Pada halaman ini kita akan membahas tentang rumus ROI, cara menghitungnya dan contoh penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Isi
Apa itu ROI?
ROI atau Return of Investment adalah rasio untuk menunjukan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan perusahaan. Sederhananya, ROI adalah ukuran tentang efisiensi manajemen. Angka yang dihasilkan ROI ini menunjukan hasil seluruh aktiva yang dikendalikan dengan mengeluarkan pengaruh sumber pendanaan dengan hasil berupa persentase.
Bila dilihat dari ahli, ROI menurut S. Munawir adalah bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang berasal dari keseluruhan dana pada aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan.
Faktor yang Memengaruhi ROI
Setelah mengetahui pengertian ROI, Anda perlu mengetahui faktor yang bisa memengaruhi ROI. Setidaknya ada dua faktor yang bisa memengaruhi ROI.
- Tingkat perputaran aktiva yang dilihat dalam kegiatan operasional perusahaan atau operating assets. Ini dilihat dalam suatu periode tertentu. Menghitung operating assets ini penting untuk melihat bagaimana perusahaan memaksimalkan aset yang dimiliki.
- Profit margin atau besarnya keuntungan operasi dan jumlah penjualan bersih. Profit margin dinyatakan dalam bentuk persentase. Ini juga bisa digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan perusahaan berhubungan dengan penjualan.
Rumus ROI
Setelah mengetahui apa itu ROI serta faktor yang mempengaruhinya, selanjutnya Anda bisa masuk ke rumus menghitung ROI. Namun, Anda perlu mengetahui dahulu total pendapatan investasi, biaya yang habis untuk investasi, waktu yang diperlukan untuk investasi, serta pendapatan investasi.
Cara Menghitung ROI melalui Studi Kasus
Studi Kasus 1
Contoh kasus sederhana yang bisa dilakukan adalah misalnya Anda memiliki investasi sebesar Rp 15.000.000 dan menghasilkan penjualan sebesar Rp 20.000.000. Dari situ terlihat bahwa laba yang diperoleh sebesar Rp 5.000.000. Secara sederhana, ROI dalam persentase adalah :
ROI = (Rp 20.000.000 – Rp 15.000.000) / Rp.15.000.000 x 100% = 33,3%
Kesimpulannya adalah bahwa tingkat ROI sebesar 33,3%
Studi Kasus 2
Perusahaan A ingin membeli alat yang bisa melakukan pekerjaan yang harus dilakukan oleh 6 pekerja manusia. Harga alat tersebut adalah Rp 125.000.000. Sedangkan gaji yang ingin dihilangkan adalah Rp 2.500.000. Bila ingin menghitung ROI selama setahun, berikut perhitungannya.
Gaji yang bisa dihilangkan adalah total pendapatan investasi. Berarti perhitungannya adalah:
6 orang x Rp 2.500.000 x 12 bulan = Rp 180.000.000
Sedangkan biaya investasi adalah harga beli alat sebesar Rp 125.000.000.
Sehingga ROI dihitung:
ROI = (Rp180.000.000 – Rp 125.000.000) / Rp125.000.000 x 100% = 44%
Kesimpulannya, tingkat ROI sebesar 44%.
Studi Kasus 3
Perusahaan DER berinvestasi dengan nilai Rp 150.000.000 kepada usaha peternakan ayam. Keuntungan penjualan yang berhasil didapatkan sebesar Rp 350.000.000. Sehingga, perhitungan ROI-nya adalah:
ROI = (Rp 350.000.000 – Rp 150.000.000) / Rp150.000.000 x 100% = 133,33%
Bila setelah dihitung muncul nilai ROI melebihi angka 100% berarti nilai investasi yang dikeluarkan bisa menutupi modal. Ini berarti investasi yang dilakukan bisa dipertimbangkan karena menurut perhitungan bisa memberikan untung.
Studi Kasus 4
Perusahaan startup D mengeluarkan dana untuk beriklan sebesar Rp 5.000.000. Dari iklan tersebut, mendapatkan respons positif dan 120 di antaranya tertarik menggunakan produk dari startup tersebut. Dari situ terlihat hasil penjualan menjadi Rp 10.000.000.
Berikut perhitungannya bila dimasukan ke dalam ROI:
ROI = (Rp 10.000.000 – Rp 5.000.000) / Rp5.000.000 x 100% = 100%
Kesimpulannya adalah ROI untuk perusahaan startup D adalah 100%.
Baca juga : 6 Cara Meningkatkan Cash Flow (Arus Kas) Bisnis Anda
Nilai ROI yang Baik
Tak ada ketentuan atau nilai pasti berapa nilai ROI yang baik. Itu karena nilai ROI yang baik dipengaruhi oleh bunga bank, bunga pinjaman, serta inflasi. Idealnya, nilai ROI yang baik harus lebih tinggi dari bunga bank, bunga pinjaman, serta inflasi.
ROI juga bisa mengetahui apakah suatu bisnis layak atau tidak dijalankan dengan membandingkan model investasi tanam atau diinvestasikan ke jenis investasi lain, misalnya deposito, inflasi, suku bunga kredit, serta inflasi emas.
Dampak Positif Jika Pebisnis/Investor Mampu Menghitung ROI
ROI berkaitan dengan investasi. Tentu seorang pebisnis atau investor harus bisa menghitung ROI. Setidaknya ada lima dampak positif bila pebisnis atau investor mampu menghitung ROI.
- Bagi pebisnis, Anda bisa mengetahui dan mengukur efisiensi dari berbagai aspek karena ROI bersifat menyeluruh. Akan lebih maksimal bila akuntansi perusahaan tersebut sudah dijalankan dengan baik.
- Untuk pebisnis dan investor, ROI bisa digunakan sebagai pengambil keputusan investasi, baik dalam pembelian atau pendanaan. Sehingga, akan lebih tepat dalam memutuskan untuk melakukan ekspansi atau tidak.
- ROI bisa juga dilakukan untuk melakukan analisa dalam membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaan sendiri dengan perusahaan lain yang sejenis. Tentu, Anda perlu memiliki data industri terlebih dulu. Setelah itu, Anda, sebagai investor atau pebisnis, bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan perusahaan lain sejenis.
- Menariknya, ROI bisa digunakan untuk mengetahui dan mengukur efisiensi yang dilakukan masing-masing divisi atau bagian.
- Dengan mengetahui ROI, pebisnis atau investor bisa memiliki kepastian dan keyakinan bahwa bisnis bisa berjalan dan berkembang.
Namun, Anda sebagai pebisnis atau investor juga perlu mengetahui bahwa ROI memiliki kekurangan yang tak bisa dikendalikan, yaitu dalam rumus ROI tidak memasukan biaya modal sehingga belum bisa dikatakan efektif dan persentase yang didapat dari perhitungan ROI untuk membandingkan kompetitor tidak selalu bisa dibandingkan karena masing-masing perusahaan memiliki praktik akuntansi dan manajemen yang berbeda.
Itulah penjelasan mengenai ROI yang bisa Anda pahami dan praktikan ke dalam bisnis atau usaha. Diluar dari kekurangannya, ROI diperlukan untuk mengetahui strategi bisnis yang akan dijalankan layak atau tidak. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini karena siapa tahu rekan atau teman Anda membutuhkannya.
Sampai bertemu di artikel selanjutnya.
Featured image : Photo by Lukas from Pexels.