Selamat datang kembali di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 30. Pada episode kali ini saya mengangkat judul tentang lawan dari kesuksesan.
Judul ini saya pilih karena saat ini saya sedang mempelajari sebuah fenomena, bahwa sesuatu itu mempunyai sisi lain yang berlawanan. Sebagai contoh kita mengenal ada istilah venom atau bisa atau racun. Ternyata di sisi yang lain kita juga mengenal anti venom atau anti racun atau penawar.
Konsep lawan atau anti ini juga berlaku pada kesuksesan. Ternyata juga ada lawan dari sukses itu dan inilah yang akan saya bahas pada KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 30 ini.
Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang
Pada tata bahasa Indonesia kita mengenal konsep berlawanan ini dengan istilah antonim atau lawan kata.,Besar lawannya kecil, jauh lawannya dekat, laki-laki lawannya perempuan dan lain sebagainya.
Prinsipnya adalah agar yang satu bisa hadir maka yang lainnya harus pergi. Agar yang satu bisa masuk maka yang lain harus keluar. Contoh dari konsep ini saya ambil antara terang dan gelap. Terang lawannya adalah gelap. Agar terjadi gelap maka cahaya harus menghilang, begitu juga sebaliknya agar terjadi terang maka gelap harus pergi. Tapi kalau sama-sama tidak ada yang pergi itu namanya remang-remang.
Dengan prinsip yang sama, kemudian ada satu pertanyaan yang muncul. Pertanyaannya adalah apakah anti atau lawan dari kesuksesan itu? Dengan mengetahui jawaban dari pertanyaan ini harapan saya adalah kita bisa menghilangkan anti sukses itu agar sukses bisa sepenuhnya datang kepada kita.
Mungkin kita berpikir bahwa anti sukses atau lawan dari kesuksesan itu adalah kegagalan. Banyak yang beranggapan kalau kita mau sukses maka gagal harus absen dari kehidupan kita atau kegagalan itu harus pergi jauh dari kehidupan kita.
Namun setelah saya menyelesaikan membaca buku-buku biografi dan tentang perang membangun bisnis yang berdarah-darah, saya menemukan jawaban yang berbeda. Bahwa ternyata anti dari sukses itu bukan kegagalan.
Sebagai contoh Steve Jobs pernah membuat produk gagal salah satunya adalah Apple III. Namun sekarang kita mengenal Steve Jobs sebagai orang yang sukses. Selain Steve Jobs dengan Apple nya, ada juga Microsoft yang gagal dengan Windows Phone-nya, Amazon gagal dengan Fire Phone-nya , namun bisa kita lihat hingga saat ini, mereka yang pernah gagal secara dramatis kini masuk dalam daftar orang atau perusahaan terkaya di dunia.
Prinsip ini juga berlaku dalam kehidupan pribadi saya dan teman-teman sayai. Semua teman-teman saya yang kita kenal sebagai advertiser, juga pernah gagal, rugi atau boncos. Hal ini dikarenakan kegagalan adalah bagian dari perjalan menuju sukses. Terkadang kegagalan memberikan pelajaran mendalam pada bisnis yang kita jalankan. Dan pelajaran ini tidak bisa kita temukan di bangku kuliah, seminar atau workshop sekalipun.
Kegagalan juga bukan merupakan sebuah hasil akhir. Tetapi kalau seseorang berhenti karena gagal maka itulah sebenarnya hasil akhir. Jadi bisa kita katakan bahwa seseorang itu tidak sukses bukan karena gagal, tetapi dia tidak sukses karena berhenti mencoba dan berhenti berusaha memperbaiki kegagalannya.
Kegagalan itu bersifat sementara atau tetap tergantung pada diri kita sendiri. Kalau kita gagal kemudian bangkit, gagal lagi lalu bangkit lagi maka suatu saat akan pasti akan menemukan kesuksesan yang kita harapkan.
Lantas apa sebenarnya lawan dari kesuksesan kalau bukan kegagalan? Menurut saya, lawan dari dari kesuksesan adalah mediocrity. Konsep ini saya dapatkan dari sebuah buku yang berjudul Mad Genius karya Randy Gage.
Lalu apa itu mediocrity? Mediocrity adalah biasa-biasa saja atau sedang-sedang saja. Inilah yang harus pergi kalau kita ingin sukses. Bukan kegagalan yang harus pergi.
Ini bisa kita lihat dari para hafidz atau penghafal al qur’an. Dalam menghafal Qur’an tentunya porsi dan tekniknya berbeda dengan kita yang biasa-biasa saja. Mereka para hafidz setiap saat membaca, mengulangi hafalan Qur’annya dan ini berlangsung setiap hari.
Kalau konteksnya di bisnis mungkin belajar Facebook Ads bisa menjadi contohnya. Kalau Anda ingin sukses di Facebook Ads maka Anda juga harus berjuang keras untuk memahami angka dan data, belajar copywriting, belajar ilmu komunikasi dan lain sebagainya yang porisinya harus lebih banyak dari orang lain.
Selama Anda melakukan sesuatu hal secara biasa-biasa saja, Anda tidak akan mencapai kesuksesan yang Anda harapkan. Tapi kalau yang Anda lakukan masih biasa-biasa saja dan sukses maka bersyukurlah karena itu adalah kemudahan dari Allah untuk Anda.
Saya pribadi untuk keluar dari mediocrity adalah dengan mengirimkan 300 email dalam setahun. Kalau saya hanya mengirimkan email satu kali seminggu atau sama frekuensinya dengan kompetitor, maka mungkin KIRIM.EMAIL tidak akan seperti sekarang ini.
Untuk mendapatkan hasil yang luar biasa dan eksponensial maka usahanya juga harus di luar kebiasaan orang pada umumnya. Pesan saya kalau Anda ingin menumbuhkan bisnis 10x lebih besar maka Anda harus bisa melakukan 10x lebih dari orang lain. Dengan menghindari menjadi orang biasa-biasa saja Insya Allah akan mendapatkan hasilnya.
Saya Fikry Fatullah dari KIRIM.EMAIL. Terima kasih sudah menyimak episode kali ini sampai akhir. Dan Anda bisa menggunakan kode kupon KEPO untuk mendapatkan diskon 10% berlangganan di KIRIM.EMAIL.
Dengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast langsung dari HP Anda
Agar tidak ketinggalan update episode terbaru KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast, Anda bisa men-download dan mendengarkannya langsung melalui HP Anda, caranya:
- Jika Anda pengguna Android, ikuti tutorialnya disini >> http://kirim.email/kepo-android
- Jika Anda pengguna iPhone, iPad, iPod Touch, MacBook, iMac, Anda bisa langsung mendengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast melalui iTunes, klik disini >> http://kirim.email/kepo-itunes
- Atau Anda bisa langsung mendengarkan seluruh episodenya melalui browser HP Anda di >> http://kepo.blog.
- KEPO 113: Kenapa Kita Tetap Harus Membuat Rencana Walau Rencana Sebelumnya Gagal Terus Menerus - December 7, 2024
- KEPO 112: Marketing Dalam 17 Menit - October 12, 2024
- Shopee, Telegram, Jet Pribadi, dan Kemandirian Usaha - August 27, 2024