fbpx

Masalah Utama Rekrut Karyawan Justru Disini

Bismillah…

Masalah yang jarang dibahas dalam merekrut karyawan baru adalah: Setelah merekrut lalu apa?

Jika hanya merekrut, maka Indonesia adalah gudangnya bakat-bakat yang berpotensi jadi karyawan Anda, calon jodohnya insyaAllah banyak sekali. Masalah skill? Menurut saya masih banyak solusinya dan bisa dilatih. Masalah attitude atau kesopanan? Juga masih ada solusinya.

Nah, masalahnya, apakah Anda mau menjalani solusinya atau tidak?

Karena dari pengalaman saya dalam Kelas Remote, kebanyakan masalah dalam merekrut karyawan baru justru terjadi setelah merekrut.

Sebagian besar perusahaan belum memiliki proses onboarding, atau orientasi pengenalan karyawan baru disini. Jadi, setelah masuk, kebanyakan langsung disuruh kerja dengan target. Urusan kenal dengan visi dan kultur perusahaan ini, lagi, kebanyakan, akan disuruh pelajari sambil jalan.

Termasuk didalam orientasi juga adalah:

  • Perkenalan siapa-siapa saja di perusahaan yang berperan apa.
  • Business process atau pelaksanaan kerja.
  • Memahami kultur atau pola kerja yang tidak tertulis dalam perusahaan.
  • Kriteria keberhasilan.
  • Basic problem solving.
  • Hingga pelatihan atau skill tambahan yang mungkin dibutuhkan seseorang saat berada dalam perusahaan Anda.

Jika didalami lagi, berikut adalah beberapa masalah umum yang dihadapi perusahaan dalam orientasi atau onboarding karyawan baru:

Menunda-nunda orientasi

Karyawan merasa bingung dan diabaikan ketika perusahaan tidak memprioritaskan orientasi. Sebenarnya, orientasi harus dimulai sebelum hari pertama kerja karyawan agar semuanya berjalan lancar dan karyawan baru merasa seperti anggota tim yang dihargai sejak awal.

Namun, temuan saya di lapangan, malah karyawan langsung dikejar target bahkan tanpa mengetahui apa dan siapa dalam perusahaan tersebut.

Kurangnya perencanaan onboarding

Tanpa rencana yang jelas, karyawan baru mungkin merasa tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas. Dan tanpa tujuan yang jelas, maka kearah mana saja adalah benar. Artinya kearah target omset benar, kearah menjauh target omset juga benar. Kearah yang Halal itu benar, yang Haram benar. Ini karena tujuannya tidak jelas dan petunjuknya tidak ada.

Kurangnya keterlibatan karyawan baru

Karyawan baru mungkin merasa tidak dihargai atau tidak termasuk dalam tim jika perusahaan tidak memberikan dukungan yang cukup selama masa orientasi. Bisa jadi ini karena materinya yang tidak lengkap, tidak update, atau tidak disampaikan dengan cara yang baik.

Sama sperti kita dulu di sekolah, tidak semua karyawan akan bisa menerima materi kita dengan cara yang sama. Dan adalah tanggung jawab kita untuk membuat mereka semua terlibat.

Informasi yang berlebihan

Terlalu banyak informasi yang diberikan pada hari pertama kerja dapat membuat karyawan baru merasa terbebani dan kebingungan. Namun, membagi informasi atau materi pelatihan terlalu kecil-kecil dan terlalu banyak juga akan membuat proses training menjadi sangat lama.

Disini pentingnya pengukuran untuk mencari titik tengah yang pas. Atau biasa disebut Happy Medium.

Kurangnya dukungan dari atasan

Menurut saya, tidak akan ada trainer atau internal coach dalam perusahaan, yang bisa menggantikan CEO atau Direkturnya langsung dalam memberikan pengarahan pada orientasi karyawan baru.

Karyawan baru membutuhkan dukungan dari atasan mereka untuk memahami tugas dan tanggung jawab mereka dengan jelas, dan kejernihan komunikasi ini seringnya ada pada atasan. Namun ya namanya CEO atau Direktur itu pekerjaannya banyak dan seringnya tidak bisa sering-sering memberikan arahan ke karyawan baru. Apalagi kalau setiap hari ada karyawan baru yang masuk.

Kesimpulan Masalah

Jika kita perhatikan, semua masalah diatas adalah masalah yang ditimbulkan oleh perusahaan itu sendiri. Artinya masalah ini dalam ranah kendali kita. Atau singkatnya, sesuatu yang bisa kita kendalikan.

Namun, di lapangan, akan lebih mudah untuk menunjuk kambing hitam, dan mengatakan kalau si karyawan baru tidak bisa menyesuaikan diri. Padahal kemungkinan karyawan baru tersebut belum paham sama sekali apa yang harus ia sesuaikan. Dan kemungkinan perusahaan kita sudah cukup kompleks untuk dikenali semua bagiannya pada waktu bersamaan.

Solusinya bagaimana?

Sebagian besar masalah diatas bisa selesai dengan email automation.

Dengan email automation Anda bisa:

  • Mengukur interaksi orientasi atau pelatihan.
  • “Mencacah” kecil-kecil materinya, dan mengirimkannya satu persatu, sehingga tidak terlalu banyak informasi sekaligus.
  • Memberikan pengarahan langsung, tanpa harus hadir saat hari H orientasi. Artinya karyawan baru bisa terus menerus menerima arahan langsung dari CEO atau Direkturnya.
  • Meng-custom pelatihan per karyawan baru, sesuai dengan kemampuannya.
  • Dan banyak lagi.

Orientasi atau onboarding dengan email automation adalah sesuatu yang sudah umum dijalankan banyak perusahaan di luar Indonesia, namun belum begitu populer disini.

Dan kali ini saya akan membahasnya lebih dalam di kelas online:

EAATT: Email Automation As Training Tool

Masalah Utama Rekrut Karyawan Justru Disini - 3

Disini Anda akan mempelajari semua hal tentang bagaimana mengotomatisasi pelatihan menggunakan email automation untuk peserta didik Anda. Baik itu karyawan baru, atau peserta didik lain yang harus Anda didik secara langsung dengan materi berulang.

Materi ini cocok untuk perusahaan yang sedang bertumbuh pesat dan merekrut ratusan karyawan baru perbulan. Ataupun perusahaan yang baru akan merekrut.

Saat ini kelasnya masih dalam pre-order dan Anda bisa mendapatkan harga khusus sebelum diluncurkan.

KLIK DISINI untuk ikut pre-oder

Jika Anda memiliki pertanyaan, silahkan balas email ini. Yuk diskusi.

Sampai ketemu di kelas, insyaAllah.

-Fikry

Fikry Fatullah
Latest posts by Fikry Fatullah (see all)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *