Bismillah…
Selamat datang di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode 92. Pada episode ini Saya akan membahas sebuah hal yang mungkin hampir semua pebisnis pernah mengalaminya. Hal tersebut adalah deadline karet.
Sebelum Saya mulai pembahasannya, Kita samakan dulu pengertian deadline karet. Karena deadline karet yang Saya maksud itu bukan seperti deadlinenya yang ngaret. Contohnya deadline ditentukan tanggal 10, tapi ternyata selesainya tanggal 30.
Deadline karet yang Saya maksudkan adalah sebuah deadline yang ditentukan lebih lama dari waktu menyelesaikannya. Padahal untuk menyelesaikannya bisa lebih cepat.
Misalnya sebuah pekerjaan diberikan deadline selama 3 bulan. Untuk menyelesaikannya ternyata hanya butuh 3 minggu saja. Itulah yang Saya sebut dengan deadline karet.
Terkait dengan deadline ini Saya ada 2 buah cerita yang masih related dengan deadline karet ini.
Daftar Isi
Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang
Cerita pertama : Layar Plastik iPhone
Cerita yang pertama adalah ketika Steve Job memperkenalkan iPhone yang pertama, ternyata layarnya masih menggunakan plastik. Hal yang wajar untuk smartphone pada saat itu.
Namun ternyata ada orang yang melihat kalau iPhone yang dipakai oleh Steve Jobs saat demo itu sudah baret-baret layarnya.
Dari situ kemudian Steve Jobs memanggil tim produksinya untuk mengganti layar iPhone generasi pertama dari plastik menjadi kaca. Padahal waktunya untuk pengiriman iPhone ke pembeli hanya tinggal beberapa bulan lagi.
Tidak sampai di situ, Steve Jobs pun juga mendatangi Corning, sebuah perusahaan pembuat kaca dan minta dibuatkan kaca untuk smartphone.
Pada saat itu CEO nya Corning bilang dalam waktu yang sangat mepet tidak bisa untuk memproduksi kaca yang kuat dan tahan banting sehingga tidak pecah.
Biarpun CEO nya sudah bilang begitu, tapi Steve Jobs percaya Corning bisa membuatnya tepat waktu.
Hasilnya iPhone generasi pertama dikirimkan tepat waktu dengan menggunakan layar kaca, bukan plastik lagi.
Dari cerita ini bisa kita bayangkan untuk mengubah proses dalam manufaktur biasanya butuh waktu yang tidak sebentar. Butuh riset dan butuh ujicoba sampai produk tersebut benar-benar layak untuk dijual di pasaran.
Tapi oleh Steve Jobs itu semua bisa ditekan sehingga untuk membuat perubahan tidak harus menunggu lama.
Cerita kedua : tagihan Perusahaan BUMN
Cerita kedua terkait dengan deadline karet Saya alami sendiri di KIRIM.EMAIL.
Waktu itu ada sebuah perusahaan BUMN yang menjadi klien KIRIM.EMAIL, membutuhkan sesuatu yang harus beres dalam waktu 2 pekan.
Dengan pengalaman tim yang ada, Kami bisa menyelesaikan permintaan tersebut hanya dalam waktu 1 hari saja, bahkan hanya beberapa jam.
Sebulan kemudian, karena Kami sudah menyelesaikan pekerjaan secara profesional, tibalah saatnya untuk menagih pembayaran.
Namun ternyata saat Kami tagih, oknum dari perusahaan BUMN tersebut bilang untuk pembayaran bisa cair paling tidak 3 bulan lagi.
Lalu Saya bilang tidak mau dan memberi waktu sampai akhir hari jam 5 sore.
Kemudian mereka mengumpulkan semua tim nya dan mereka bilang lagi bisa dilakukan pembayaran pada hari Rabu pekan depan.
Saya tetap bilang tidak mau dan minta hari Senin untuk pembayarannya. Jika tidak hari Senin itu maka layanannya akan Kami matikan.
Dan benar, hari Senin itu mereka melakukan pembayaran dari kerja profesional yang Kami lakukan. Jadi deadline pembayaran yang semula 3 bulan, bisa dipercepat jadi 3 hari.
Hikmahnya : Parkinson’s Law
Dari 2 contoh cerita di atas, ternyata pola dan peristiwa ini sudah dikaji sejak lama, tepatnya pada tahun 1942 yang disebut dengan Parkinson’s Law atau hukum Parkinson.
Parkinson’s Law ini jika diterjemahkan kira-kira bunyinya seperti ini :
Proses pekerjaan itu akan selesai sesuai dengan waktu yang dialokasikan untuk menyelesaikannya.
Jadi kalau sebuah pekerjaan Kita berikan deadline 3 bulan maka itu juga akan selesai dalam waktu 3 bulan.
Jika kita berikan deadline 3 minggu naka itu akan selesai dalam waktu 3 minggu, dengan kualitas hasil pekerjaan yang hampir sama.
Parkinson’s Law pada bidang alokasi sumber daya
Parkinson Law ini tidak hanya terkait dengan waktu tetapi juga dengan alokasi sumber daya.
Untuk hal ini Saya ada teman yang kerja di bidang minyak di luar negeri. Biasanya dia pulang beberapa kali dalam setahun, tetapi tahun ini dia tidak bisa pulang. Hal ini dikarenakan pada saat harga minyak dunia jatuh itu banyak teman-temannya yang mengalami PHK, sehingga dia harus mengerjakan pekerjaan 2-3 orang yang lainnya.
Dan itu berhasil dilakukan oleh teman Saya tersebut.
Parkinson’s Law pada bidang finance
Bahkan hukum ini juga bisa cocok di bidang finance.
Ada sebuah buku yang berjudul Profit First. Pada buku tersebut membahas profit diambil di depan sehingga biaya operasionalnya berkurang sampai sepertiganya. Dan itu berhasil dilakukan.
Apa yang ada di buku Profit First ini tidak akan Saya ceritakan lebih banyak di sini. Karena tim Saya di CatatanBisnis.Com sudah merangkumnya untuk Anda.
Jadi silakan kunjungi https://catatanbisnis.com, subscribe dan dapatkan catatan detailnya untuk Anda. Gratis.
Namun perlu diingat, ini tidak bisa dipakai untuk semua hal dan untuk semua kondisi. tetapi secara prinsip hukum ini bisa diterapkan untuk bisnis apapun.
Melawan Parkinson’s Law
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana supaya deadline karet ini tidak berlanjut? Jawabannya adalah komunikasikan dengan tim Anda dalam menentukan deadline. Misalkan tim Anda bilang 1 bulan, silakan tawar jadi 2 minggu.
Jika itu terlalu mepet maka tim Anda akan menawarnya lagi sampai ketemu deadline yang tepat dan ideal.
Itulah pembahasan yang Saya tentang deadline karet dan Parkinson Law. Sampai bertemu di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode selanjutnnya.
- KEPO 112: Marketing Dalam 17 Menit - October 12, 2024
- Shopee, Telegram, Jet Pribadi, dan Kemandirian Usaha - August 27, 2024
- KEPO 111: Konsekuensi Level 2 - August 22, 2024