fbpx

Apa Itu Hashtag dan Siapa yang Menemukannya?

Zaman sekarang, rasanya hashtag banyak digunakan pengguna untuk memperluas jangkauan suatu postingan di media sosial. Hashtag seolah ada dimana-mana, entah itu di Twitter, Facebook, Instagram, sampai TikTok.

Kalau Anda buka Twitter, mereka bahkan menyediakan daftar trending hashtag dengan jumlah twit yang bisa sampai puluhan ribu tiap harinya. Ada yang menggunakannya secara tepat, namun tak sedikit yang malah terkesan spamming.

Hashtag memudahkan pengguna media sosial tertentu untuk menelusuri postingan yang saling berkaitan, atau masih dalam satu topik yang sama. Bila memungkinkan, orang-orang juga bahkan membuat hashtag baru dan jadi trending.

Apa Itu Hashtag?

Hashtag atau biasa dikenal dengan tagar singkatnya adalah frasa kata kunci yang ditulis tanpa spasi. Misalnya, #viral, #onlinemarketing, dan #tipscopywriting. Ketiganya merupakan contoh penggunaan hashtag.

Ada satu hal yang perlu diingat saat akan menulis hashtag. Jangan pernah taruh tanda baca seperti tanda tanya (?), titik (.), dan lain-lain dimanapun letaknya. Karena nyatanya ini akan sia-sia.

Chris Messina : Sang Penemu Hashtag

Pada musim panas tahun 2007, seorang spesialis web marketing yang juga pengguna Twitter mendatangi sebuah kantor pertama Twitter di bilangan San Franciso dan memberikan saran dengan membawa sebuah proposal berisi 2000 kata ke perusahaan itu.

Kala itu, Biz Stone, salah satu pendiri Twitter dan beberapa karyawan lainnya tengah panik menangani masalah yang membuat Twitter down. Meski begitu, mereka memberi kesempatan pria itu untuk berbicara.

Pria itu adalah Chris Messina. Dia lah orang yang membuat hashtag sekaligus orang yang mengubah sejarah media sosial. Konsep awal Messina sederhana, bagaimana caranya kalau orang menggunakan kata yang sama dan menaruh simbol tagar di depannya bisa membuat channel dimana setiap orang bisa bergabung dan berpartisipasi.

Apa Itu Hashtag dan Siapa yang Menemukannya? - 3

Ditolak Twitter

Setelah Messina selesai melakukan presentasinya, Biz Stone mengatakan bahwa Twitter hanya perlu membuat sebuah algoritma untuk membereskan persoalan menyortir topik diskusi dan tidak memerlukan hashtag.

Ditolak Twitter, Messina terus mempromosikan penggunaan hashtag di media sosial dan di berbagai perbincangan dengan kawan-kawannya. Ia kemudian meyakinkan temannya yang bernama Nate Ritter untuk menggunakan hashtag saat mengunggah twit tentang kebakaran di San Diego. Lalu langkah ini diikuti para pengguna Twitter lainnya untuk melacak twit kabar kebakaran itu.

Apa Itu Hashtag dan Siapa yang Menemukannya? - 4

Peristiwa ini jadi tahapan penting untuk menguji ide hashtag Messina. Media Wired pun menulis bagaimana hashtag bisa digunakan di Twitter untuk melacak informasi.

Pada waktu itu, kalau Anda di San Diego dan ingin mengetahui apa yang terjadi di sana, maka Anda harus membuka sedikitnya 14 website, cek radio, dan lain sebagainya.

Baca juga : Youtube Luncurkan Hashtag, Simak Cara Pakainya!

Diadopsi Summize

Seolah memanfaatkan momentum itu, Messina meyakinkan beberapa pengembang aplikasi pihak ketiga untuk menambah dukungan hashtag pada aplikasi mereka. Salah satu aplikasi itu adalah mesin pencari Summize. Sejak itu, semakin banyak orang menggunakan hashtag dan semakin banyak pula pengembang yang membuat aplikasi untuk Twitter yang mengadopsi hashtag.

Digunakan Twitter

Pada tahun 2008, saat memutuskan untuk membeli Summize senile 15 juta Dolar AS, Twitter tak punya pilihan lain selain mengikuti ide hashtag Messina yang sudah ada. Baru kemudian pada tahun 2009 Twitter mengadopsi secara utuh penemuan Messina dengan menambahkan hyperlink ke seluruh hashtag, mengintegrasikannya ke fitur search dan jadilah Tending Topics seperti yang kita kenal sekarang.

Mengapa harus simbol pagar (#) ?

Chris Messina menggunakan simbol pagar (#) untuk karya hashtag-nya dengan mengadopsi fitur channel aplikasi chat Internet Chat Relay (IRC) dimana dia dan banyak temannya di bidang teknologi biasa berkomunikasi menggunakan aplikasi itu.

IRC menampilkan banyak channel dimana pengguna bisa membicarakan topik yang relevan. Nama channel di aplikasi ini memang diawali simbol pagar, kalau zaman sekarang mirip seperti Discord dan Slack.

Melihat keampuhan hashtag, platfrom jejaring sosial lainnya kemudian mengikuti langkah Twitter menggunakan hashtag. Mulai dari Instagram, Google, dan Facebook yang masing-masing meluncurkan fitur satu ini pada tahun 2011, 2012, dan 2013.

Ringkasnya, hashtag semakin propuler karena kombinasi dari tiga hal. Twitter menyediakan platformnya, Ritter yang memberinya kesempatan, dan tentunya keseriusan Messina yang awalnya mebuat konsep hashtag ini.

Muhammad Sholeh

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *