fbpx

Hard Selling vs Sales Funnelling : Mana Yang Lebih Baik Untuk Jualan Di Media Sosial?

Semenjak adanya media sosial seperti Facebook dan Instagram, menjual barang atau jasa terasa jadi lebih mudah.

Anda tidak perlu keluar rumah atau kantor untuk bertemu dengan calon pembeli. Anda juga tidak perlu keluar biaya yang mahal untuk cetak brosur, pasang banner di pinggir jalan hingga pasang iklan di surat kabar. Dan hebatnya lagi, produk atau jasa Anda tidak hanya menjangkau satu kota, melainkan seluruh dunia.

Semua itu bisa Anda lakukan hanya dengan duduk di rumah atau kantor. Cukup buat akun Facebook atau Instagram, lakukan update status atau konten dan tahu-tahu rekening Anda akan bertambah saldonya tanpa perlu harus melakukan hal-hal yang menguras tenaga.

Hard Selling di Media Sosial

Dalam berjualan di media sosial, kami sering sekali menemukan orang-orang yang cara jualannya menggunakan metode hard selling.

Metode hard selling adalah cara jualan secara terang-terangan atau to the point. Sangat jelas kalau memang dia sedang jualan sesuatu. Jelas apa produk yang dijual, berapa harganya dan bagaimana cara mendapatkannya.

Ciri yang paling menonjol adalah hampir semua status atau kontennya isinya produk jualan semua. Tidak diselingi dengan konten-konten yang variatif dan bermanfaat. Bahkan dia juga memanfaatkan Facebook Grup untuk mempromosikan produk jualannya.

Sales Funneling di Media Sosial

Di sisi lain, kami juga kadang bertemu dengan orang-orang jualan di media sosial dengan cara elegan. Artinya mereka juga jualan tetapi isinya tidak hard selling semua. Mereka juga membagikan konten-konten yang bermanfaat seperti tips dan trik, tutorial dan konten yang menghibur di samping konten jualannya.

Tidak hanya itu, penjual yang menggunakan sales funnelling ini biasanya melakukan proses penjualannya secara bertahap.

Awal mulanya mereka berbagi konten bermanfaat yang bersifat umum di statusnya. Orang-orang yang melihat konten ini dan membacanya ini disebut sebagai audience.

Kemudian untuk topik-topik yang lebih spesifik, mereka akan menggunakan channel khusus seperti Facebook Grup, Telegram Channel, WhatsApp Group atau yang lebih fleksibel menggunakan email list atau email newsletter.

Orang-orang yang tergabung di channel khusus ini disebut sebagai leads. Tujuan pembuatan channel khsusus ini adalah untuk memisahkan antara audience dengan leads.

Setelah leads terkumpul maka mereka baru akan gencar melakukan hard selling pada leads yang mereka miliki. Sehingga hard sellingnya diterapkan pada kondisi pikiran yang berbeda.

Mana Yang Lebih Baik Untuk Jualan Di Media Sosial? Hard Selling atau Sales Funneling?

Di atas Anda sudah mendapatkan gambaran tentang bagaimana jualan secara hard selling dan juga jualan dengan sales funneling di media sosial.

Lalu pertanyaannya, manakah yang lebih baik untuk jualan di sosial media? secara hard selling atau dengan menggunakan sales funneling?

Menurut kami jualan secara hard selling di media sosial adalah halal dan sah-sah saja. Tidak ada yang salah dengan jualan secara hard selling di media sosial. Toh jualan dengan sales funneling ujung-ujungnya juga hard selling.

Selama tidak melakukan spamming dan promosi brutal yang mengganggu banyak orang, kami rasa tidak ada masalah dengan hard selling.

Keuntungan menggunakan hard selling itu adalah Anda tidak perlu memikirkan strategi. Anda hanya perlu upload produk, berikan caption dan harga yang jelas dan tinggal tunggu respon dari pembeli. Selesai.

Kalau brand Anda sudah dikenal, produk yang Anda jual dibutuhkan oleh banyak orang dan penawaran Anda sesuai dengan target market Anda, maka tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan transaksi dengan cara hard selling ini.

Tetapi kalau audience Anda belum kenal siapa Anda, belum tahu manfaat dan kualitas dari produk yang Anda jual, maka jualan secara hard selling tidak akan terlalu efektif.

Maka dari itu Anda perlu melakukan sales funnelling saat berjualan di media sosial. Brand-brand besar yang saat ini terkenal, awal mulanya juga melakukan hal ini. Mereka membangun awareness dari audience terlebih dahulu.

Baru kemudian mereka mengaktivasi audience menjadi leads melalui funneling berikutnya lewat channel khusus seperti Facebook Group, email list dan lain sebagainya.

Dan berdasarkan pengamatan kami, dari sisi omset dan jumlah transaksinya, orang-orang yang menjalankan sales funneling mendapatkan hasil yang jauh lebih banyak daripada yang hanya melakukan hard selling saja.

Jadi mau pilih yang hard selling saja atau mulai menjalankan sales funneling? Kepeutusan tetap pada Anda.

Belajar Sales Funneling

Setelah membaca penjelasan di atas, mungkin Anda mulai tertarik untuk belajar tentang apa itu sales funnel dan bagaimana menerakannya pada bisnis Anda.

Jika demikian adanya, Anda tidak perlu khawatir karena kami ada beberapa materi tentang sales funnel yang bisa Anda pelajari hanya dengan selembar kertas.

Untuk mendapatkan materinya Anda tidak perlu mengeluarkan uang sedikitpun. Anda hanya perlu menuliskan alamat email Anda pada form yang tersedia, dan materinya akan kami kirimkan melalui email secara bertahap.

Untuk mulai belajar tentang sales funnel silakan klik tombol di bawah ini.

Demikian tulisan tentang hard selling vs sales funneling untuk Anda yang jualan di media sosial. Mudah-mudahan bermanfaat dan sampai bertemu di artikel berikutnya.

Muhammad Sholeh

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *