fbpx

Metrik Alternatif Selain Email Open Rate

Email open rate mungkin menjadi salah satu metrik favorit bagi para email marketer. 

Bagaimana tidak, metrik yang membandingkan antara jumlah email yang dibuka dengan email yang dikirimkan ini menjadi salah satu indikator keberhasilan sebuah kampanye email marketing.

Tapi sayangnya, sebentar lagi email open rate mungkin tidak akan lagi menjadi indikator keberhasilan email marketing. Terutama untuk perangkat yang menggunakan sistem operasi buatan Apple.

Hal ini dipicu dari kebijakan Apple yang ingin melindungi privasi dan keamanan penggunanya, melalui update iOS 15 pada akhir September 2021 yang lalu. 

Kemungkinan besar, kebijakan serupa juga akan diikuti oleh Google. Terbukti saat ini Google sudah berencana untuk membatasi tracking iklan Facebook di perangkat Android.

Terkait hal tersebut Fikry Fatullah, Founder KIRIM.EMAIL sudah menulis tentang bagaimana pengaruh kebijakan Apple tersebut di Indonesia dan apa yang harus dilakukan oleh para marketer. Untuk mempelajarinya Anda bisa membaca tulisan yang berjudul iOS 15 Dan Malapetaka Email Open Rate?

Metrik Alternatif Selain Email Open Rate

Namun begitu, pembatasan terhadap tracking email open rate bukan berarti kiamat untuk email marketing. Masih ada banyak metrik yang bisa Kita gunakan untuk mengukur keberhasilan kampanye email marketing. 

Setidaknya ada 5 metrik lain yang bisa menjadi alternatif dari email open rate. Metrik-metrik tersebut antara lain : 

  1. Conversion rate
  2. Sales
  3. Click
  4. Unsubscribe rate
  5. Bounce

Mari Kita bahas satu per satu. 

#1 Form Conversion Rate (FCR)

Metrik alternatif email open rate yang pertama adalah form conversion rate (FCR). 

Form conversion rate adalah perbandingan antara jumlah subscribers dengan jumlah pengunjung form atau landing page. 

Rumusnya adalah :

Form Conversion Rate = (jumlah subscribers/jumlah pengunjung form)*100%

Misalnya jumlah pengunjung form Anda adalah 100. Sedangkan yang terkonversi menjadi subscribers ada 30. Maka form conversion rate nya adalah 30%. 

Semakin tinggi nilai FCRnya maka semakin bagus pula kampanye email marketing yang Anda lakukan. 

Karena nilai FCR yang tinggi itu bisa menandakan 3 hal, yaitu : 

  1. Target pasar yang tepat.
  2. Sumber traffic yang tepat.
  3. Angle/ penawaran yang tepat.

Saat ini di KIRIM.EMAIL sudah ada metrik yang menampilkan FCR secara otomatis. 

Metrik Alternatif Selain Email Open Rate - 3
Form Conversion Rate (FCR)

Metrik tersebut muncul di setiap form atau landing page yang Anda miliki. Sehingga Anda tidak perlu repot-repot lagi menghitung nilai FCR. 

Tidak hanya itu, pada form di KIRIM.EMAIL ada fitur tracking berupa link ID yang bisa dikustomisasi. Sehingga dengan fitur tersebut bisa diketahui sumber trafficnya berasal dari mana. 

Metrik Alternatif Selain Email Open Rate - 4
Customize link tracking ID

#2 Sales

Tujuan para marketer menggunakan email marketing salah satunya adalah untuk mendatangkan sales. 

Secanggih apapun saluran pemasarannya, jika tidak bisa mendatangkan sales maka itu berarti kampanyenya gagal.

Maka dari itu dengan jumlah sales yang berhasil dikonversi, itu bisa menggantikan email open rate sebagai indikator keberhasilan email marketing. 

Email marketing menag tidak bisa mengukur berapa sales yang diperoleh secara otomatis. Tetapi dengan cara berikut ini Kita masih bisa mengukur dan melacak sales melalui email. 

#2.1 Melalui kupon

Cara pertama untuk mengukur sales melalui email adalah dengan menggunakan kupon.

Caranya adalah dengan memberikan kupon khusus dan eksklusif yang berlaku hanya untuk orang-orang yang menerima dan membaca email saja. 

Kupon tersebut tidak untuk disebarkan di saluran pemasaran lainnya. Hanya di email saja. 

Dengan demikian, bisa diketahui berapa persentase konversi sales nya dari sekian subscribers. 

Misalnya jumlah subscribers Anda ada 1000. Sedangkan yang menggunakan kupon khusus ini hanya 10 orang. Itu berarti sales yang terkonversi hanya 1% saja. 

Dari situ bisa Kita simpulkan kampanye email marketingnya berhasil atau tidak. 

#2.2 Melalui Conversion Tracking

Cara kedua untuk mengukur sales melalui email adalah dengan menggunakan conversion tracking. 

Anda bisa menggunakan conversion tracking seperti Google Tag Manager atau Facebook Pixel dan sejenisnya.

Untuk cara penggunaannya sendiri ini butuh keahlian khusus karena berhubungan dengan penempatan kode tracking dan pengaturan di dashboard platform yang Anda gunakan.

Salah sedikit saja kemungkinan besar data-datanya tidak akan muncul. Atau kalaupun muncul data-data yang Anda dapatkan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. 

Kalau Anda tidak mahir menggunakan Google Tag Manager, Anda masih bisa menggunakan form dari KIRIM.EMAIL.

Pada form KIRIM.EMAIL selain menghitung FCR, Anda juga bisa melakukan pelacakan konversi terjadi dari sumber mana saja.

Metrik Alternatif Selain Email Open Rate - 5

Namun secara garis besar, cara kerjanya adalah membandingkan antara jumlah pengunjung di halaman landing page dengan halaman konfirmasi atau halaman terima kasih. 

Pengunjung yang sampai di halaman konfirmasi atau halaman terima kasih ini nantinya akan dihitung sebagai 1 konversi. 

Dari situ Anda bisa mengukur dan menentukan apakah kampanye email marketing yang Anda jalankan berhasil atau tidak. 

Untuk panduan menggunakan pelacakan traffic dan konversi terhadap form atau landing page Anda, silakan klik di sini.

#2.3 Melalui Nomor WA yang berbeda

Cara ketiga untuk mengukur sales melalui email adalah dengan menggunakan nomor WhatsApp yang berbeda dengan nomor WhatsApp yang biasa dipakai oleh tim Anda. 

Misalnya untuk nomor WhatsApp yang biasa dipakai itu berakhiran angka 123. Khusus untuk promosi atau penawaran lewat email, CTA nya diarahkan ke WhatsApp dengan nomor yang berakhiran 000. 

Dengan demikian Anda bisa mengetahui berapa total sales yang terjadi dari email. 

#3 Click Rate

Selain email open rate, metrik primadona para email marketer adalah click rate atau click through rate (CTR). 

Click rate atau CTR dalam konteks email marketing adalah perbandingan antara jumlah aksi klik pada link Call to Action (CTA) dengan jumlah alamat email yang Anda kirimi email.

Rumusnya :

Click rate = (jumlah klik/jumlah penerima email)*100%

Misalnya Anda mengirimkan email ke 250 alamat email. Kemudian yang klik CTA di email Anda ada 25 klik. Sehingga CTR nya adalah 10%. 

CTOR

Supaya tidak bingung, Anda juga perlu mengenal istilah Click to open rate (CTOR).

CTOR ini adalah hasil perbandingan antara jumlah klik CTA pada email dengan jumlah email dibuka. 

Rumusnya :

CTOR = (jumlah klik/jumlah email dibuka)*100%.

Misalnya nilai klik nya adalah 250 klik. Sedangkan nilai open email nya adalah 1000, maka nilai CTOR nya adalah 25%. 

Ke depan metrik CTOR mungkin tidak akan dipakai lagi karena adanya pembatasan privasi pada email.  

Sehingga metrik CTR ini jauh lebih akurat. 

Dengan CTR ini, berapapun yang membuka email tidak akan dihitung oleh sistem. Karena yang akan dibandingkan adalah jumlah penerima emailnya, bukan dari jumlah email yang dibuka. 

Kabar baiknya, di KIRIM.EMAIL setelah Anda mengirimkan broadcast email, Anda bisa langsung melihat berapa click rate/ CTR dari setiap kampanye yang Anda kirimkan tanpa perlu masuk ke menu apapun.

Begitu login Anda akan langsung disuguhkan metrik-metrik yang menjadi indikator keberhasilan email marketing, salah satunya CTR ini. 

Metrik Alternatif Selain Email Open Rate - 6

#4 Unsubscribe Rate

Metrik alternatif email open rate yang keempat adalah unsubscribe rate. 

Unsubscribe rate adalah hasil perbandingan antara jumlah kontak yang melakukan unsubscribe dengan jumlah total kontak yang ada di suatu list. 

Rumusnya :

Unsubscribe rate = (jumlah unsubscribe/jumlah total kontak)*100%

Misalnya Anda punya 300 kontak yang tersimpan di list A. Seiring berjalannya waktu ternyata di laporan menunjukkan ada 60 kontak yang unsubscribe. Sehingga untuk unsubscribe rate nya adalah 60/300 = 0.2. Kalau dikonversi ke persentase maka menjadi 20% untuk unsubscribe rate nya. 

Semakin kecil nilai unsubscribe rate maka semakin bagus email marketing yang Anda jalankan. 

Tetapi jika semakin besar nilainya, maka itu berarti ada yang salah dengan aktivitas email marketing Anda, seperti kualitas list yang buruk, frekuensi pengiriman yang terlalu sering, atau mungkin penawaran Anda yang tidak sesuai dan tidak menarik bagi subscribers.

#5 Bounce rate

Sebelum masuk ke bounce rate, perlu Anda ketahui terlebih dahulu apa itu bounce email. 

Bounce email adalah sebuah email yang tidak dapat dikirim karena satu alasan tertentu dan kembali kepada pengirim (memantul). Bounce email sendiri terbagi menjadi dua kategori yaitu hard bounce dan soft bounce.

  • Hard bounce adalah ‘pantulan’ email yang bersifat permanen. Yang dimana, email tersebut tidak akan pernah sampai kepada penerima. Hal ini dapat terjadi karena alamat email sudah tidak aktif atau juga alamat email invalid. Ataupun penerima email telah memblokir Anda sebagai pengirim.
  • Soft bounce adalah ‘pantulan’ email yang bersifat sementara. Hal ini dapat terjadi ketika kotak masuk email penerima penuh, atau sementara sedang tidak tersedia. Pada soft bounce ini masih dapat memungkinkan email Anda diterima oleh penerima ketika Anda melakukan pengiriman ulang email tersebut.

Sedangkan bounce rate adalah hasil perbandingan antara email yang kembali ke Anda dengan jumlah email yang Anda kirimkan. 

Rumusnya :

Bounce rate = (jumlah email bounce/jumlah email terkirim)*100%

Sebagai contoh, Anda mengirimkan email ke 1000 kontak. Setelah pengiriman sistem menunjukkan ada email yang kembali bounce sebesar 500. Sehingga dari data ini bisa dihitung kalau bounce rate nya sebesar 50%. 

Untuk mengetahui lebih dalam tentang bounce rate dan bagaimana mengetahui berapa bounce rate nya silakan pelajari di sini.

Semakin rendah nilai bounce rate nya maka itu akan semakin bagus untuk kinerja email marketing yang Anda jalankan. Sebaliknya, semakin tinggi nilai bounce rate nya maka itu berbahaya untuk kampanye email marketing Anda.

Jika itu terus Anda biarkan, maka reputasi pengiriman email Anda yang akan terlihat buruk dimata sistem email penerima. Hal terburuknya adalah setiap email yang Anda kirimkan akan selalu ditAndai sebagai spam dan akan selalu masuk ke folder spam. 

Sebagai solusinya Anda bisa mulai meninggalkan form dengan jenis single opt-in dan beralih ke form dengan jenis Magic Opt-In atau Double Opt-In. 

Metrik kualitatif

Selain 5 metrik di atas, untuk menggantikan email open rate, Anda juga bisa menggunakan metrik kualitatif untuk mengukur keberhasilan aktivitas email marketing yang Anda jalankan.

metrik kualitatif berarti tidak menggunakan angka sebagai ukuran, melainkan menggunakan deskripsi atau fakta sebenarnya dalam mengukur keberhasilan email marketing. 

Di dalam metrik kualitatif ini setidaknya ada 3 hal yang bisa Kita gunakan, diantaranya : 

  • email reply
  • pertanyaan yang masuk
  • komplain. 

#1 Email reply

Kta bisa menggunakan email reply atau email balasan untuk mengukur keberhasilan email marketing secara kualitatif. 

Mengapa demikian? Karena di dalam email marketing, email dibalas itu emas. Terlepas balasannya positif atau negatif. 

Karena dengan penerima email membalas email Anda itu berarti mereka peduli dengan pesan yang Anda kirimkan. 

Semakin banyak yang membalas email Anda dan balasannya positif maka akan semakin bagus untuk kampanye dan reputasi pengiriman email Anda. 

Hal ini dikarenakan email balasan itu memberikan sinyal kepada Gmail atau layanan email lainnya untuk mengenali dan menAndai bahwa email tersebut penting untuk penerima. 

Jika email nya saja sudah dianggap penting, maka ini juga akan berdampak dengan alamat email yang Anda gunakan untuk mengirim email. 

Sehingga setiap kali Anda mengirimkan email dengan alamat email tersebut, akan diprioritaskan oleh sistem untuk masuk ke Primary, bukan ke Spam. 

Dengan demikian hal itu akan mempengaruhi tingkat pengiriman kedepannya.

Sayangnya, sampai saat ini belum ada alat untuk mengkonversi kualitas email balasan menjadi metrik yang bisa dihitung. 

#2 Pertanyaan yang masuk

Ini masih berhubungan dengan email reply atau email balasan. Bedanya terletak pada konten balasannya. 

Untuk metrik kualitatif yang kedua ini konten balasannya berupa pertanyaan. 

Ada kalanya email promosi yang Anda kirimkan itu penawarannya tidak mudah untuk dipahami. Sehingga orang yang membacanya menjadi bingung, padahal dia tertarik dengan penawaran Anda. 

Jika sampai orang tersebut membalas email dan menanyakan tentang penawaran Anda maka ini bisa menjadi sebuah indikator keberhasilan email marketing. 

#3 Komplain

Untuk mengukur keberhasilan email marketing secara kualitatif yang terakhir adalah komplain. 

Kalau ada banyak email balasan tetapi berupa komplain hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah bersyukur. Karena email dibalas itu emas. 

Setelahnya Anda bisa merespon komplain yang masuk dengan bijak dan memberikan solusi terbaik untuk mereka. Komplain itu tidak seharusnya dihindari. Malahan komplain itu merupakan feedback terbaik terhadap layanan atau produk yang Kita jual sehingga bisa menjadi input untuk perbaikan kedepannya. 

Itulah 8 metrik alternatif selain email open rate yang bisa Kita gunakan untuk mengukur keberhasilan email marketing. 

Mudah-mudahan bermanfaat dan sampai bertemu di artikel selanjutnya. Jika ada pertanyaan terkait topik ini silakan tinggalkan pada kotak komentar di bawah ini. 

Muhammad Sholeh

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *