Disclaimer: Rekaman ini terputus karena kami tidak mengetahui adanya pembatasan durasi saat LIVE.
Selamat datang kembali di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 32 – Sales Funnel, Apa Itu Dan Bagaimana Membuatnya. Kali ini KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast hadir dengan format yang sedikit berbeda dari biasanya. Kali ini KEPO-KRIM.EMAIL Podcast hadir secara live dan saya tidak sendirian. Pada episode ini saya ditemani oleh Didit dan juga Nuril.
Pada KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 32 ini kami akan membahas tentang sebuah tema yang cukup penting dalam pemasaran, yaitu sales funnel. Apa itu sales funnel dan bagaimana cara membuatnya? Anda bisa mengetahui jawabannya dengan mendownload dan mendengarkan KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 32 berikut ini.
Daftar Isi
Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang
Apa Itu Sales Funnel?
Sales Funnel adalah salah satu bagian dari pemasaran. Sebuah strategi yang sangat efektif. Sebuah ilmu yang banyak dipraktekan ahli bisnis digital dunia karena besarnya konversi penjualan yang mampu didatangkan dengan teknik ini.
Perbedaan sales dan marketing
Funnel sendiri berkaitan dengan sesuatu yang berulang-ulang dilakukan. Sebelum membahas sales funnel, kita akan membedakan dulu antara marketing dan sales. Sales adalah bagian dari marketing. Perbedaannya ada di output atau hasil akhir. Marketing berkaitan dengan market share, yaitu bagaimana jumlah share yang bisa kita raih dibandingkan kompetitor. Untuk sales, tentu outputnya adalah revenue atau uang.
Pengertian sales funnel
Lalu apakah itu sales funnel? Sales funnel merupakan rangkaian strategi untuk membawa pengunjung benar-benar melakukan pembelian. Contoh di KIRIM.EMAIL, traffic yang tidak berhasil dikonversi melalui Facebook Ads, akan coba di-remarketing atau diusahakan bisa dikonversi melalui Google Ads. Traffic sendiri bisa diperoleh melalui Organic dan Paid.
Sales Funnel adalah proses yang panjang. Kuncinya ada Standard Operating Procedure (SOP) atau standar prosedur. Karena memang pada dasarnya sales adalah hal yang sangat prosedural. Ini harus dilakukan langkah demi langkah. Seperti resep masakan. Ia punya langkah yang harus dilakukan dahulu sebelum langkah selanjutnya dengan takaran atau ukuran yang jelas di setiap bagian.
Saking proseduralnya sales dan berulang-ulangnya langkah yang harus dilakukan, di KIRIM.EMAIL sendiri, prosesnya bahkan bisa di otomatisasi. Tahap setelah mendatangkan traffic melalui Facebook atau Google, pengunjung tersebut akan disaring, mana yang tertarik menggunakan KIRIM.EMAIL dan tidak. Disinilah kita mendapat leads atau prospek.
Akuisisi leads
Untuk akuisisi leads, bisa dengan Facebook Lead Ads atau Instagram Lead Ads. Ada juga dengan landing page. Secara biaya, lebih murah menggunakan Facebook dan Instagram Lead Ads daripada landing page. Namun untuk konversi, hampir sama antara Lead Ads dan landing Page.
Tapi ini kembali dengan segmen target pasarnya juga. Ada yang lebih mudah konversi dengan Lead Ads dan ada yang dengan landing page. Untuk yang masih belum memiliki gambaran target pasar apa yang Anda cari, silahkan mengikuti target pasar dari kompetitor bisnis Anda. Ini cara paling mudah.
Setelah mendapatkan Leads, maka langkah selanjutnya adalah memfollow-up leads dengan serangkaian email. Karena ini sales sangat prosedural, bahkan format naskah email nya pun bisa dibilang itu-itu saja karena sudah dites dan berhasil. Nah, masalah yang kerap muncul dari orang-orang yang gagal menghasilkan sales di iklan Facebooknya, umumnya karena funnel-nya kurang tepat.
Padahal bisnis online itu hampir mustahil tidak ada pengunjung. Jadi memang masalahnya bukan di traffic, tapi apa yang harus dilakukan setelah traffic itu datang, agar dapat menjadi sales. Di sinilah pentingnya ilmu sales funnel.
Gambaran Sales Funnel di KIRIM.EMAIL
Gambaran sales funnel di KIRIM.EMAIL sendiri, pertama-tama blog atau artikel diiklankan. Dimana di dalam blog ada banner yang akan mengundang klik dari pengunjung yang akan mengantarkan pengunjung tersebut ke landing page lain berisi lead magnet. Lead magnet adalah sesuatu yang menarik pengunjung untuk memberikan alamat emailnya untuk ditukar sesuatu.
Setelah alamat email didapatkan, maka dilakukan langkah melalui broadcast email atau autoresponder untuk di retargeting secara berkala, hingga akhirnya si pengunjung tersebut melakukan pembelian.
Untuk email yang berhasil didapatkan, di KIRIM.EMAIL sendiri memliki fitur integrasi dengan Facebook melalui Facebook Pixel ID. Di sini, setelah follow-up melalui broadcast, orang yang hanya buka email saja tapi tidak melakukan pembelian (purchase) akan otomatis masuk ke Facebook Custom Audience. Kalo dia purchase, otomatis akan dikeluarkan dari Facebook Custom Audience.
Pengunjung yang belum melakukan pembelian akan coba dikejar melalui email paling lama sekitar 7 hari agar melakukan pembelian.
Artikel blog yang digunakan biasa dikenal dengan sebutan Content Upgrade, dimana si pembaca bisa me-upgrade atau menambah manfaat dari informasi di artikel blog tersebut dengan e-book atau video yang lebih lengkap dengan menukarnya dengan email pribadi.
Setelah ia memasukan email, ia pun akan mendapat serangkaian email sebagai follow-up yang akan menarik orang tersebut untuk mendaftar langganan KIRIM.EMAIL dan membayar.
Untuk orang yang mendaftar tapi belum membayar, sebut saja Jono. Jono ini akan masuk Custom Audience kembali untuk di-follow-up dan diingatkan untuk melakukan pembayaran. Bisa lewat Facebook dan juga email broadcast selama maksimal 3 hari. Jika masih belum berhasil juga, maka akan ditugaskan tim sales, dalam hal ini Mas Randi, untuk mengingatkan melalui WhatsApp atau melalui telepon.
Setelah terjadinya pembelian pun, proses broadcast email masih belum berhenti. Biasanya si pembeli akan menerima email-email penawaran. Penawaran ini biasanya terkait produk lain yang berbeda.
Penawaran pun tidak hanya melulu tentang promosi. Edukasi dan menambah pengetahuan pembeli dengan berbagai update informasi pun kerap dilakukan. Di sini bahkan setiap penawaran memiliki landing page masing-masing. Landing page di sini tugasnya mirip dengan seorang salesman.
Efektifitas Lead Magnet
Ada juga nada keraguan terkait efektifitas lead magnet . Jika melihat webinar tentang “Email Open Rate 100%”, syarat lead magnet yang dikirimkan haruslah yang kualitasnya paling bagus. Jadi metode mengirimnya yang mungkin kurang tepat. Banyak kasus kegagalan lead magnet karena saat sudah dapat email kontak pengunjung, tapi tidak ada tindakan untuk mengarahkan si pengunjung untuk melakukan pembelian.
Nice to have vs must have
Dari konten ebook-nya sendiri mungkin cenderung nice to have, bukan must have. Bedanya, jika nice to have, enak jika punya tapi jika tidak punya, bukan masalah. Sedangkan must have, harus punya. Karena jika tidak memilikinya, ada perasaan tidak enak.
Kebanyakan materi ebook dan webinar itu nice to have, lucu, tapi ya biasa. Oleh karena itu daripada ebook, akan lebih baik membuat email course. Ini membiasakan orang untuk membuka email kita. Ini seperti ebook, namun dipecah materinya ke beberapa email yang dikirimkan selama beberapa hari, menggunakan email autoresponder. Ini juga akan membentuk materi yang must have. Karena jika unsubscribe, pengunjung tidak akan mendapat materi yang lengkap.
Nantinya, jika materi sudah habis, kebiasaan membuka email sudah terbentuk. Nantinya, saat kita mengirim email, subscriber akan otomatis membuka email tersebut. Orang yang unsubscribe pun sebenarnya masih bisa kita coba tarik untuk kembali pada kita. Di sinilah pentingnya memiliki lead magnet lebih dari satu.
Email course vs kuliah via WhatsApp
Beberapa orang juga masih bingung mana yang lebih baik antara membuat email course atau Kuliah via WhatsApp. Ini jelas lebih mudah dan enak memebuat email course dibandingkan kuliah via WhatsApp atau Telegram. Karena lewat email course, hari ini dikirim materinya besok masih ada lagi. Sedangkan WA atau Telegram, dibaca pada saat itu ya selesai pada hari itu. Tapi setelah dari email course, pengunjung pun bisa diarahkan bergabung ke Telegram dan WhatsApp juga.
Cara memproduksi lead magnet
Untuk yang masih bingung cara memproduksi lead magnet, Cobalah konsep “5, 10, 1”. Artinya buatlah lead magnet yang bisa diproduksi kurang dari 5 jam, baik itu, artikel blog, webinar atau ebook. Lalu bisa dibaca kurang dari 10 menit dan bisa dipraktekan maksimal 1 jam setelah selesai dibaca.
Membuat Sales Funnel
Jenis produk yang dijual juga menentukan panjang atau pendeknya sales funnel yang digunakan. Contoh, Untuk bisnis seperti KIRIM.EMAIL, tentu memiliki sales funnel yang panjang untuk edukasi setelah pembelian. Namun untuk bisnis seperti berjualan hijab, tentu tidak perlu funnel sepanjang KIRIM.EMAIL. Produk bagus, bisa langsung konversi.
Justru ada beberapa funneling yang terlalu manipulatif, bisa membuat produk jadi tidak bagus. Di beberapa kasus, ada produk software yang funneling-nya bagus. Diarahkan ke webinar yang sangat bagus dan luar biasa. Tapi setelah produknya dibeli dan dicoba, justru jelek sekali. Sehingga membuat kecewa. Jadi tetap, membuat produk yang bagus adalah yang utama untuk mendatangkan penjualan.
Setiap channel pemasaran bisa punya funnel-nya masing-masing. Jadi ada yang dari Facebook, diarahkan ke landing page, terus ke email. Tapi ada juga funneling yang fokus di satu channel yaitu Facebook. Setelah promosi langsung retargeting tanpa lead magnet. Karenanya, funneling tergantung kebutuhan bisnis. Funnel pun tidak harus panjang. Justru bagus jika bisa diringkas.
Membangun kredibilitas
Jangan lupa juga membangun kredibilitas bisnis Anda. Kredibilitas itu sudah harus terbangun bahkan sebelum orang subscribe. Karena kredibilitas yang membuat orang percaya. Dari awal, landing page Anda harus profesional, email pun harus bagus serta jelas tulisannya.
Yang sering juga jadi masalah adalah kapan yang tepat menawarkan produk setelah leads didapatkan. Pada dasarnya ditawarkan langsung di awal pun tidak apa-apa. Tapi ada beberapa di dunia launching produk membuat waiting list. Untuk ini, disarankan maksimal dua minggu.
Intensitas pengirimannya juga tidak terlalu sering, sehingga leads tidak bosan. Di beberapa waiting list ada yang memberi email webinar agar tidak bosan menunggu pre-ordernya datang.
Ide konten funneling
Ide konten funneling pun juga sangat penting. Anda bisa mencoba saran tentang membuat 25 subjek dari sebuah buku “Originals”, karya Adam Grant. Jadi ide itu jangan ditunggu, inspirasi atau nongkrong di kamar mandi bukan cara untuk mendapat ide. Tapi tulislah subjek pertama dulu. Ini mungkin masih jelek. Tapi semakin banyak yang ditulis akan semakin bagus dan tajam hingga kurang lebih 25 subjek.
Biasanya 10 sampai 15 subjek awal yang akan tereliminasi dan yang terakhir semakin bagus. Jadi untuk mendapat ide yang bagus, milikilah banyak ide yang bagus. Kalo di buku “Lean StartUp” menyarankan jangan jatuh cinta pada ide pertama.
Seperti itulah KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode kali ini tentang apa itu sales funnel dan bagaimana cara membuatnya. Jika ada yang kurang jelas atau ada pertanyaan yang ingin Anda sampaikan terkait sales funnel ini, Anda bisa menuliskannya pada kotak komentar di bawah ini. Terima kasih atas perhatian Anda dan sampai bertemu di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode selanjutnya.
Dengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast langsung dari HP Anda
Agar tidak ketinggalan update episode terbaru KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast, Anda bisa men-download dan mendengarkannya langsung melalui HP Anda, caranya :
- Jika Anda pengguna Android, ikuti tutorialnya disini >> https://kirim.email/kepo-android
- Jika Anda pengguna iPhone, iPad, iPod Touch, MacBook, iMac, Anda bisa langsung mendengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast melalui iTunes, klik disini >> https://kirim.email/kepo-itunes
- Atau Anda bisa langsung mendengarkan seluruh episodenya melalui browser HP Anda di >> http://kepo.blog.
- Shopee, Telegram, Jet Pribadi, dan Kemandirian Usaha - August 27, 2024
- KEPO 111: Konsekuensi Level 2 - August 22, 2024
- KEPO 110: Cyber Bullying Terhadap Bisnis: Penyebab dan strategi meresponnya - June 15, 2024