fbpx
Frekuensi Iklan Facebook

Frekuensi Iklan Facebook

Beberapa kali saya mendapatkan pertanyaan tentang frekuensi iklan Facebook harus tayang. Frekuensi iklan di sini maksudnya adalah berapa kali iklan tersebut dilihat oleh individu sampai akhirnya dia melakukan aksi atau konversi yang kita inginkan.

Ini sama halnya dengan melakukan follow up melalui email. Bedanya konteksnya di sini adalah tentang Facebook Ads.

Terkait frekuensi mengirimkan email yang ideal pernah kami bahas dalam artikel yang berjudul Seberapa Sering Anda Harus Mengirim Email?

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat melihat kembali data-data iklan saya serta mencari referensi dari luar tentang frekuensi iklan. Hasilnya saya menemukan beberapa fakta menarik yang akan saya bagikan di sini.

Just do it. Bagi Anda penggemar sepatu mungkin sudah tidak asing lagi dengan tagline just do it ini. Tagline ini begitu melekat dengan sebuah merek bernama Nike. Ketika orang membaca just do it, secara otomatis pikiran kita langsung terhubung dengan Nike. Begitu juga ketika menyebut Nike akan terbayang tagline nya yaitu just do it.

Namun dibalik itu tahukah Anda jika tag line just do it ini sudah ada dan sering diulang-ulang di berbagai media selama 28 tahun? Mungkin frekuensi muculnya tagline just do it sudah tidak bisa kita hitung lagi. ini berdampak pada persepsi orang saat membacanya. Sehingga dari kasus just do it ini bisa kita simpulkan bahwa semakin banyak dan semakin lama frekuensi iklan kita tayang, maka akan semakin efektif terhadap brand yang kita milik.

BACA JUGA :   Tips Facebook Marketing Saat Anda Tidak Punya Cukup Banyak Anggaran

Tidak hanya itu, Thomas Smith seorang penulis buku yang judulnya Successful Advertising, menyebutkan seperti ini :

  1. The first time people look at any given ad, they don’t even see it.
  2. The second time, they don’t notice it.
  3. The third time, they are aware that it is there.
  4. The fourth time, they have a fleeting sense that they’ve seen it somewhere before.
  5. The fifth time, they actually read the ad.
  6. The sixth time they thumb their nose at it.
  7. The seventh time, they start to get a little irritated with it.
  8. The eighth time, they start to think, “Here’s that confounded ad again.”
  9. The ninth time, they start to wonder if they’re missing out on something.
  10. The tenth time, they ask their friends and neighbours if they’ve tried it.
  11. The eleventh time, they wonder how the company is paying for all these ads.
  12. The twelfth time, they start to think that it must be a good product.
  13. The thirteenth time, they start to feel the product has value.
  14. The fourteenth time, they start to remember wanting a product exactly like this for a long time.
  15. The fifteenth time, they start to yearn for it because they can’t afford to buy it.
  16. The sixteenth time, they accept the fact that they will buy it sometime in the future.
  17. The seventeenth time, they make a note to buy the product.
  18. The eighteenth time, they curse their poverty for not allowing them to buy this terrific product.
  19. The nineteenth time, they count their money very carefully.
  20. The twentieth time prospects see the ad, they buy what is offering.

BACA JUGA :   Tips Memilih Selebgram Yang Tepat Untuk Meningkatkan Penjualan Anda

Intinya adalah seseorang butuh setidaknya 20 kali melihat iklan sebelum akhirnya dia melakukan pembelian. Yang pertama kali dia melihat iklan, kemudian bertemu lagi dengan iklan yang sama namun tidak menyadarinya, berlanjut iklan tersebut membuatnya penasaran sampai pada akhirnya dia membeli produk yang diiklankan tersebut.

Uniknya buku Successful Advertising ini ditulis pada tahun 1885 (134 tahun yang lalu) dan menurut saya ini masih cukup relevan dengan pola berpikir manusia saat ini terhadap iklan.

Dari 2 fakta di atas, jika konversi Anda dari beriklan belum terlalu banyak, maka ulangi lagi iklannya dalam berbagai angle. Misalnya Anda mengiklankan iPhone. Iklan 1 anglenya adalah kamera. Iklan 2 anglenya adalah game dengan iPhone, iklan 3 anglenya adalah produktivitas, dan seterusnya.

Tujuannya membuat iklan dari berbagai angle adalah membuat orang yang melihat iklan tersebut merasa tidak terganggu dengan iklan yang tayang.

Kemudian jika di dalam Facebook Ads bagaimana? Massimo Chieruzzi, CEO Adespresso mengatakan bahwa ketika frekuensi iklan sudah menunjukkan tayang sebanyak 5x maka biaya iklannya akan semakin mahal. Ketika sudah mencapai kondisi ini maka dia akan mematikan iklannya dan menggantinya dengan angle yang berbeda. Selain itu sangat dimungkinkan untuk mengganti target audiencenya yang mirip dengan audience sebelumnya.

Namun ada juga teman saya juala sepatu yang beriklan di Facebook Ads yang frekuensi iklannya sudah menunjukkan angka 13 dan iklannya masih terus jalan. Dia bilang saat mencapai frekensi iklan di angka 13 ini setelahnya itu baru closingnya banyak.

BACA JUGA :   5 Cara Jualan di Instagram Untuk Pemula

Sedangkan pada email, berdasarkan pengalaman saya pribadi, akan terjadi transaksi pada email ke 4 atau ke 5. Bagi Anda yang khawatir terlalu sering mengirimkan email dan takut dianggap spam, Anda perlu mengubahnya. Email dianggap spam itu karena isinya memang spammy. Tetapi jika email yang Anda kirimkan tidak spammy, punya value dan menulis email dari hati maka tidak akan dianggap spam.

Terkahir yang paling penting adalah frekuensi iklan ini hanya sebagai alat ukur saja. Yang jadi acuan adalah profit. Kalau iklan frekuensi tayangnya baru 3x tapi sudah tidak profit lebih baik matikan dan ganti dengan angle berbeda. namun jika frekuensinya sampau 15x tetapi masih tetap profit maka Anda bisa melanjutkan iklan tersebut.

Fikry Fatullah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *