fbpx

Episode 58 – Konflik Yang Baik

Bismillah…

Selamat datang di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast bersama saya Fikry Fatullah.

Silakan gunakan kode kupon KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast untuk mendapatkan diskon 10% untuk semua produk berlangganan di KIRIM.EMAIL.

Caranya buka https://kirim.email lalu pilih produk yang tersedia, ikuti prosesnya dan ketika di bagian kupon, silakan masukkan kode kupon KEPO dan total pembayaran Anda akan otomatis terpotong 10%. 

Pada KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode 58 ini kita akan membahas satu hal yang tidak bisa terhindarkan ketika berhubungan atau berurusan dengan orang lain. Apa hal tersebut? Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah konflik. 

Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang

Ketika kita berhubungan atau berurusan dengan orang lain, sudah pasti akan terjadi konflik, cepat atau lambat. Apalagi untuk urusan jangka panjang seperti urusan rumah tangga, urusan dengan partner bisnis, dengan tim bahkan dengan pelanggan pun bisa juga terjadi konflik. 

“Kalau setiap hari bertemu kemungkinan besar bisa terjadi konflik.”

Konflik sudah pasti akan terjadi dan bagi saya pribadi tidak menghindari konflik. Ada konflik saya datangi dan menjadikan konflik tersebut sebagai pelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Pada episode ini, secara spesifik kita membahas bagaimana agar konflik yang terjadi ini bisa jadi lebih bermanfaat bagi kedua belah pihak yang berkonflik. 

Ini mungkin agak menantang, karena sebagai orang timur, sejak kecil kita sudah diajarkan untuk lebih banyak menghindari konflik daripada mendatanginya. Karenanya ada satu anggapan bahwa konflik itu tidak baik, konflik itu menimbulkan perpecahan. 

Sehingga ketika ada konflik, kita lebih memilih mundur, mengalah dan menghindar daripada hubungan dengan orang lain menjadi rusak dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. 

Padahal cara pandang seperti ini belum tentu benar. Bisa saja dengan menghindari konflik hanya akan menimbulkan konflik yang lebih besar lagi. 

Hal ini dikarenakan konflik yang tidak diselesaikan bisa memicu ketidakpuasan. Dari ketidakpuasan ini yang ada hanya akan menimbulkan dendam. Kalau konflik terus menerus dihindari maka makin lama dendam itu juga makin besar dan pada akhirnya memicu konflik yang lebih besar lagi. Kalau sudah seperti ini akan sulit untuk melakukan penanganan pasca terjadi konflik. 

Di atas saya bilang kalau konflik itu bisa menjadi baik dan bermanfaat. Lalu kapan atau bagaimana itu bisa terjadi? Konflik yang baik dan bermanfaat bisa terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat konflik saling percaya bahwa mereka ingin memperjuangkan sesuatu yang baik. 

Misalnya saya punya konflik dengan si A. Supaya konflik ini menjadi baik dan bermanfaat maka saya harus percaya dulu bahwa si A itu sedang memperjuangkan sesuatu yang baik untuk kepentingan bersama. Hanya saja itu bertentangan dengan saya, sehingga terjadilah konflik ini.

Contoh lainnya di kehidupan rumah tangga saat memilih sekolah untuk anak. Suami punya pendapat kalau sekolah yang terbaik untuk anak adalah sekolah A. Sedangkan istri pendapatnya tentang sekolah terbaik untuk anaknya adalah sekolah B. Kemudian terjadilah konflik diantara mereka yang mana bukan untuk kepentingan mereka sendiri, melainkan untuk kepentingan anak. 

Supaya konflik tersebut menjadi baik dan bermanfaat maka suami harus percaya kalau apa yang diperjuangkan istrinya itu untuk kebaikan anaknya. Begitu juga dengan istri harus percaya kalau apa yang diperjuangkan suami itu untuk kebaikan anaknya juga. 

“Konflik adalah salah satu jalan untuk mencari kebenaran atau potensi jawaban terbaik dari suatu masalah”

Setelah mengeluarkan pendapatnya masing-masing, saling berdebat, dari situ keluar pendapat-pendapat yang terbaik dan bisa dibandingkan. Sehingga setelah konflik terjadi biasanya pihak-pihak yang terkait bisa menarik kesimpulan yang bisa diterima oleh semua pihak.

[spp-player url=”http://dts.podtrac.com/redirect.mp3/feeds.soundcloud.com/stream/739913011-kirimemail-episode-58-konflik-yang-baik.mp3″]

Itulah pendapat saya tentang konflik. Konflik itu ada naturalnya bukan untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi dan untuk diselesaikan.

Terima kasih sudah mendengarkan KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode ini. Gunakan kode kupon KEPO untuk mendapatkan diskon 10% berlaku untuk semua produk berlangganan di KIRIM.EMAIL. Saya Fikry Fatullah dan sampai bertemu di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode berikutnya. 

Dengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast langsung dari HP Anda

Agar tidak ketinggalan update episode terbaru KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast, Anda bisa men-download dan mendengarkannya langsung melalui HP Anda, caranya:

Fikry Fatullah
Latest posts by Fikry Fatullah (see all)

1 thought on “Episode 58 – Konflik Yang Baik”

  1. Tentunya sangat susah untuk diterapkan mas. menurut saya ketika konflik terjadi maka pihak A dan pihak B mementingkan edo masing masing, pasti pendapat saya yang paling baik. jadi tidak akan ada penyelesaian yang memuaskan hati masing masing A atau B. Sering terjadi hasilnya adalah spt ini “hari ini saya setuju pendapat kamu tapi lain kali ikuti pendapat saya” dengan berat hari untuk menerima pendapat lain. Apalagi kalau konflik antar gender si A pria dan si B wanita yang sering bermain perasaan dibandingkan pikiran rasional.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *