Kurang dari 5 tahun sudah terjadi beberapa krisis yang melanda dunia. Mulai dari krisis akibat pandemi Covid-19, krisis akibat perang Rusia-Ukraina dan kini terjadi lagi krisis akibat inflasi.
Banyak sektor yang terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung dari adanya krisis ini. Bisa dikatakan kalau sektor bisnis lah yang paling berat merasakan dampak dari krisis yang terjadi.
Namun karena antara satu krisis dengan krisis lain jarak waktunya berdekatan, sepertinya sudah banyak pebisnis yang belajar dan mengambil pelajaran dari setiap krisis yang terjadi.
Hasilnya, mereka bisa tetap bertahan menjalankan bisnisnya. Bahkan beberapa diantaranya bisnisnya semakin berkembang setelah krisis.
3 Cara Bisnis Bertahan Dikala Krisis
Dari semuanya itu setidaknya ada 3 cara yang dilakukan oleh para pebisnis untuk bertahan menghadapi krisis. 3 cara itu diantaranya :
Menjadi cost leader
Cost leader atau pemimpin biaya adalah sebuah cara yang diambil oleh perusahaan untuk pemangkasan biaya, baik biaya operasional, biaya marketing dan biaya-biaya lainnya yang mungkin terjadi dalam sebuah bisnis.
Dengan menerapkan cara ini maka sebuah bisnis akan mempunyai profit margin yang lebih tinggi sehingga bisa dialokasikan untuk hal-hal lain.
Atau jika tidak ingin menambah profit margin, perusahan juga bisa menurunkan harga jual namun masih tetap profit, sehingga bisa bersaing dengan kompetitor dari sisi harga.
Untuk menjadi cost leader ini kuncinya ada di penghematan. Penghematan ini berbeda dengan pelit. Bagi pebisnis yang hebat, di saat krisis justru dia akan berinvestasi di sumber daya manusia yang bisa mengelola cost/biaya dengan lebih baik lagi.
Membangun dan memperluas network
Cara kedua yang dilakukan para pebisnis untuk bertahan di saat krisis adalah membangun atau memperluas network atau jaringan.
Tujuan dari cara yang kedua ini adalah untuk memperluas rantai pasok. Jika sebelum krisis kita hanya kerjasama dengan pihak itu-itu saja, maka di saat krisis kita harus mencari jaringan yang lebih luas lagi.
Dari situ kita mungkin bisa dapat supplier yang lebih murah. Bisa dapat dapat supplier yang bisa bayar tempo lebih lama. Bisa dapat supplier yang bisa mengirimkan produk lebih cepat dari supplier lain. Dan lain sebagainya.
Berinvestasi di human capital dan teknologi
Krisis itu menggerogoti perusahaan kIta. Maka kita perlu untuk mendiagnosis bagaimana performa dan kesehatan perusahaan. Dan untuk mendiagnosa itu kita butuh alat dan tenaga ahli untuk melakukannya.
Sehingga disaat semua perusahaan berpikir bagaimana bisa bertahan, di saat yang sama pebisnis yang hebat juga berpikir bagaimana dia bisa berinvestasi untuk teknologi. Karena teknologi dan human capital inilah yang akan menjadi leverage perusahaan di saat krisis selesai.
Saat itu tiba, perusahaan lain baru bersiap bangkit, tapi dengan adanya teknologi dan human capital yang mumpuni, perusahaan Kita sudah bangkit dan melejit lebih dulu.
Itulah 3 cara bisnis bertahan di kala krisis. Mudah-mudahan ada manfaatnya untuk Anda dan sampai bertemu di artikel berikutnya.
ternyata seperti itu untuk bisnis bisa bertahan, terima kasih penjelasannya