fbpx

Episode 26 – Sisi Gelap Google Analytics

Selamat datang kembali di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast bersama saya Fikry Fatullah. Pada episode ini saya akan sedikit membahas tentang sebuah analytics tools yang bernama Google Analytics.

Jadi begini, beberapa minggu yang lalu saya baru saja mengikuti sebuah workshop tentang Google Analitycs langsung dari Google Partner. Dalam workshop tersebut saya banyak sekali mendapatkan pembelajaran mengenai bagaimana menggunakan dan membaca data di Google Analytics sampai membuat keputusan yang tepat berdasarkan data yang ada.

Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang

Dan di akhir workshop ada ujian sertifikasinya. Untuk menguji seberapa jauh saya memahami Google Analytics saya putuskan untuk mengikuti ujian sertifikat tersebut dan hasilnya Alhamdulillah LULUS. Dari sini saya mendapatkan sebuah penghargaan berupa predikat Google Analytics Certified atau orang yang mempunyai sertifikat Google Analytics resmi dan diakui.

Sepulang dari workshop tersebut saya tidak tinggal diam. Saya luangkan waktu untuk membuka lagi semua data-data blog pribadi dan website KRIM.EMAIL di akun Google Analytics. Makin ke sini saya semakin paham bagaimana cara kami di KIRIM.EMAIL melakukan campaign berdasarkan data dari Google Analytics.

Namun tidak hanya itu saja yang saya dapatkan dari Google Analytics. Setelah saya mengulik data-data yang ada, saya menemukan sebuah sisi gelap yang mungkin belum banyak orang mengetahuinya. Dan pada KEPO-KIRIM.EMAIL Episode 26 ini secara khusus saya akan membahasnya untuk kita semua.

Disclaimer

Sebelum saya lanjutkan ada disclaimer kenapa saya mengungkap sisi gelap Google Analytics ini. Saya tidak membenci Google Analytics karena saya dari tim di KIRIM.EMAIL juga menggunakannya sebagai tools analytics utama. KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 26 ini sebagai media untuk saling mengingatkan terutama diri saya pribadi bahwa saya pernah membahas ini.

Kelebihan Google Analytics

Sebelum saya bahas lebih lanjut tentang sisi gelap Google Analytics, supaya fair dan berimbang maka saya juga akan membahas kelebihan dari Goggle Analtycs terlebih dahulu. Setidaknya ada 3 kelebihan Google Analtics yang akan kita bahas, diantaranya :

  1. Gratis
  2. Bisa mengukur sampai kedalaman yg sangat detil.
  3. Bisa diadopsi ke operasional bisnis.

[1] Gratis

Kelebihan utama dari Google Analytics yang pertama adalah gratis. Diluar sana ada banyak tools analytics yang sekelas dengan Google Analytics seperi Hotjar dan KISSMetric. Hanya saja jika Anda bandingkan harganya, akan terlihat sangat kontras. Untuk harga berlangganan Hotjar dan KISSMetric yang paling murah masih diatas $30. Sedangkan bila Anda menggunakan Google Analytics dengan segudang fiturnya, Anda tidak perlu mengeluarkan uang sedikitpun untuk bisa mengaksesnya. Namun bila itu masih juga kurang, Anda bisa berlangganan fitur premium yang bernama Google Analytics 360.

[2] Bisa Mengukur Sampai Kedalaman Yang Sangat Detil

Dengan Google Analytics dan jika Anda bisa menggunakannya dengan baik, maka data-data yang sangat detil bisa Anda gali dan bisa Anda dapatkan. Data yang sangat detil ini contohnya antara lain :

  • tombol mana saja yang paling sering di klik oleh pengunjung web Anda
  • bagaimana berhavior/ perilaku pengujung website Anda
  • berapa lama pengujung website Anda membuka halaman Anda
  • dari mana saja sumber traffic website Anda berasal
  • dan lain sebagainya

[3] Bisa Diadopsi ke Operasional Bisnis

Siapa saja yang punya akun Google bisa mengakses Google Analytics. Contohnya bila saya punya akses ke Google Analytics maka saya bisa memberikan akses juga ke tim atau orang yang saya tunjuk. Dan mereka bisa membaca dan menganalisa data-data yang ada tanpa perlu membuat akun Google Analytics lagi.

Lebih hebatnya lagi Google Analytics mempunyai API yang bisa terhubung ke semua perangkat asalkan perangkat tersebut bisa terkoneksi dengan internet.

Sisi Gelap Google Analytics

Nah itulah paling tidak 3 kelebihan Google Analytics. Dan sekarang kita akan mebahas tentang sisi gelapnya. Ada beberapa sisi gelap yang saya temukan, diantaranya :

  1. Google Analtyics tidak mudah diguakan
  2. Membuat orang terlalu fokus dengan direct result
  3. Mengaburkan strategi, taktik dan channel

[1] Google Analytics Tidak Mudah Digunakan

Mungkin Anda sudah pernah menggunakan Google Analytics dan pernah mengakses beberapa data yang muncul. Namun bila Anda tidak mempunyai pengetahuan atau kemampuan dalam membaca data, maka keputusan yang Anda buat berdasarkan angka-angka di Google Analytics bisa saja salah.

Untuk mengecek seberapa paham Anda dalam menggunakan Google Analytics saya ada beberapa pertanyaan dasar untuk Anda.

  1. Apakah Anda tahu apa artinya dimention dan metric?
  2. Apakah Anda tahu apa itu Event Tracking, berapa jumlahnya dan apa saja yang bisa di tracking dengan event ini?
  3. Apakah Anda tahu apa itu Assisted Conversion?
  4. Apakah Anda tahu apa saja jenis Goal di dalam Google Analytics?

Kalau Anda bisa menjawabnya saya ucapkan selamat. Namun kalau Anda butuh waktu untuk mencari jawaban dari pertanyaan saya di atas, maka bisa jadi keputusan Anda menjadi bias saat melihat data-data di Google Analytics.

Beruntungnya di KIRIM.EMAIL punya mas Deddy dan Didit yang jauh sebelum saya mengikuti workshop ini mereka sudah paham terlebih dahulu tentang Google Analytics. Bahkan jauh sebelum bergabung di KIRIM.EMAIL mas Deddy sudah menjadi Google Analytics Certified. Sehingga pada workshop ini saya tinggal memvalidasi saja.

Beberapa dimension memberikan miss leading

Angka-angka yang terdisplay di Google Analytics ternyata tidak seperti yang Anda duga. Supaya Anda lebih mudah dalam memahami bagian ini saya berikan contoh sederhananya. Di Google Analytics ada sebuah source atau sumber traffic yang bernama Direct dan mediumnya adalah None.

Anda bisa mempraktekkannya juga dengan membuka akun Google Analytics Anda lalu klik di bagian Traffic Source dan Anda akan mendapatkan ada tulisan Direct/ None.

Mungkin Anda mengira bahwa traffic source ini adalah ada orang yang langsung melakukan mengetikkan nama domain kita di web browser. Dan dulu saya juga berpikiran demikian. Namun setelah mengikuti workshop ini saya baru tahu kalau arti Direct tidak sesederhana itu. Sehingga seperti yang saya bilang di atas bahwa kalau salah memahami maka keputusan yang kita hasilkan menjadi bias.

Nah kasus ini juga dibuktikan oleh Groupon. Mereka melakukan eksperimen dengan mematikan fitur crawling bot search engine ke website mereka. Dan ini berarti ketika orang mengetikkan sesuatu yang berkaitan dengan Groupon ke Google, maka di hasil pencarian Google, website Groupon tidak akan muncul.

Dan dari eksperimen ini jelas traffik organik mereka turun drastis, dan ini berkorelasi dengan traffic direct yang juga ikut turun. Ini berarti beberapa traffic dari Google Search juga dianggap Direct oleh Google Analytics.

Untuk mengetahui lebih rinci eksperimen ini Anda bisa membacanya lebih lanjut di halaman berikut ini => https://searchengineland.com/60-direct-traffic-actually-seo-195415.

[2] Google Analytics Membuat Orang Terlalu Fokus ke Direct Result

Bagi sebagian orang terutama yang menjalankan bisnis online, segala sesuatu itu harus terukur terutama berkaitan dengan marketing. Dan biasanya, yang tidak terukur tidak dijalankan. Namun saya sendiri punya prinsip yang tidak terukur bukan berarti tidak layak dilakukan.

Yang tidak terukur itu seperti menelpon kolega, mengajak meeting sana-sini, berkolaborasi dengan pihak lain dan lain sebagainya. Bisa jadi yang seperti ini membawa dampak yang lebih besar daripada menjalankan sesuatu yang terukur atau bisa juga sebaliknya.

[3] Mengaburkan Strategi, Taktik dan Channel

Mungkin Anda yang mendengarkan KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 26 ini tidak mengetahui apa itu strategi, taktik dan channel serta apa perbedaannya. Contohnya begini.

Kita mengenal ada istilah Facebook Marketing. Menurut Anda, itu strategi, taktik atau channel?

Facebook itu kan channel, jadi agak aneh kalau dibilang Facebook Marketing sebagai sebuah strategi. Penjelasannya begini, kalau Anda mengiklankan sebuah video maka video itu adalah kontennya, Facebook itu channelnya dan strateginya ya paid advertising.

Sekarang jelas kan mengenai perbedaan apa itu strategi, taktik dan channel? Nah Google Analytics mengaburkan ini semua. Dan ini diaminkan oleh sebuah artikel dari Techcrunh yang intinya Google Analytics membuat orang tidak bisa membedakan 3 hal ini. Untuk lebih jelasnya Anda bisa mengunjungi langsung di sini https://techcrunch.com/2016/08/07/how-google-analytics-ruined-marketing/.

Solusi dari Sisi Gelap Google Analytics

Nah saya sudah membahas tentang kelebihan dan sisi gelap Google Analytics. Dan supaya lebih berimbang lagi berikut ini saya sampaikan juga solusi dari sisi gelap Google Analytics ini.

[1] Gunakan tools lain

Solusi yang pertama adalah Anda perlu menggunakan tools lain. Dunia tak selebar dashboard Google Analytics. Artinya Anda bisa menggunakan tools analytics lain selain Google Analytics sebagai pembanding. Karena bisa jadi Google Analytics bilang A, ternyata tools analytics lain bilang B.

[2] Kuasai Google Analytics

Kalau ada informasi mengenai workshop, pelatihan atau apapun itu tentang Google Analytics saya sarankan Anda mengikutinya.Minimal Anda tahu data-data yang tersaji di Google Analytics itu artinya apa, sehingga dalam membuat keputusan Anda tidak lagi bias hanya karena salah dalam memahami data.

[3] Ukur sendiri atau tanya langsung

Cara termudahnya adalah dengan menggunakan kupon. Anda bisa mengukur berapa penjualan atau berapa konversi Anda berdasarkan jumlah kupon yang masuk. Atau bisa juga meminta kepada CS Anda untuk menanyakan ke pembeli darimana mengetahui website Anda.A

Itulah sedikit yang saya ulas mengenai Google Analytics. Semoga ada manfaatnya untuk kita semuanya. Dan terakhir Anda bisa menggunakan kode kupon KEPO untuk mendapatkan diskon 10% untuk produk di KIRIM.EMAIL.

====================

Dengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast langsung dari HP Anda

Agar tidak ketinggalan update episode terbaru KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast, Anda bisa men-download dan mendengarkannya langsung melalui HP Anda, caranya:

Fikry Fatullah
Latest posts by Fikry Fatullah (see all)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *