fbpx

Mengubah Perilaku Tim dalam Perusahaan

Bismillah…

Setelah dari email saya sebelumnya yang membahas tentang apa yang dicari anak muda dari tempat kerja, saya menerima beberapa pertanyaan yang mirip. Jika bisa saya simpulkan, pertanyaannya kira-kira seperti ini:

Dalam situasi kerja yang dinamis seperti itu, bagaimana kita memantau anak-anak muda ini bekerja?

Ini ditambah lagi dengan beberapa anak muda dengan yang sibuk dengan masalah kejiwaan mereka karena kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan sosial media. Jadi bagaimana kita kita bisa tahu anak-anak muda ini bisa tetap bekerja dengan baik?

Jawaban sederhananya, hasil kerjanya bisa diukur atau tidak? Atau, apakah hasilnya bisa dilihat atau tidak?

Jika kedua jawaban di atas itu: Ya, maka saya tidak perlu melihatnya bekerja, saya hanya perlu melihat hasilnya.

Sisanya biarkan mereka mengatur dirinya sendiri.

Namun saya jadi punya pertanyaan, pengawasaan yang seperti apa yang mau diterapkan?

Tapi, dari kejadian yang viral belakangan kita bisa belajar, pengawasaan yang ketat dan berlapis pun tidak bisa menjamin seseorang akan jujur dan bekerja dengan baik.

Apakah lembaga pemerintahan seperti Dirjen Pajak pengawasannya longgar?

Tentu tidak, pengawasan di Dirjen Pajak itu berlapis, diawasi oleh banyak lembaga lain, tapi seperti yang kita lihat sendiri, masih ada ribuan pegawai yang tidak taat atau melakukan pelanggaran.

Jujur = Tidak Normal?

Akan sangat menantang jadi orang jujur jika lingkungannya tidak jujur.

Akan sangat menantang jadi produktif saat lingkungan kita tidak produktif.

Menjadi jujur, produktif, dan memiliki integritas tinggi di dalam perusahaan idealnya dibuat menjadi hal yang “wajar” dan “biasa saja.” Kita harus mendesainnya untuk menjadi sesuatu yang umum, dan malah aneh kalau tidak dilakukan.

Pengawasan adalah hal yang sangat penting, tapi kalau seseorang dikucilkan kalau ia jujur dan produktif, maka mekanisme pertahanan dirinya akan membuatnya menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Di sini, pengawasan akan jadi kurang efektif.

Mendesain Lingkungan yang Mendukung Perilaku Baik

Pertanyaan selanjutnya: Bagaimana caranya?

Jawaban singkatnya lagi: Tergantung.

Tentu saja tidak ada satu jawaban yang bisa mewakili atau menjawab itu. Dan saat ini, riset tentang mendesain perubahan perilaku masih banyak yang berlangsung. Terlalu banyak komponen yang harus dibahas di sini.

Namun, seperti semua hal dalam hidup, mari kita fokus pada hal yang bisa kita kendalikan, apa yang berpotensi menjadi penyebab seseorang bisa mengatur dirinya sendiri.

Perhatikan gambar di bawah ini:

Mengubah Perilaku Tim dalam Perusahaan - 3

Ini adalah gambar di sebuah restoran cepat saji yang memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia. Pemandangan seperti di atas sangatlah umum kita temui di Indonesia: Sisa perangkat makan yang tidak dibereskan setelah makan, dan ditinggalkan begitu saja.

Ini merupakan ujicoba yang bagus sekali. Situasi seperti di atas cocok untuk menilai kemampuan seseorang untuk mengatur dirinya sendiri. Dalam banyak kasus, tidak ada, sekali lagi, tidak ada alasan seorang pelanggan harus membersihkan mejanya sendiri setelah makan, kecuali memang ia ingin membersihkannya sendiri.

Kemungkinan besar:

  • Restoran cepat saji sejenis biasanya sudah menyediakan tempat khusus untuk meletakkan perlengkapan makan dan membuang sisa makanan setelah makan. Tapi tidak semua menganjurkan untuk membuang sisa makanan kesana.
  • Tidak ada yang akan menegur pelanggan yang meninggalkan sisa makanan di mejanya.
  • Kemungkinan sudah ada staff atau karyawan yang memang tugasnya untuk membersihkan dan membereskan semua yang ditinggalkan.

Artinya, untuk apa seseorang yang sudah selesai makan mau repot membersihkan peralatan makannya sendiri sendiri?

Toh ia tidak akan ditegur, ia merasa sudah membayar untuk mendapatkan pelayanan, dan meninggalkan sisa perangkat makanan di restoran cepat saji dianggap “normal.”

Bagaimana kita akan mengubah perilaku ini?

Bagaimana membuat seseorang membersihkan mejanya sendiri setelah makan?

Langkah paling awal menurut saya adalah: Adanya peraturan tertulis yang dipahami dan disepakati bersama.

“Dipahami” di sini artinya ditulis sedemikian rupa sehingga siapa saja yang membacanya akan memahami hal yang relatif sama.

Sekarang, lihat sekali lagi fotonya:

Mengubah Perilaku Tim dalam Perusahaan - 3

Apa saja tulisan, atau simbol, atau petunjuk visual lain yang Anda lihat pada gambar di atas?

Yang terlihat di atas itu antara lain:

  • Dilarang merokok.
  • Staff kami sudah di vaksin.
  • Larangan membawa makanan dari luar, senjata, binatang peliharaan, dll.
  • Kendaraan dalam keadaan terkunci.
  • Himbauan untuk mengenakan masker.

Perhatikan, tidak ada anjuran atau mungkin ajakan untuk membersihkan meja setelah selesai makan, atau mungkin saat mau pulang.

Tidak ada staff modeling, yaitu staff dari restoran yang menunjukkan bagaimana membersihkan meja makan yang baik.

Tidak ada petunjuk yang jelas dimana letak fasilitas untuk mengembalikan peralatan makan, dll.

Ini adalah tahap awal paling awal, hal yang paling bisa dikendalikan dari strategi untuk membuat seseorang mengatur dirinya sendiri.

Baru setelah ini, kita awasi, evaluasi, dan perbaiki terus perlahan-lahan sehingga tercapai perilaku yang diinginkan.

Hasil akhirnya, Qodarulloh, adalah lingkungan atau budaya kerja dimana kebaikan adalah hal yang normal dan nyaman untuk dilakukan.

Buat Peraturan Tertulis yang Menormalisasi Tindakan Baik

Pertanyaannya, apakah saat ini perusahaan Anda memiliki peraturan tertulis seperti ini?

Sebagian besar pemilik usaha yang saya tanya menjawab: Belum.

Semua peraturan hanya disampaikan secara verbal, seringnya sepotong-sepotong alias tidak lengkap, dan pada akhirnya, setiap orang yang berada di dalam perusahaan memiliki interpretasi masing-masing dari peraturan yang berlaku.

Dan saat kita tidak membuat peraturan yang jelas, maka orang lain yang akan membuat peraturan untuk kita.

Bagaimana membuat peraturan tertulis yang bisa dipelajari, dan jika Anda melakukannya dengan baik, maka mungkin sekali ini bisa mengubah perilaku tim Anda menjadi lebih baik.

Bagaimana cara saya membuat peraturan tertulis di KIRIM.EMAIL, akan dibahas lengkap dalam Kelas Remote yang dibuat secara Online melalui UTAS DISINI:

Mengubah Perilaku Tim dalam Perusahaan - 5

Jika Anda memiliki pertanyaan, atau ingin mendaftar melalui Whatsapp, silahkan hubungi nomor Whatsapp di sini.

Atau Anda juga bisa membalas artikel ini untuk terhubung langsung dengan saya.

Sampai ketemu di Jogja insyaAllah…

-Fikry

Fikry Fatullah
Latest posts by Fikry Fatullah (see all)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *