Di era digital seperti sekarang ini sebuah perusahaan atau brand mau tidak mau harus punya aset digital dan mengembangkannya. Jika ini tidak dilakukan maka lambat laun perusahaan tersebut tidak akan pernah bisa bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain yang mulai beradaptasi dalam proses digitalisasi.
Hal ini dikarekan era digital itu ibarat jalan bebas hambatan. Sehingga dalam mengembangkan bisnis, akses ke pasar itu sangat terbuka, tidak terkendala jarak dan waktu serta hadirnya era digital berpeluang besar untuk menembus pasar luar negeri.
Tidak hanya itu, dengan hadirnya digitalisasi dan pemasaran online, maka sebuah brand atau perusahaan tidak perlu repot-repot buka cabang di sebuah negara atau wilayah tertentu. Cukup dari negara asal saja mengendalikan operasional bisnisnya, pemasarannya bisa ke seluruh negara di dunia. Sehingga dengan konsep seperti ini mampu menghemat biaya operasional dan pemasaran, yang dampaknya bisa berpengaruh ke margin dan harga jual produk.
Terkait dengan hal tersebut maka mulai sekarang kita perlu membuat dan mengembangkan aset digital. Inilah sudah banyak perusahaan atau brand yang melakukannya, salah satunya adalah Ardiles.
Ardiles merupakan brand sepatu lokal yang hendak go internasional. Karenanya, pada artikel ini kita akan banyak belajar dari Daniel Christianto Widjaja, CEO nya Ardiles tentang bagaimana mereka mengembangkan aset digital ini.
Bagaimana CEO Ardiles Mengembangkan Aset Digital?
Ada banyak hal yang dilakukan oleh Daniel Christianto Widjaja, selaku CEO Ardiles untuk mengembangkan aset digital, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
- mengembangkan e-catalog
- membangun e-distributor
- membuat e-store dan social commerce.
Mengembangkan e-catalog
Menurut Daniel, Ardiles mulai membangun aset digital sejak tahun 2017 dengan membuat e-catalog. Kini di tahun 2020 Ardiles mengembangkannya. E-catalog ini dapat digunakan oleh para distributor untuk melihat dan memesan produk-produk Ardiles.
Selain itu e-catalog ini juga berfungsi untuk berbagi segala macam yang informasi yang dikeluarkan oleh Ardiles. Sehingga para distributor bisa mengaksesnya dari sebuah aplikasi yang bernama Ardiles App, yang bisa diakses melalui Playstore maupun Appstore.
Membangun e-distributor
Hal kedua dalam rangka mengembangkan aset digital yang dilakukan oleh Ardiles adalah membangun e-distributor. Tujuannya adalah untuk memudahkan pendistribusian produk ke marketplace dan e-commerce dengan sistem one inventory to multy–platform distribution.
Untuk ini mereka berfokus pada pasar dalam negeri dengan bergabung dengan 5 marketplace besar, dan pada pasar luar negeri mereka bergabung di Qoo10.
Bergabung di Qoo10 untuk menyasar market luar negeri
Ardiles merupakan brand lokal dengan visi go international. Karenanya mereka mengambil langkah dengan memasarkan produk-produknya di marketplace Qoo10.
Bergabung di 5 besar marketplace lokal
Untuk memfokuskan diri pada market dalam negeri, saat ini Ardiles telah bergabung dengan lima platform besar di Indonesia, meliputi :
- Shopee,
- Lazada,
- Tokopedia,
- Blibli,
- dan Bukalapak.
Membuat e-store dan social commerce
Berikutnya hal yang dilakan oleh CEO Ardiles dalam mengembangkan aset digital adalah membuat e-store dan social commerce. Intinya mereka ingin membangun toko online mereka sendiri.
NIKE yang sama-sama brand sepatu telah lebih dulu melakukan ini. Mereka telah mengakhir kerjasama dengan Amazon dan mulai membangun toko online mereka. Sehingga ketika ada orang yang ingin beli sepatu NIKE, tinggal kunjungi toko onlinenya NIKE, dan tidak ke Amazon lagi.
Itilah beberapa hal yang dilakan oleh CEO Ardiles dalam mengembangkan aset digital. Mudah-mudahan bermanfaat dan sampai bertemu di artikel berikutnya.