fbpx
mengenal bip

Mengenal BiP, Aplikasi Chat Pesaing WhatsApp Asal Turki Yang Ingin Salip Telegram

Anda mungkin sudah tahu kabar tentang para pengguna yang ramai-ramai tinggalkan WhatsApp akibat dari perubahan kebijakan privasinya. Para pengguna WhatsApp tersebut kabarnya mulai menginstal dan menggunakan aplikasi messenger lain seperti Signal, Telegram dan BiP. 

Bahkan beberapa hari terakhir ini kami mendapakan pesan undangan (invitation) untuk menginstall dan menggunakan aplikasi BiP. 

Untuk Signal dan Telegram mungkin sudah tidak asing lagi bagi pengguna di Indonesia. Namun untuk aplikasi BiP sepertinya masih belum banyak yang mengetahuinya. 

Padahal berdasarkan keterangan dari General Manager Turkcell Erkan Murat, setidaknya ada sekitar 6,4 juta orang sudah beralih ke BiP sejak 8 Januari 2021. 

Turkcell merupakan sebuah perusahaan telekomunikasi kenamaan Turki yang sudah berdiri sejak 1994. Bisa dibilang Turkcell adalah perusahaan induk dari aplikasi BiP ini. Jika WhatsApp berada di bawah naungan Facebook, maka BiP merupakan asuhan Turkcell. 

Apa itu BiP?

BiP adalah salah satu aplikasi perpesanan asal Turki. Dibuat oleh pengembang bernama BiP AS dan sudah ada sejak 2013, bersamaan dengan rilisnya Telegram. 

Mengenal BiP, Aplikasi Chat Pesaing WhatsApp Asal Turki Yang Ingin Salip Telegram - 1

Layaknya aplikasi percakapan lainnya, BiP juga menyediakan fitur pesan dan panggilan suara maupun video. Namun fitur paling personal yang ditawarkan BiP adalah Anda bisa memfavoritkan kontak. Siapa saja yang sering Anda ajak chat seperti keluarga atau rekan kantor, bisa Anda jadikan kontak favorit dengan fitur ini.

Aplikasi ini juga bisa langsung Anda unduh di Google PlayStore dan AppStore. Berdasarkan pengamatan kami di Google Play Store, aplikasi BiP sudah diunduh oleh lebih dari 50 juta pengguna, lebih dari satu juta di antaranya memberikan komentar positif.

BiP ingin salip Telegram

BiP AS menginduk pada Turkcell dan kepemilikan sahamnya tercatat dimiliki oleh Turkey Wealth Fund (TWF) atau Badan Moneter milik pemerintah dengan total kepemilikan sebesar 26,2 persen.

Jika dilihat dari sumberdaya yang dimiliki, sebagian besar penggunanya berasal dari negara-negara bekas Uni Soviet dan momentum isu kebijakan privasi ini, sepertinya BiP ingin bersaing secara langsung dengan raksasa besar teknologi seperti Telegram dan juga WhatsApp. 

Ini terlihat dari seruan Pemerintah Turki yang secara terang-terangan meminta warga negaranya mengapus WhatsApp, dan beralih ke produk lokal BiP.

Ajakan lantang bahkan dilayangkan Kepala Staf Kepresidenan Turki bagian Transformasi Digital, Ali Taha Koc. Dalam twitnya, pada 10 Januari lalu, dia menulis “Mari bersama-sama kita lawan fasisme digital”.

Muhammad Sholeh

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *