Bismillah. Kembali berjumpa lagi dengan saya Fikry Fatullah di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode 46. Di episode ini secara khusus saya akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan podcast di Indonesia.
Beberapa hal yang akan saya bahas di sini antara lain tentang :
- Apa itu podcast
- Bagaimana saya memulai podcast di Indonesia
- Seperti apa awal mula podcast muncul
- Bagaimana prospek industri podcast di Indonesia ke depan
- Apa saja faktor pendukung pertumbuhan podcast di Indonesia
- Apa saja faktor penghambat pertumbuhan podcast di Indonesia
- Bagaimana cara memproduksi podcast dan apa saja yang perlu dipersiapkan
- Bagaimana cara monetisasi podcast
- Dan beberapa topik yang lainnya terkait podcast.
Maka dari itu KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 46 ini judulnya adalah Podcast Tentang Podcast.
Daftar Isi
Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang
Geliat Industri Podcast di Indonesia
Terkait dengan podcast di Indonesia, beberapa waktu yang lalu saya menemukan sesuatu yang menarik. Saya menemukan cover majalah Info Komputer dengan headline Geliat Industri Podcast.
Dari cover majalah tersebut yang membuat saya tertarik adalah bahwa ternyata industri podcast di Indonesia meningkat 10x dalam 4 tahun terakhir.
Ilustrasinya begini, jika di tahun 2015 hanya ada satu orang menggunakan podcast, di tahun 2019 setidaknya ada 10 orang yang juga menggunakan Podcast. Saya rasa ini ada benarnya, karena memang selama 4 tahun ini saya terlibat langsung di dalam podcast, mulai dari proses produksi, editing hingga distribusinya.
Awal mula memulai podcast
Saya memulai podcast itu di tahun 2015 di iTunes. Saat itu jumlah podcaster (orang-orang yang membuat Podcast) di Indonesia masih sangat sedikit.
Saya memulai podcast dengan menggunakan Podbean karena dari segi harga memang yang paling murah. Podbean ini adalah sebuah layanan hosting untuk podcast. Jadi yang membutuhkan hosting tidak hanya website saja, tetapi podcast juga agar kontennya bisa diakses dan dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Podcast pertama saya namanya adalah Radio KBO. Saat itu saya merekam podcast dengan perangkat seadanya, yaitu menggunakan handphone jadul. Alhamdulillah bisa bertahan hingga tahun 2017 dengan total konten ada sekitar 149 episode dan jumlah podcast yang di download mencapai 250.000 download.
Pertengahan 2017 Podcast saya RadioKBO saya tutup dan kemudian saya mulai podcast lagi dari awal. Podcast baru tersebut saya beri nama KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast, persis yang Anda dengar saat ini.
Apa itu podcast dan awal mula munculnya podcast
Bagi Anda yang belum tahu tentang apa itu podcast, Podcast itu pertama kali berawal dari iPod. Terdiri dari 2 kata yaitu iPod dan broadcast yang kemudian disingkat dengan Podcast.
Merujuk dari situs Apple sebagai produsen iPod, mereka menyebutkan bahwa podcast adalah episode program yang tersedia di Internet. Podcast biasanya menawarkan tiap episode dalam format file yang sama, seperti audio atau video, sehingga pelanggan selalu bisa menikmati program tersebut dengan cara yang sama.
Secara prinsip podcast ini hampir mirip seperti radio, yaitu menyebarkan pesan melalui media suara. Namun secara konten antara podcast dengan radio itu punya perbedaan yang cukup jauh. Jika radio konten-kontennya sudah terjadwal dari pagi hingga malam, sedangkan konten-konten di podcast lebih sering tidak terjadwal.
Saat awal-awal podcast ada, kontennya belum bervariasi seperti saat ini. Dulu kontennya hanya seputar pemrograman seperti PHP. CSS dan lain sebagainya.
Faktor Pendukung Podcast Tumbuh 10x lipat
Di cover majalah Info Komputer menyebutkan bahwa industri podcast di Indonesia akan tumbuh 10x selama 1 tahun ke depan. Saat ini kita berada di bulan Mei 2019, jadi kita tunggu saja di bulan Mei 2020 apakah prediksi tersebut benar atau tidak.
Mengapa pertumbuhannya bisa sangat signifikan hanya dalam 1 tahun? Menurut saya setidaknya ada 3 hal yang akan menjadi pendorong pertumbuhan podcast di Indonesia hingga 10x lipat, diantaranya :
Kemudahan memproduksi podcast
Pendorong pertama adalah kemudahan dalam memproduksi Podcast. Ini saya sebut sebagai demokratisasi tools.
