Bismillah…
Catatan: Berhubung sistem operasi mobile dari Apple ada dua, yakni iOS dan iPadOS, maka disini saya hanya akan menyebutkan satu saja sebagai referensi, yaitu iOS. Itu artinya penyebutan iOS berlaku juga untuk iPadOS.
iOS 15 yang di update akhir September ini, semakin menegaskan Apple yang katanya ingin melindungi privasi atau keamanan data pengguna produknya.
Salah satunya adalah, dengan menutup akses tracking atau pelacakan email marketing, salah satunya adalah angka primadona bagi banyak orang, yaitu: Open rate.
Setelah iOS 14 berusaha membunuh jaringan periklanan yang menjadi urat nadinya Facebook, apakah iOS 15 akan membunuh email marketing selanjutnya?
Daftar Isi
Tidak terlalu berpengaruh di Indonesia?
Sebelum kita diskusi lebih lanjut, layakkah ini kita diskusikan?
Karena biasanya dari sini akan kemudian memunculkan pertanyaan yang sama dengan iOS 14 yang meluncur sekitar tahun lalu:
Bukankah tidak banyak orang Indonesia yang menggunakan iOS? Apakah perlu khawatir?
Dan terbukti, dari performa iklan yang saya pantau bersama teman-teman marketer, iklan Facebook tidak mengalami perubahan yang cukup besar pasca iOS 14 tahun lalu. Mungkin Anda juga mengalaminya.
Jika dilihat lebih dalam, ada beberapa cara menjawab ini. Pengguna iOS memang tidak sebesar pengguna Android, terutama di Indonesia. Namun seberapa besarkah “tidak besar” ini sebenarnya?
Anda ingat fenomena Clubhouse yang sempat ramai di awal pandemi? Mungkin ini bisa sedikit memberikan jawabannya. Screenshot ini saya ambil saat di awal Clubhouse masih hanya ada di iOS.
Dari gambar diatas, kita bisa melihat bahwa ada lebih dari 100 ribu orang pengguna iPhone di Indonesia yang mem-follow Arief Muhammad.
100 ribu orang adalah angka yang cukup besar untuk saya. Dan ini sedikit memberikan gambaran pengguna iOS di Indonesia.
Namun ada yang lebih penting, tidak berapa lama, Android/ Google juga ujung-ujungnya akan mengikuti apa yang dilakukan oleh Apple.
Artinya, pembatasan tracking iklan Facebook akan mulai memasuki ranah perangkat Android.
Dan bisa jadi ada kemungkinan Google atau Android juga akan mengikuti langkah Apple dalam pembatasan tracking di dalam email.
Mungkin saat itu terjadi, dampaknya di Indonesia baru mulai dirasakan oleh marketer. Waktunya bersiap?
Bagaimana sebenarnya open rate bekerja?
Ada baiknya juga kita memahami, bagaimana open rate bekerja dalam email marketing?
Mungkin Anda sudah mengetahui jika open rate adalah perbandingan antara email terkirim dan berapa yang membuka email.
Sebagai contoh: Jika Anda mengirimkan 100 email, dan ada 20 orang membuka email Anda, maka open rate-nya adalah 20%.
Bagaimana aplikasi email marketing seperti KIRIM.EMAIL melacak siapa yang membuka email? Yang umum dilakukan adalah: Aplikasi email marketing menanamkan gambar berukuran 1X1 pixel di dalam setiap email yang terkirim.
Gambar ini kemudian akan muncul saat seseorang membaca email. Tentu saja karena ukurannya sangat kecil, membuat sebagian besar pembaca email tidak menyadarinya.
Saat email dibuka, gambar akan otomatis dimuat. Berhubung ukurannya sangat kecil, maka gambar itu akan dimuat dengan sangat cepat.
Yang kemudian menimbulkan pertanyaan: Akuratkah open rate?
Jawabannya: Tergantung.
Tergantung apakah si penerima email mengizikan emailnya untuk memuat gambar. Kabar baiknya, sejak tahun 2013, Gmail otomatis memuat gambar secara default. Dan karena mungkin lebih dari 90% orang Indonesia menggunakan Gmail. Maka open rate email di Indonesia cukup bisa dikatakan akurat.
Namun jika audiens Anda terdiri dari professional dengan alamat email custom atau menggunakan email dengan domain sendiri, maka kemungkinannya menjadi lebih kecil. Bisa saja si pemilik email menggunakan aplikasi lain yang tidak memuat gambar secara otomatis.
Proton dan Hey adalah contoh dua layanan email yang secara default tidak memuat pixel tracking didalam email. Yang artinya akan menurunkan akurasi email open rate Anda. Inilah yang kemudian kemudian diadopsi oleh Apple melalui Apple Mail. Aplikasi-aplikasi ini tidak secara default mengizinkan gambar berukuran 1×1 Pixel tadi untuk dimuat.
Intinya, banyak faktor yang mempengaruhi open rate, dan open rate bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan email marketing. Dan bukan pula indikator yang terbaik. Open rate adalah estimasi, atau perkiraan yang akurasinya tergantung pada banyak hal. Tentu saja, open rate masih bisa menjadi sinyal bagus atau tidak-nya kampanye email Anda. Namun jangan jadikan satu-satunya acuan.
Lebih detail untuk pengukuran efektifitas email mungkin akan kita bahas pada kesempatan selanjutnya.
Apa yang harus dilakukan selanjutnya?
Jika di iOS 14 kita harus bangun list, bagaimana dengan iOS 15? Jawaban singkatnya: Tetap membangun list.
Namun ada baiknya Anda mulai mencari indikator Keberhasilan lain seperti klik.
Solusi yang bisa Anda lakukan sekarang adalah membuat penawaran ke link agar bisa lebih akurat dalam mengukurnya. Bisa jadi ke:
- Landing page, ini yang disarankan.
- Link ke Whatsapp.
- Link ke presentasi di YouTube.
- Atau link ke download proposal misalnya.
Sampai saya tulis ini, klik masih merupakan salah satu indikator keberhasilan terbaik, dan datanya juga lebih nyata. Karena itu artinya seseorang benar-benar sudah berinteraksi dengan email Anda. Untuk meng-klik link, seseorang pasti harus membuka email.
Click juga terukur dalam aplikasi email marketing seperti KIRIM.EMAIL. Dan juga bisa diukur dari sisi website Anda seperti menggunakan Google Analytics. Intinya datanya nyata.
Tidak perlu khawatir
Sebagai penutup, yang terpengaruh dengan fitur baru iOS 15 ini HANYA yang menggunakan aplikasi Apple Mail. TIDAK berlaku untuk yang menggunakan Gmail atau aplikasi email lain di iOS. Artinya jika seseorang membaca email Anda dari aplikasi email lain di iPhone, maka kemungkinan open trackingnya masih akan terbaca.
Marketing itu pada akhirnya bukan tentang apa teknologinya, tapi cerita apa yang mau kita sampaikan. Marketing adalah tentang memahami manusia. Semata-mata menguasai teknologi marketing, atau mengakali algoritma, tidak membuat sebuah capaign berhasil. Apalagi membuat campaign-nya jadi lebih bernilai dan bermakna bagi masyarakat.
Baca juga tulisan saya tentang iOS 14 sebelumnya disini.
- KEPO 113: Kenapa Kita Tetap Harus Membuat Rencana Walau Rencana Sebelumnya Gagal Terus Menerus - December 7, 2024
- KEPO 112: Marketing Dalam 17 Menit - October 12, 2024
- Shopee, Telegram, Jet Pribadi, dan Kemandirian Usaha - August 27, 2024