Bismillah..
Pada KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode 72 ini saya akan membahas sesuatu yang terkesan sepele namun bermanfaat khususnya bagi saya. Saya menyebutnya dengan The Power of Meskipun.
Dalam komunikasi, sebuah kata itu bukan hanya pesan, tetapi sebuah kata itu juga mem framing sebuah pengalaman. Misalnya saya saat sebut kata “mie goreng”, mungkin ada beberapa orang yang teringat dengan Indomie, aromanya, cara membuatnya dan rasanya.
Karenanya dalam komunikasi pemilihan kata-kata tidak bisa sembarangan, karena beberapa kata mempunyai dampak yang luar biasa bagi para pembacanya.
Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang
Banyak kata yang bisa menggambarkan satu tujuan yang sama. Ketika Anda ingin menyuruh seseorang untuk ganti baju, ada banyak pilihan kata yang bisa Anda gunakan, contohnya seperti :
- Eh baju kamu kok jelek gitu sih, ganti donk..
- Kamu ada baju yang lebih bagus gak? Kita mau meeting sama orang nih..
- Baju yang kamu pakai bagus sih, tapi kemungkinan orang yang akan ketemu sama kamu akan menyukai baju yang ini.
3 kalimat di atas dari sisi pilihan kata-katanya semuanya berbeda. Namun ketiganya punya tujuan yang sama, yaitu agar orang lain ganti baju.
Walaupun tujuannya sama, setiap kata yang kita pilih itu punya konsekuensi tersendiri terhadap orang yang membaca atau mendengarnya. Sehingga hasilnya bisa sangat berbeda dari setiap kata yang kita pilih.
Dari contoh di atas kita sudah mengetahui bahwa pemilihan kata-kata itu sangatlah penting. Namun ada satu hal lagi yang tidak kalah penting, yaitu urutan sebuah kata itu diucapkan.
Tujuan dari pengurutan kata-kata ini bertujuan untuk reframing. Atau dengan kata lain untuk membuat sesuatu yang semula negatif menjadi positif. Atau sesuatu yang netral menjadi lebih positif.
Dalam dunia sales reframing seperti ini sudah sangat lazim digunakan. Ketika orang yang datang ke toko tidak jadi beli, maka dengan ini bisa merubah kemungkinannya menjadi membeli.
Untuk bisa melakukan reframing ini, ada sebuah kata yang bisa kita gunakan, yaitu kata meskipun.
Untuk penerapannya seperti contoh ilustrasi berikut ini.
Anda adalah seorang penjual sepatu. Suatu ketika ada toko sepatu Anda kedatangan seorang calon pembeli yang ingin mencari sepatu merk X tipe 1 berwarna merah. Kebetulan di toko Anda stoknya tinggal yang warna hitam saja.
Dari sini kemungkinan ada 2 respon yang bisa Anda berikan. Kemungkinan Anda akan merespon seperti ini :
- Pak, sepatu merk X tipe 1 warna merahnya sudah habis. Yang ada hanya tinggal yang warna hitam saja.
- Pak, silakan lihat warna lain atau sepatu merek lain. Kami ada banyak sekali pilihan sepatu meskipun sepatu yang bapak cari saat ini stoknya kosong.
Dari 2 respon tersebut pada intinya sama, yaitu sepatu yang dicari tidak ada. Namun dengan melakukan reframing menggunakan kata “meskipun” akan mengubah persepsi orang lain terhadap sebuah kejadian. Sehingga akan menjadikan pengalamannya tetap positif meskipun tidak terjadi transaksi pada saat itu.
Itulah yang saya sembuh dengan the power of meskipun. Mudah-mudahan bermanfaat untuk Anda dalam menjadikan sesuatu lebih positif. Terima kasih sudah menyimak dan sampai bertemu di KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode berikutnya.
- KEPO 113: Kenapa Kita Tetap Harus Membuat Rencana Walau Rencana Sebelumnya Gagal Terus Menerus - December 7, 2024
- KEPO 112: Marketing Dalam 17 Menit - October 12, 2024
- Shopee, Telegram, Jet Pribadi, dan Kemandirian Usaha - August 27, 2024