Untuk membuat podcast paling tidak kita harus berinvestasi di microphone, laptop atau komputer desktop untuk memproses rekaman dan editing juga headphone yang kualitasnya cukup bagus.
Namun saat ini itu semua tidak terlalu dibutuhkan karena 3 perangkat tersebut bisa digantikan dengan 1 buah smartphone. Karena pada saat ini kualitas perekaman smartphone sudah cukup bagus. Buktinya banyak kita jumpai para wartawan yang melakukan liputan hanya menggunakan smartphone untuk merekam pernyataan dari narasumber.
Penggunaan smartphone ini juga terpengaruh karena adanya layanan podcast yang bernama Anchor. Ini adalah sebuah layanan podcast dimana dalam satu tempat kita bisa merekam dan meng-hosting podcast, melakukan editing hingga mendistribusikan podcast kita ke banyak saluran, salah satunya Spotify.
Kemudahan dalam mengakses podcast
Pendorong kedua adalah kemudahan pendengar dalam mengakses podcast. Ini yang menjadi faktor pendukungnya adalah keberadaan Spotify.
Spofity itu adalah sebuah layanan musik dan podcast dalam bentuk aplikasi di smartphone. Saat ini Spotify sudah di download lebih dari 500 juta download.
Kemungkinan besar masyarakat mendengarkan podcast tidak melalui Anchor, tetapi mereka lebih memilih mendengarkan Podcast melalui spotify.
Perubahan pola mobilitas masyarakat Indonesia
Dua hal yang saya sebutkan di atas itu adalah pendorong dari sisi teknologi. Teknologi sebagus apapun dan secanggih apapun tidak akan berguna jika masyarakatnya belum siap. Maka perubahan pola mobilitas masyarakat indonesia adalah pendorong ketiga karena ini merupakan sebuah tanda tentang siapnya masyarakat indonesia dalam menyambut podcast.
Kemarin saya membaca buku mas Yuswohady yang judulnya Milenial Kill Everything. Salah satu yang tidak disukai oleh milenial adalah membeli mobil. Yang mereka sukai adalah menggunakan moda transportasi massal atau menggunakan ride sharing seperti GOJEK ataupun Grab.
Karena perubahan mobilitas seperti ini para milenial ini bingung mau ngapain untuk menghabiskan waktu selama diperjalanan. Untuk menghabiskan waktu tersebut cukup banyak yang mengakses smartphonenya.
Kalau mengakses youtube terkadang di dalam kendaraan menjadi pusing, maka pilihannya adalah mendengarkan melalui Spotify.
Di dalam spotify selain musik juga ada podcast sehingga tinggal mendengarkan saja dan tidak akan pusing. Ini juga didukung dengan semakin bagusnya koneksi internet di Indonesia.
Penghambat Pertumbuhan Podcast
Di atas saya sudah menjelaskan apa saja faktor-faktor yang akan mendorong pertumbuhan podcast hingga 10x lipat di Indonesia. Namun rasanya kurang fair kalau saya hanya menyampaikan hal-hal yang baik saja.
Pada kenyataannya pertumbuhan podcast ini juga ada penghambatnya. Dan pada bagian ini kita akan membahas penghambat pertumbuhan podcast.
Podcast Discovery
Penghambat pertumbuhan podcast yang pertama adalah belum adanya podcast discovery yang bagus. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Discovery yang saya maksud di sini adalah kemampuan sebuah aplikasi pemutar podcast untuk menemukan podcast yang baru.
Setiap aplikasi pemutar podcast sangat mungkin mempunyai algoritma discovery sendiri. Sehingga antara aplikasi yang satu dengan yang lainnya hasilnya bisa saja tidak sama.
Sebagai contoh, kita mencari podcast dengan kata kunci KEPO di Spotify. Setelah itu kita mencari kata kunci yang sama di Soundcloud atau Podbean. Maka hasil yang muncul dari setiap aplikasi itu bisa saja berbeda-beda.
Sulitnya Monetisasi
Penghambat pertumbuhan podcast yang kedua adalah sulitnya monetisasi. Terkait dengan hal ini, ada cukup banyak pertanyaan masuk ke saya tentang bagaimana cara melakukan monetisasi pada podcast.
Kalau Youtube monetisasinya mudah, kita tinggal upload video dan Youtube akan mencarikan advertiser untuk kita. Namun jika di podcast tidak sesederhana dan tidak semudah itu.
Di podcast itu lebih mirip seperti radio. Kita harus membuat proposal sendiri, mencari orang yang mau beriklan sendiri dan semuanya kita kerjakan secara manual. Bahkan podcaster top dunia pun juga masih melakukan hal manual seperti ini. Inilah yang cukup menantang bagaimana melakukan monetisasi podcast.
Bagaimana saya memonetisasi podcast
Saya pribadi tidak pernah pasang iklan dalam di dalam podcast. Yang saya lakukan dalam monetisasi podcast adalah dengan menjual produk affiliate. Saya buat rekomendasinya melalui podcast dan jika ada yang beli melalui link yang saya bagikan maka saya akan mendapatkan komisi.
Monetisasi podcast berikutnya yang saya lakukan adalah jualan layanan KIRIM.EMAIL. Caranya adalah dengan memberikan kode kupon sebagai klaim diskon berlangganan KIRIM.EMAIL seperti yang saya sebutkan di awal podcast ini.
Hasil monetisasi
Kemudian mungkin Anda bertanya, bagaimana hasilnya monetisasi podcast dengan cara yang saya lakukan?
Berdasarkan laporan dari sistem kami, penjualan KIRIM.EMAIL dengan kode kupon KEPO itu sekitar Rp70.000.000 per tahun. Itu artinya setiap bulan total transaksi yang berasal dari Podcast hanya sekitar Rp5.800.000. Ini relatif kecil sekali jika dibandingkan dengan saluran pemasaran lainnya.
Kalau kita hanya memandang podcast dari segi pemasukan saja, mungkin saya tidak akan bertahan hingga sekarang. Karena memang hasilnya tidak sebanding dengan apa yang kita keluarkan untuk memproduksi podcast setiap bulannya.
Namun karena saya melihat podcast ini mempunyai dampak yang positif, terbukti download podcast saya mencapai puluhan ribu download, ini yang membuat saya bertahan. Ada banyak keuntungan lain yang bisa saya dapatkan yang tidak bisa diukur dengan uang. Contohnya muncul peluang baru, bisa bertemu dengan orang-orang baru, bisa membuka jaringan baru, memperkuat personal branding dan lain sebagainya.
Podcast adalah dunia yang sangat menarik
Menurut saya podcast adalah dunia yang sangat menarik. Kita bisa memproduksi podcast hanya dengan smartphone, kemudian menguploadnya secara gratis di Anchor dan bisa langsung dinikmati di Spotify. Tidak seperti Youtube yang perlu menyediakan kamera, tata lampu dan tata suara yang bagus dan harganya cukup fantastis.
Belum lagi jika di Youtube kita perlu editing dan penambahan efek segala macam. Namun di podcast kita tinggal hapus bagian yang tidak perlu hanya dengan melihat gelombang suaranya.
Begitulah KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode 46 Podcast Tentang Podcast yang sedikit membahas apa itu podcast, bagaimana pertumbuhan podcast di Indonesia, faktor apa yang yang mendukung dan yang menghambat pertumbuhan podcast di Indonesia, bagaimana proses produksi podcast hingga bagaimana cara memonetisasi podcast di Indonesia.
Jika ada yang ingin Anda tanyakan terkait apapun tentang podcast di Indonesia, atau Anda mau berbagi cerita pengalaman Anda dalam menjalankan podcast, silakan kirimkan email ke [email protected]. Mudah-mudahan bermanfaat, saya Fikry Fatullah dan sampai bertemu di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode berikutnya.
Dengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast Langsung Dari HP Anda
Agar tidak ketinggalan update episode terbaru KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast, Anda bisa men-download dan mendengarkannya langsung melalui HP Anda, caranya:
- Jika Anda pengguna Android, ikuti tutorialnya disini >> http://kirim.email/kepo-android
- Jika Anda pengguna iPhone, iPad, iPod Touch, MacBook, iMac, Anda bisa langsung mendengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast melalui iTunes, klik disini >> http://kirim.email/kepo-itunes
- Atau Anda bisa langsung mendengarkan seluruh episodenya melalui browser HP Anda di >> http://kepo.blog.
- KEPO 112: Marketing Dalam 17 Menit - October 12, 2024
- Shopee, Telegram, Jet Pribadi, dan Kemandirian Usaha - August 27, 2024
- KEPO 111: Konsekuensi Level 2 - August 22, 2024