fbpx
Tuntas Menyeluruh

Tuntas Menyeluruh

Bismillah…

Catatan: Tulisan ini berasal dari dokumen internal di KIRIM.EMAIL. Saya mempublikasi ke publik beberapa kode etik didalam KIRIM.EMAIL yang kami sebut dengan: Fundamental Operasional, atau FO. Anda bisa membaca FO yang lain di sini.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Tuntas artinya: Selesai secara menyeluruh. Atau selesai dengan sempurna.

Tuntas menyeluruh bisa diartikan setuntas-tuntasnya.

Dalam hal ini artinya, jika tuntas itu konteksnya ke pekerjaan yang dikerjakan sendiri, sedangkan menyeluruh konteksnya adalah efek dari hasil kerja kita terhadap orang lain.

Kita tidak bekerja dalam ruang vakum. Apapun yang kita lakukan akan memiliki dampak ke orang lain, terutama rekan kerja kita.

Tuntas di Kita, Tuntas di Tetangga

Dalam konteks komunikasi hubungan kerja, secara prinsip, rekan kerja kita dalam hal ini akan seperti tetangga. Karena walaupun kita TIDAK mengerjakan sesuatu bersamaan, efeknya akan tetap dirasakan oleh rekan kerja kita.

Ada perubahan di fitur atau di proses dalam aplikasi? Maka dokumentasi seperti tutorial harus diganti.

Ada perubahan kebijakan di sisi legal? Maka tim marketing, desainer, dan UI, harus ikut membantu komunikasi.

Tidak ada pekerjaan yang berdiri sendiri. Operasional, marketing, finance, HRD, semua akan terhubung, semua akan terkena dampak dari hasil pekerjaan antara satu dan yang lainnya.

Dan “hubungan antar tetangga” ini memiliki dampak yang sama dengan hasil kerja itu sendiri. Bahkan dalam beberapa kasus, hubungan ini lebih penting daripada hasil kerja itu sendiri.

Produk yang tidak dikomunikasikan (marketing) dan disupport kemungkinan tidak akan digunakan. Puluhan jam kerja yang dituangkan dalam pengembangan produk bisa jadi sia-sia.

Inilah pentingnya bekerja tuntas dan menyeluruh. Karena tuntas saja tidak cukup.

Bagaimana caranya?

Cara terbaik untuk menjelaskan ini adalah dengan menceritakan kisah Budi si developer front-end. Ini runutan pekerjaan Budi:

  • Budi menerima tugas untuk mengubah tampilan fitur lama agar lebih segar.
  • Saat mengerjakan fitur baru ini, budi melihat bahwa beberapa hal di dokumentasi harus di update. Budi lalu membuat catatan untuk memberitahu tim dokumentasi tentang hal ini nanti.
  • Apakah budi langsung bekerja? Belum, ia meng-konfirmasi ke tetangga yang lain (dan atasannya tentu saja), bahwa ia sudah memahami apa yang harus dia kerjakan.
  • Budi lalu mulai bekerja.
  • Budi menulis catatan harian setiap sore hingga pekerjaannya selesai. Ini penting agar tetangga yang lain mengetahui perkembangan pekerjaan Budi sudah sampai mana.
  • Setelah 2 minggu, tampilan fitur baru yang segar siap untuk diujicona. Apakah pekerjaan Budi selesai? Belum. Ia harus memberitahu tim pengujicoba untuk mencoba hasil kerjanya.
  • Apakah pekerjaan Budi selesai? Belum, ia masih harus memberitahu tim dokumentasi tentang perubahan di point kedua di atas, dan update tampilan
    baru. Dari sini ini menjadi urusan tim dokumentasi.
  • Apakah pekerjaan Budi sudah selesai? Belum, ia masih harus menyesuaikan feedback yang ia dapatkan dari tim pengujicoba setelah selesai diujicoba.
  • Apakah pekerjaan Budi sudah selesai? Belum, ia harus berkoordinasi dengan tim marketing, agar tim marketing bisa menyusun campaign peluncuran tampilan baru di fitur ini. Dari sini ini sudah menjadi urusan tim marketing.
  • Apakah pekerjaan Budi sudah selesai? Belum, ia harus mengedukasi tim support tentang perubahan tampilan yang ia lakukan. Ini agar jika ada pengguna yang bertanya, tim support bisa merespon dengan baik. Dari sini ini sudah menjadi urusan tim support.
  • Apakah pekerjaan Budi sudah selesai? Belum, ia masih harus “bersih-bersih” seperti menandai checklist, melaporkan hasil kerja ke atasan, memeriksa apakah ada pekerjaan dari tetangga-nya yang bisa ia bantu tuntaskan, dll.

Catatan: Komunikasi ke marketing dan support bisa saja digabung jadi satu. Namun di sini sengaja dipisah agar aktivitas Budi jadi lebih jelas.

Akhirnya pekerjaan Budi selesai, selanjutnya? Ia menerima tugas baru (yang artinya mengulangi proses diatas dari awal), dan ia bersiap menerima feedback dari penggunaan fitur-nya di dunia nyata.

Perhatikan bagaimana Budi memberitahu tetangga-nya, walaupun di beberapa hal itu bukan ranahnya. Tapi karena hasil pekerjaannya memiliki dampak ke orang-orang di sekelilingnya, maka ia ikut membantu berkomunikasi dengan tetangga-nya.

Tidak cukup hanya bekerja dengan cerdas dan tuntas. Ingat, kita tidak bekerja dalam ruang vakum. Pekerjaan kita dan semua yang terdampak harus selesai secara menyeluruh.

Kunci Keberhasilan

Agar ini bisa berjalan dengan mulus, kuncinya ada dua:

  • Peduli.
  • Niat bersedekah.

Peduli artinya kita peduli dengan apa yang terjadi di sekeliling kita, apa yang menjadi hak tetangga kita, dll.

Pada akhirnya, semua ini akan kembali ke kita sendiri. Seperti yang sudah dibahas di awal, bahwa semua didalam perusahaan itu terhubung. Jadi jika ada satu hak yang tidak kita tunaikan, ujungnya akan kembali ke kita.

Niat bersedekah artinya membantu menghilangkan apa yang menjadi hambatan dijalan. Terutama jalan yang banyak dilalui orang lain.

Bisa jadi itu bukan hambatan bagi kita, tapi bisa berarti sangat besar bagi orang lain.

Hak Tetangga

Tulisan ini saya tutup dengan pengingat akan pentingnya menjaga hak tetangga.

Dari Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

“Jibril terus menerus mewasiatkan kepada ku untuk berbuat baik terhadap tetangga, sampai-sampai aku mengira tetangga juga akan mendapatkan harta waris.”

Sumber : Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5556 – Kitab Adab.

Jadi, jaga hak tetangga kita. Bekerjalah secara tuntas dan menyeluruh.


Jika Anda ingin mempelajari bagaimana membangun budaya perusahaan, terutama untuk tim yang bekerja dari lokasi yang tidak sama dengan Anda, Anda bisa pelajari caranya melalui kelas Online yang saya buat di UTAS DISINI:

Detailnya di sini :

Tuntas Menyeluruh - 1

Sampai ketemu di Kelas. insyaAllah.

Fikry Fatullah
Latest posts by Fikry Fatullah (see all)

1 thought on “Tuntas Menyeluruh”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *