Cara Bicara
Kenyataannya, email tetap menjadi saluran komunikasi penting, bahkan di tengah dominasi TikTok dan Instagram.
Bedanya, Gen Z memiliki ekspektasi berbeda: desain yang modern, isi yang singkat dan jelas, serta nada yang ringan dan autentik.
Bagi mereka, email yang terlalu formal dan penuh jargon bukan cuma membosankan, tapi membuat mereka pergi.
Sebaliknya, email yang terasa seperti percakapan, penuh warna, dan tidak memaksa, punya peluang besar untuk dibaca dan direspon.
Interaktif, Ringan, dan Tetap Personal
“Sebuah studi dari Guideflow menunjukkan bahwa email dengan konten interaktif bisa meningkatkan engagement hingga 82% dibandingkan email statis.“
Konten yang bisa disentuh, di-klik, atau bahkan dimainkan, membuat pembaca merasa terlibat, bukan sekadar jadi sasaran promosi.
Dan ini bukan hanya soal estetika.
Email yang didesain dengan baik juga memperkuat kesan brand, mempermudah pemahaman produk, dan membangun pengalaman yang menyenangkan.
Semua hal yang relevan bagi konsumen modern, apa pun generasinya.
Yang Perlu Disesuaikan Bukan Emailnya, Tapi Cara Pandangnya
Email bukan teknologi usang, meskipun sudah ada sejak 1978.
Yang usang mungkin stereotype yang kita sematkan ke email marketing.
Ketika dieksekusi dengan pendekatan yang tepat, visual menarik, pesan personal, ritme yang konsisten.
Email marketing bisa menjadi channel komunikasi yang sangat relevan, bahkan untuk audiens muda.
Dan dengan tools seperti KIRIM.EMAIL, Anda tidak hanya dimudahkan secara teknis, tapi juga dibekali ruang untuk bereksperimen, mencoba pendekatan baru, dan menjadikan email lebih hidup.
>Coba KIRIM.EMAIL Sekarang<
Seperti biasa, jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berdiskusi. Silakan klik tombol dibawah ini untuk berdiskusi via WhatsApp sekarang.
>Diskusi Via WhatsApp<
Terima kasih
-Dion
- Katanya Kuno. Kok 81% Gen Z Rutin Buka Email? - April 17, 2025
- [Penting] Update Program Affiliate KIRIM.EMAIL - March 13, 2025
- Mengapa Email Role-based email tidak Bisa di import - July 11, 2023