Sebagai seorang pengusaha, Anda perlu mengetahui cara menyusun serta menghitung harga pokok penjualan atau HPP.
Dengan Anda mengetahui HPP maka bisa membantu melihat berapa pasaran harga kebutuhan yang terjadi pada periode saat ini. Tak hanya itu, HPP juga bisa dijadikan laporan laba rugi pada setiap biaya operasi dan biaya penjualan.
Walaupun HPP ditujukan untuk perusahaan yang jual beli barang, tetapi sebagai pebisnis, Anda perlu mengetahuinya. Simak ulasan singkat mengenai HPP berikut ini.
Daftar Isi
Apa itu HPP?
Menurut prinsip akuntansi Indonesia, harga pokok penjualan (HPP) adalah jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa dalam kondisi dan tempat dimana barang tersebut bisa dijual atau digunakan.
Selain itu, HPP juga bisa diartikan sebagai biaya yang terdapat dari barang yang diproduksi dan dijual termasuk biaya bahan baku, biaya overhead, dan biaya tenaga kerja langsung.
HPP berbeda dengan harga jual. Ini karena HPP mencakup biaya bahan baku, biaya overhead, dan biaya tenaga kerja langsung. Tujuan HPP pun untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan jasa. Sedangkan harga jual mencakup penghitungan biaya produksi ditambah biaya non-produksi dan laba yang diharapkan.
Baca juga : Episode 28 – Manajemen Keuangan : Antara Bom Waktu Atau Kunci Sukses UKM
Komponen penentu HPP
Sebelum masuk ke rumus HPP dan perhitungannya, Anda perlu mengetahui komponen penentu HPP, yaitu:
Persediaan awal barang dagang
Persediaan awal barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia pada awal periode atau tahun buku berjalan. Anda bisa melihat saldo persediaan awal barang dagang dari neraca saldo periode berjalan atau neraca tahun sebelumnya atau neraca awal perusahaan.
Persediaan akhir barang dagang
Persediaan akhir barang dagang adalah persediaan barang dagang yang tersedia di akhir periode atau akhir tahun buku berjalan. Saldo ini biasanya bisa dilihat pada data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.
Pembelian bersih
Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan, baik pembelian dalam bentuk tunai maupun kredit, ditambah biaya angkit pembelian dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Rumus HPP
Untuk menghitung HPP, ada tahapan penghitungan rumus HPP yang perlu dilakukan, seperti alur di bawah ini:
Menghitung Penjualan Bersih
Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan Penjualan)
Perlu diingat bahwa ongkos angkut penjualan tidak masuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya umum.
Menghitung Pembelian Bersih
Pembelian Bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)
Menghitung Persediaan Barang
Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih
Menghitung Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang – Persediaan Akhir
Cara Menghitung HPP Berdasarkan Studi Kasus
Studi Kasus 1
PT H1W pada tanggal 31 Desember 2020 memiliki:
Persediaan barang dagangan (awal) | Rp 30.000.000 |
Pembelian | Rp 60.000.000 |
Beban angkut pembelian | Rp 1.000.000 |
Retur pembelian | Rp 1.500.000 |
Potongan pembelian | Rp 1.000.000 |
Persediaan barang dagangan akhir | Rp 25.000.000 |
Berikut cara menghitung HPP PT H1W
Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)
Pembelian Bersih = (Rp 60.000.000 + Rp 1.000.000) – (Rp 1.000.000 + Rp 1.000.000)
Pembelian Bersih = Rp 61.000.000 – Rp 2.000.000
Pembelian Bersih = Rp 59.000.000.
Barang tersedia dijual = (Persediaan awal + Pembelian bersih)
Barang tersedia dijual = (Rp 30.000.000 + Rp 59.000.000)
Barang tersedia dijual = Rp 89.000.000
Harga Pokok Penjualan = (Barang tersedia dijual – Persediaan akhir)
Harga Pokok Penjualan = Rp 89.000.000 – Rp 25.000.000
Harga Pokok Penjualan = Rp 64.000.000
Jadi, Harga Pokok Penjualan PT H1W adalah Rp 64.000.000 per 31 Desember 2020.
Studi Kasus 2
PT NMB pada tanggal 1 November 2020 memiliki:
Persediaan barang dagangan (awal) | Rp 20.000.000 |
Pembelian | Rp 45.000.000 |
Beban angkut pembelian | Rp 2.000.000 |
Retur pembelian | Rp 1.500.000 |
Potongan pembelian | Rp 1.000.000 |
Persediaan barang dagangan akhir | Rp 10.000.000 |
Berikut cara menghitung HPP PT NMB.
Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)
Pembelian Bersih = (Rp 45.000.000 + Rp 2.000.000) – (Rp 1.500.000 + Rp 1.000.000)
Pembelian Bersih = Rp 47.000.000 – Rp 2.500.000
Pembelian Bersih = Rp 44.500.000
Barang tersedia dijual = (Persediaan awal + Pembelian bersih)
Barang tersedia dijual = (Rp 20.000.000 + Rp 44.500.000)
Barang tersedia dijual = Rp 64.500.000
Harga Pokok Penjualan = (Barang tersedia dijual – Persediaan akhir)
Harga Pokok Penjualan = Rp 64.500.000 – Rp 10.000.000
Harga Pokok Penjualan = Rp 54.500.000
Dari perhitungan di atas, sehingga Harga Pokok Penjualan PT H1W adalah Rp 54.500.000 per 1 November 2020.
Untuk mendapatkan HPP yang akurat, diperlukan laporan neraca lajur sebuah perusahaan yang tepat dan teliti. Ini perlu agar pengambilan harga pokok sesuai dengan keperluan. Jangan lupa pertimbangan harga dengan kompetitor bisa berpengaruh. Namun, Anda tentu bisa mengambil nilai yang cocok dengan kualitas produk dan pertimbangan yang sudah ada sebelumnya.
Seperti itu cara menghitung HPP untuk Anda para pebisnis. Jangan lupa untuk membagikan kembali artikel ini agar jauh lebih bermanfaat lagi. Kalau Anda memiliki pengalaman dalam menghitung HPP, bisa menceritakannya di kolom komentar.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya.