fbpx

Jam Marathon

Bismillah…

Catatan: Tulisan ini berasal dari dokumen internal di KIRIM.EMAIL. Saya mempublikasi ke publik beberapa kode etik didalam KIRIM.EMAIL yang kami sebut dengan: Fundamental Operasional, atau FO. Anda bisa membaca FO yang lain di sini.

Eliud Kipchoge mengukir sejarah sebagai orang pertama yang berhasil menyelesaikan Full Marathon (sejauh lebih dari 42 KM) dalam waktu di bawah 2 jam. Catatan waktunya adalah: 1 Jam, 59 Menit, 40 detik.

Untuk menjadi pemegang rekor dunia, ia hanya perlu lari lebih cepat 20 detik dari jadwal yang ditetapkan (2 jam).

20 detik yang terkesan sepele, tapi namanya diingat diseluruh dunia karenanya. 20 detik, yang banyak orang tidak bisa melakukannya.

Untuk lebih cepat 20 detik itu, ia harus latihan puluhan jam perminggu. Untuk 20 detik itu, ia menjalankan diet yang kebanyakan orang tidak mau melakukannya. Untuk 20 detik itu ia memliki sikap mental yang kebanyakan orang tidak memilikinya.

Ia tidak latihan untuk hadir ontime di garis finish, ia latihan untuk bisa hadir lebih cepat dari ontime. Karena ontime berarti telat.

Dan persiapan adalah kata kuncinya, agar bisa hadir lebih cepat dari ontime.

Jam Karet

Di Indonesia ada istilah: jam karet.

Saya tidak tahu darimana asalnya, tapi yang lebih parah adalah seberapa banyak yang melakukannya.

Begitu banyaknya kah hingga jadi membudaya? Hingga ada satu istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagian dari budaya tersebut.

Karet itu elastis, jam karet secara tidak langsung berarti, waktu kehadiran seseorang itu elastis. Dalam hal ini, elastis yang dimaksud itu lebih lambat dari jadwal, alias molor.

Jangan mentoleransi jam karet. 1 detik yang terlewat tidak bisa kita kembalikan berapapun harta dan ilmu yang kita miliki.

Jangan mentolerir jam karet ke diri sendiri, dan jangan mentolerir jam karet ke orang lain. Jika seseorang itu telat ingatkan. Ingatkan yang baik.

Mayoritas yang saya ingatkan tentang jam ini menerima nasihat saya, dan hadir relatif lebih tepat waktu pada kesempatan meeting atau pertemuan berikutnya. Tapi kuncinya adalah: Kita harus hadir lebih cepat dari jadwal. Jika tidak, segala nasihat kita akan sia-sia. Kuncinya di diri sendiri. Contoh adalah nasehat terbaik.

Agar bisa ontime, harus ada persiapan. Dan nasihat kita bisa menjadi persiapan baginya untuk hadir lebih ontime kedepannya.

Tidak closing bisa diganti, tapi tidak ontime bahaya menanti. Jangan ragu menasehati untuk hadir lebih cepat. Nasehati yang baik. Dampak dari nasehat ini bukan hanya untuk kita.

Jika kita menasehati cukup banyak orang, mungkin kita bisa membantu menghilangkan budaya jam karet ini.

Tujuan lain menasehati orang lain adalah untuk mengkondisikan lingkungan kita untuk hadir lebih cepat dari ontime, karena itu akan ikut membiasakan kita untuk hadir lebih cepat dari ontime.

Ontime itu telat.

Ontime itu telat

Lebih cepat dari ontime, akan membuat kita terlihat lebih siap.

Lebih cepat dari ontime, akan membuat kita terlihat menghargai waktu lawan bicara kita.

Jangan pernah ontime, ontime itu telat.

Datanglah seperti pelari marathon, walaupun hanya selisih 20 detik, kita tetap datang duluan dari yang lain. Pelari marathon tidak ingin hadir ontime di garis finish. Untuk apa?

Segala persiapannya akan sia-sia jika iya “hanya” hadir ontime di garis finish.

Biasakan melihat Zoom kosong (atau belum diberikan akses) karena pertama hadir di Zoom. Biasakan melihat meja makan kosong karena jadi yang pertama hadir di meja makan (saat meeting di tempat makan.) Biasakan berada di ruang meeting kosong karena jadi yang pertama hadir di kantor (saat meeting di kantor).

Saat kita datang dan orang lain belum hadir, jangan menunggu, tapi rayakan. Rayakan bahwa ini adalah kemenangan karena kita hadir lebih dulu.

Atau, daripada merayakan, lebih bagus bersiap, alias: soundcheck.

Soundcheck

Dalam seminar, biasanya ada soundcheck. Tapi walaupun namanya “soundcheck”, biasanya yang di cek adalah seluruh peralatannya bukan hanya sound (suara.)

Kabelnya, mic-nya, lampunya, layarnya, beberapa orang malah melatih materi presentasinya saat soundcheck.

Soundcheck adalah persiapan akhir sebelum “manggung.”

Mayoritas meeting kita terjadi online melalui video call. Datang lebih awal, lakukan soundcheck. Cek suara kita, cek slide kita, cek transisi antara layar, tutup bagian-bagian layar yang tidak seharusnya terlihat lawan bicara, cek laptop, cek alat tulis jika dibutuhkan, bersihkan whiteboard, dll.

Semakin bagus persiapan kita, maka kita akan semakin terlihat efortless, atau seperti tidak berusaha atau berjuang. Dan tidak ada yang lebih merusak meeting daripada seseorang yang berjuang dengan peralatannya, dengan audionya, dengan jaringannya. Tidak ada yang perlu melihat kita berjuang. Buat semuanya kelihatan mudah.

Jangan jadi perusak meeting. Bersiap. Soundcheck.

Dan kita tidak bisa soundcheck kalau tidak hadir lebih cepat. Jadi, gunakan jam pelari marathon. Dimana mereka ingin waktu yang hadir di jam mereka lebih cepat dari orang lain, lebih cepat dari kemarin.

Ada yang tidak bisa kita kendalikan

Hadir lebih awal juga memberikan kita ruang untuk improvisasi jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Improvisasi akan butuh waktu.

Jalanan macet? ada waktu improvisasi. Jaringan internet putus? Ada waktu improvisasi.

Hadir lebih cepat adalah fleksibilitas. Semakin cepat kita hadir, semakin banyak jeda waktunya, maka akan semakin banyak hal yang bisa kita improvisasi.

Fleksibilitas dan perisapan adalah satu-satunya senjata kita untuk melawan sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan.

Gunakan jam pelari marathon karena di jamnya, ontime itu telat.


Itulah salah satu FO yang bisa saya bagikan untuk saat ini. Prinsip utama kami, atau motto dalam bekerja adalah:

Bekerjalah dari tempat yang membuatmu bahagia.

Jika Anda ingin mempelajari bagaimana membangun budaya perusahaan, terutama untuk tim yang bekerja dari lokasi yang tidak sama dengan Anda, Anda bisa pelajari caranya melalui kelas Online yang saya buat di UTAS DISINI:

Detailnya di sini :

Jam Marathon - 3

Sampai ketemu di Kelas. insyaAllah.

Anda ingin membaca FO lain dari KIRIM.EMAIL? Balas tulisan ini dengan mengatakan: “Saya mau FO yang lain” pada kotak komentar di bawah ini.

-Fikry

Fikry Fatullah

1 thought on “Jam Marathon”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *