Bagi sebuah bisnis kecil atau start up, scale up menjadi sebuah hal yang penting. Jika bisnis Anda sudah memenuhi kriteria layak scale up, Anda harus segera melakukannya. Agar bisnis Anda tumbuh dan tidak menjadi bisnis kecil yang terjebak, lama kelamaan bisnis Anda akan hilang untuk selamanya. Namun ada beberapa hal yang bisa menghambat scale up dan Anda harus berhati-hati terhadap hal tersebut.
Hambatan dalam scale up biasanya datang dari dalam perusahaan itu sendiri, meski begitu, ada juga yang memang datang dari luar perusahaan. Lebih detailnya akan kami uraikan sebagai berikut, hal-hal yang bisa menghambat sebuah bisnis untuk scale up.
Daftar Isi
Produk dan Market Belum Sesuai
Banyak pebisnis yang merasa jika bisnisnya sudah memiliki penjualan yang stabil dan ada repeat order mereka bisa langsung scale up. Padahal semua hal itu baru asumsi si pemilik bisnis. Asumsi ini belum tervalidasi, dalam artian belum ada data yang utuh tentang hal itu. Bisa jadi apa produk yang dianggap laku oleh pemilik bisnis ini sebetulnya hanya laku pada segmen pasar tertentu, dan justru tidak laku jika pasarnya diperluas.
Oleh karena itu, yang dibutuhkan adalah data yang utuh. Data yang bisa menandingi asumsi si pemilik bisnis dengan lebih objektif. Kebanyakan scale up sebuah bisnis gagal karena data yang dimiliki tentang produk dan pasar ini tidak menyeluruh. Sehingga pemilik bisnis secara gegabah memperbesar bisnisnya padahal produknya belum bisa diterima oleh pasar.
Memprioritaskan hal yang salah
Kesalahan lainnya di dalam scale up adalah menggunakan dana yang ada untuk hal yang tidak tepat. Hal ini biasanya terjadi pada start up yang mendapatkan pendanaan dari investor. Kesalahan yang sering terjadi adalah start up menggunakannya dana tersebut untuk promosi yang tidak tepat, atau mempekerjakan SDM yang kurang efisien.
Misalnya, dana yang seharusnya bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas produk, malah digunakan untuk menambah tim marketing yang sebenarnya masih bisa berfungsi dengan baik. Kesalahan prioritas ini yang biasanya membuat sebuah bisnis gagal dalam scale up. Dalam hal ini Anda harus tahu kapan menggunakan konsultan bisnis untuk membuat bisnis Anda selamat.
Perpecahan Internal
Scale up juga biasanya gagal terjadi jika pemilik bisnis berseteru, misalnya founder dan co-founder, atau antara pemilik bisnis dan tim. Konflik internal akan menghancurkan sebuah bisnis kecil yang hendak scale up. Terkadang konflik yang benar-benar besar biasanya terjadi untuk persoalan yang sangat mendasar.
Contohnya seperti perubahan model bisnis, cara mendapatkan investor, atau perubahan produk. Hal ini bisa menyebabkan salah satu dari tim yang berseteru keluar. Ini yang harus diwaspadai. Anda sebaiknya berhati-hati dalam memilih tim, pastikan mereka satu visi dan mengerti tujuan akhir dari bisnis Anda agar tidak terjadi konflik-konflik yang tidak perlu.
Tim Penjualan yang kurang berpengalaman
Ketika sebuah bisnis melakukan scale up, proses memasarkan produk tidak bisa lagi menggunakan cara-cara yang biasa. Jika Anda biasanya hanya menggunakan saluran mulut ke mulut sambil sesekali beriklan di Facebook Ads dan memaksimalkan media sosial, maka ketika Anda scale up, Anda membutuhkan bauran pemasaran yang lebih luas dan berat.
Dalam artian, Anda harus punya budget lebih dalam melakukan pemasaran. Anda mungkin harus memasarkan produk Anda melalui TV, atau meningkatkan budget FB Ads karena pasar Anda tentu saja menjadi lebih besar. Pada saat inilah Anda harus mulai memiliki Tim penjualan yang lebih baik. Jika sejauh ini tim penjualan Anda sudah cukup bagus dalam menjual produk, maka Anda harus menambah seseorang yang lebih berpengalaman dan lebih mengenal level yang sudah scale up.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk mendapatkan orang yang bisa menjadi ujung tombak dalam penjualan Anda. Terlebih lagi, orang tersebut haruslah berpengalaman.
Terlalu Fokus Pada Produk dan Mengabaikan Manajemen Perusahaan
Yang berikutnya, Scale up bisa gagal jika pemilik bisnis hanya fokus pada meningkatkan kualitas produk. Padahal ketika sebuah bisnis melakukan scale up, bukan hanya produk yang harus dibenahi. Manajemen perusahaan juga harus ditingkatkan. Alasannya, jumlah karyawan mungkin bertambah dan sistem yang dibangun kemungkinan menjadi lebih kompleks.
Contohnya, jika biasanya meeting dengan tim hanya dilakukan seminggu sekali, ketika sudah scale up mungkin meeting harus dilakukan seminggu tiga kali. Karena permasalahan di setiap divisi juga akan mengalami perkembangan. Sehingga Anda sebagai pemilik bisnis tidak bisa mengabaikan manajemen perusahaan.