Pada artikel ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mendesain customer journey dengan menggunakan funnel planner.
Customer journey dalam bahasa Indonesia artinya adalah perjalanan pelanggan. Perjalanan mulai dari tidak tahu siapa Anda dan apa produk Anda, hingga menjadi pelanggan yang loyal dengan Anda.
Terkait dengan customer journey ini kami pernah membuat suatu artikel yang mungkin bisa bermanfaat untuk Anda. Hanya saja, pembahasan di artikel tersebut kami batasi untuk email marketing. Jika Anda ingin membacanya silakan kunjungi artikel dengan judul Customer Journey Map Pada Email Marketing.
Sedangkan funnel planner adalah sebuah alat bantu yang bisa kita gunakan untuk mendesain customer journey. Dan bisa dibilang juga kalau funnel planner ini adalah versi lain dari customer journey map.
Jika Anda belum memiliki funnel planner, silakan download terlebih dahulu dengan klik tombol di bawah ini.
Mendesain Customer Journey Dengan Funnel Planner
Sebelum kita mulai, ada satu prinsip yang menjadi dasar dari pembuatan desain customer journey ini. Prinsip dasarnya adalah market temperatur atau suhu dari pasar atau pelanggan Anda, yang terdiri dari :
- Cold
- Warm
- Hot.
3 Hal tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagi Anda. Intinya Cold ini adalah orang-orang yang belum kenal siapa Anda dan apa produk yang Anda jual. Warm adalah orang-orang yang sudah tahu siapa dan apa produk Anda, tetapi belum melakukan pembelian. Sedangkan Hot adalah orang-orang yang melakukan transaksi pembelian dengan Anda.
Kalau dari pengertian kami cukup yakin Anda sudah memahaminya. Namun dari segi konkretnya seperti apa mungkin Anda belum mempunyai gambaran tentangnya. Karena memang tidak banyak orang yang membahas market temperature ini sampai ke contoh konretnya.
Dengan adanya funnel planner yang kami sebutkan di atas, kita bisa melihat pergerakan dari setiap market temperature secara jelas. Sehingga dalam mendesain customer journey nantinya akan sangat mudah untuk dilakukan.
Fase Pertama : Cold Market di Funnel Planner
Di dalam funnel planner, untuk cold market berada di baris yang pertama. Silakan perhatikan gambar di atas. Cold market berada di bagian yang kami beri kotak berwarna biru.
Pada gambar di atas kalau kita perhatikan ada 3 bagian yaitu :
- Awereness
- Content
- dan Audience.
Sehingga dengan 3 kolom tersebut kita bisa menentukan apa langkah yang perlu dilakukan untuk cold market. Berdasarkan funnel planner ini yang bisa kita lakukan adalah membangun awareness atau kesadaran cold market terhadap brand atau produk kita.
Caranya bagaimana? Caranya adalah dengan 3 hal, yaitu :
- mendatangkan traffic yang konstan setiap hari,
- membuat konten (artikel blog, video, dll) yang menarik dan bermanfaat untuk cold market,
- menyimpan asset berupa audience.
Kalau konten sudah dilihat oleh orang-orang yang bersuhu cold, maka yang akan kita dapatkan adalah berupa audience.
Audience ini adalah orang-orang yang memperhatikan konten yang kita berikan untuk mereka.
Memperhatikan di sini bisa berarti banyak hal, seperti membaca, melihat, menyimpan (bookmark) hingga membagikan konten kita di akun sosial media mereka.
Namun umumnya untuk digital marketing orang-orang yang termasuk dalam audience ini sering melakukan aksi seperti like, comment, share dan follow.
Setelah mendapatkan audience, ada tahap ini ada satu hal yang harusAnda ingat betul, yaitu :
Mayoritas audience hanya akan “singgah” karena belum siap untuk membeli. Yang akan langsung membeli hanya sebagian kecil saja. Sehingga audience ini perlu kita oleh menjadi pembeli.
Fase Kedua : Warm Market di Funnel Planner
Di dalam funnel planner, untuk warm market berada di baris kedua. Silakan perhatikan gambar di atas. Warm market berada di bagian yang kami beri kotak berwarna orange.
Pada bagian ini ada 3 bagian, diantaranya :
- Acquisition
- Lead generation
- dan Leads.
Dari bagian tersebut maka perlakuan kita terhadap warma market itu berbeda dengan cold market. Di cold market ini yang kita lakukan adalah mengakuisi audience yang sudah kita dapatkan di fase sebelumnya.
Caranya bagaimana? Caranya adalah dengan melakukan 3 hal berikut ini :
- Menargetkan audience yang sudah beberapa kali berinteraksi (bukan kontak pertama) untuk diakuisi.
- Lakukan lead generation dengan memberikan lead magnet (Ebook, webinar, cheat sheet, planner, dll).
- Simpan asset berupa leads seperti alamat email dan nomor hp.
Fase Ketiga : Hot Market di Funnel Planner
Di dalam funnel planner, untuk hot market berada di baris ketiga. Silakan perhatikan gambar di atas. Hot market berada di bagian yang kami beri kotak berwarna merah.
Pada fase ini merupakan lanjutan dari fase kedua yang sudah kita bahas sebelumnya. Pada hot market yang perlu kita lakukan antara lain :
- Mendatangkan traffic yang bersumber dari leads (alamat email dan pixel) yang sudah kita miliki sebelumnya.
- Memberikan penawaran utama dan mengarahkan leads ke dalam sales page.
- Jika ada yang tertarik dengan penawaran di sales page Anda, mereka akan melakukan transaksi dan hasilnya Anda akan mendapatkan asset berupa buyer list atau daftar pembeli.
Materi di atas juga sudah kami dokumentasikan dalam bentuk video yang mana dengan video tersebut Anda bisa melihat dengan mudah bagaimana pergerakan dari setiap market temperature. Untuk mengaksesnya silakan klik tombol di bawah ini.
Itulah cara mendesain customer journey dengan funnel planner. Mudah-mudahan bermanfaat dan sampai bertemu di artikel berikutnya.