fbpx
personal branding

Episode 15 – Personal Branding, Perlukah?

Akhir akhir ini saya menerima cukup banyak pertanyaan tentang personal branding melaui email. Pertanyaan tersebut antara lain seperti :

  • Apakah saya juga harus mengembangkan personal brand?
  • Apakah saya juga harus sharing-sharing di facebook dan sosial media lainnya sesuai dengan keahlian saya?
  • Bagaimana jika saya gak bisa nulis untuk membangun personal branding?
  • Dan masih banyak pertanyaan sejenis tentang personal brand.

Namun sebelum saya menjawab itu semua, saya ingin menyampaikan permohonan maaf, saya belum sempat membalas pertanyaan Anda via email karena saya sedang berusaha merangkum itu semua dalam satu episode podcast yang khusus membahas tentang personal brand ini.

Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang

Dan sebagai catatan, saya bukanlah brand expert seperti Pak Subiakto. Namun saya pribadi mempunyai sedikit pengetahuan dan pemahaman tentang personal brand dan beberapa aktifitas branding yang  akan share kepada Anda.

Pada KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast episode kali ini kita akan membahas cukup banyak tentang personal branding, diantaranya :

Apa itu Brand

Sebelum kita lebih jauh membahas tentang personal brand, langkah pertama yang perlu kita pahami adalah mengetahui apa itu brand. Menurut saya dan berdasarkan beberapa literatur yang saya baca, bisa kita simpulkan bahwa brand adalah sebuah shortcut atau jalan pintas dari value yang Anda tawarkan ke alam bawah sadar atau ke pikiran pasar atau pembeli Anda.

Sebagai contoh kalau kita sedang membicarakan MacBook, maka kata tersebut menjadi jalan pintas menuju alam bawah sadar Anda dan secara otomatis pikiran Anda langsung mengasosiasikan Macbook dengn beberapa hal seperti laptop mahal dan keren, laptop fungsional, laptop dengan touchbar, dan lain sebagainya.

Manfaat brand

Dengan brand maka akan tercipta sebah jalan pintas ke alam bawah sadar pembeli Anda. Dan ini akan sangat bermanfaat bila sudah masuk kedalam ranah pemasaran. Manfaatnya adalah Anda bisa menyampaikan banyak pesan dengan sedikit kata-kata atau sedikit gambar karena sudah terasosiasi. Karena tanpa brand atau jalan pintas ini Anda harus menjelaskan banyak hal kepada pembeli mengenai produk Anda.

Sebagai contoh dari manfaat brand ini saya gambarkan melalui cerita saat membangun KIRIM.EMAIL. Dulu orang bertanya-tanya tentang apa itu KIRIM.EMAIL dan saya harus menjelaskan satu persatu tentang apa itu KIRIM.EMAIL dengan panjang dan lebar. Namun setelah saya berhasil membuat brand untuk KIRIM.EMAIL sekarang pertanyaan-pertanyaan tentang apa itu KIRIM.EMAIL sudah banyak berkurang. Malahan saat saya mengisi workshop atau seminar para peserta sudah tahu siapa saya dan apa itu KIRIM.EMAIL.

BACA JUGA :   Agar Bisa Terus Termotivasi – Ep. #100

Apa itu personal brand

Nah Anda sudah mengetahui apa itu brand, dan sekarang saatnya kita masuk ke pembahasan tentang personal brand. Personal brand adalah brand yang menempel pada individu atau personal. Jadi saat Anda atau seseorang menyebutkan nama Anda yang terasosiasi pada diri Anda itu apa.

Sebagai contoh saat saya menyebutkan Sandiaga Uno mungkin dulu yang terasosiasi adalah pengusaha kaya raya, ganteng, pelari. Namun sekarang lebih ke arah politik seperti Jakarta, Wakil Gubernur jakarta, dan lain sebagainya.

Penggunaan personal brand di masyarakat atau di dalam bisnis

Jika saya ditanya haruskah bisnis menggunakan personal brand? Jawaban saya adalah tidak harus. Karena tidak semua bisnis membutuhkan personal brand. Tidak semua industri butuh tahu siapa Anda. Sebagai contoh industri smartphone. Pembeli tidak perlu tahu siapa CEO dari brand smartphone itu. Dan pembeli tahu atau tidak, kenal atau tidak pada CEO dari sebuah smartphone tidak akan berpengaruh pada penjualan.

Akan tetapi banyak industri yang akan tertolong kalau orang mengenal siapa Anda. Sebagai contoh lembaga bantuan hukum. Dengan memiliki advokat atau pengacara yang terkenal atau dengan persoanl branding yang kuat, maka lembaga bantuan hukum itu akan lebih sering dipakai jasa nya daripada lembaga bantuan hukum yang pengacaranya tidak terkenal.

Saya pribadi tidak terlalu mengedapankan personal branding. Buat saya brand atau personal branding merupakan salah satu cara komunikasi. Produk yang bagus akan memberkan kesan yang bagus pula ke benak pembeli. Walaupun Anda tidak mempunyai brand, kalau produk dan pelayanan Anda bagus maka orang akan secara otomatis membranding produk Anda sendiri.

Sebagai contoh penjual gudeg pinggir jalan di Jogja. Mereka tidak pernah secara sengaja membuat dan mendesain brand untuk warung nya. Karena memang rasanya enak, pelayanannya memuaskan dan memberikan pengalaman yang berbeda saat makan di sana, maka brand itu muncul dengan sendirinya. Seperti Gudeg Mercon, Gudeg Yu Jum, Gudeg Pawon, dan lain sebagainya.

BACA JUGA :   Episode 52 – Micro Influencer, Nano Influencer, Bermanfaatkah Bagi Bisnis? Bersama Rade Tampubolon

Tidak harus ngetop untuk membuat bisnis menjadi besar

Kata lain dari personal branding adalah ngetop. Dan untuk membuat bisnis menjadi besar tidak harus menjadi ngetop lebih dulu. Malahan banyak juga bisnis yang besar bisa mengangkat personal brand dari pemiliknya.

Sebagai contoh adalah Mc Donald. Yang membesarkan Mc Donald adalah Ray Kroc. Ray Kroc tidak membranding dirinya sendiri, yang dia branding adalah bisnisnya yaitu Mc Donald. Karena menurutnya nama Mc Donald itu Amerika banget.

Perlu diingat kalau bisa jangan terkenal

Akan tetapi perlu diingat kalau bisa janganlah terkenal. Nasihat para ulama berkata demikian. Dan salah satunya ada di dalam kitab Hilyatul Auliya.

Berkata Imam Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahulloh:

“Tanda-tanda zuhud terhadap dunia dan terhadap manusia ialah: engkau tidak suka manusia memuji diri engkau, dan engkau tidak peduli dengan cercaan mereka, dan jika engkau mampu untuk tidak dikenal maka lakukanlah, karena tidak ada dosa bagi engkau untuk tidak dikenal, dan tidak ada dosa bagi engkau untuk tidak dipuji atasmu, dan tidak ada dosa bagi engkau untuk menjadi tercela di hadapan manusia jika engkau terpuji di sisi Allah.”

Personal Brand sudah ada sejak jaman Rasulullah

Perlu juga Anda ketahui bahwa personal brand itu sudah ada sejak jaman nabi. Salah satunya adalah gelar Al Amin (orang terpercaya) yang diberikan oleh masyarakat Arab kepada Muhammad karena kejujurannya.  Dan inilah brand Muhammad waktu itu.

Kalau Anda membaca sirah nabawiyah, saat itu turun ayat 94 surat Al Hijr yang memberikan perintah kepada Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan. Ceritanya Rasullullah berada di atas puncak bukit Safa kemudian berteriak “Ya Sahabahah, Ya Sahabahah” (seruan untuk menarik perhatian orang agar berkumpul di waktu pagi dan biasa digunakan untuk perang).

Lalu berkumpullah suku-suku Quraisy. Orang-orang penasaran karena yang berteriak adalah Al Amin dan karena begitu pentingnya panggilan itu seseorang yang tidak bisa keluar memenuhinya, mengirimkan utusan untuk melihat apa gerangan yang terjadi.

BACA JUGA :   Episode 20 – Kutukan Pengetahuan

Setelah berkumpul Rasullullah berkata :

“Bagaimana menurut pendapat kalian kalau aku beritahukan bahwa ada segerombolan pasukan kuda di lembah sana yang ingin menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?”

Mereka menjawab, “Ya! kami tidak pernah tahu dari dirimu selain kejujuran.”

Kemudian Rasullah menjawab “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepada kalian akan azab yang amat pedih.”

Inilah cara Rasulullah berdakwah terang-terangan untuk pertama kalinya. Bermodalkan personal branding yang diberikan oleh masyarakat itu sendiri, yaitu Al Amin, kemudian Rasulullah dengan menanyakan apakah mereka percaya kalau ada pasukan berkuda menyerang, membawa pemikiran orang-orang yang berkumpul menjadi seragam (state of mind). Disinilah pentingnya pengkondisian pikiran untuk pada frekuensi yang sama.

Instant Personal Brand

Sekarang Anda mau menggunakan personal brand atau tidak bukan masalah, karena tergantung dari industri yang akan Anda masuki. Personal brand akan menjadi sebuah masalah ketika seseorang mennggunakannya secara instant.

Sebagai contoh ada orang yang menjadi public speaker. Kemudian di buzz dengan menampilkan punya ini punya itu, udah ini udah itu padahal sebenarnya tidak punya. Apakah yang seperti ini ada? Banyak sekali. Jangan khianati prosesnya. Kalau Anda ingin membangun personal branding bangunlah dengan cara yang baik.

Terima kasih sudah menggunakan KIRIM.EMAIL. Bila belum silakan mendaftar di KIRIM.EMAIL Layanan Email Marketing dan Autoresponder Terbaik Indonesia. Dapatkan Diskon 10% karena Anda telah mendengarkan KEPO-KIRIM.EMAIL Podcast Episode kali ini dengan memasukkan kode kupon KEPO di sini.

Jika ada pertanyaan, saran atau kritik, silakan tulis di kotak komentar di bawah ini. Dan bagikan tulisan ini di akun sosial media Anda supaya teman-teman Anda juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Artikel tentang Personal Brand Perlukah ini dipersembahkan oleh KIRIM.EMAIL – Layanan Email Marketing dan Autoresponder Terbaik di Indonesia.

Dengarkan KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast langsung dari HP Anda

Agar tidak ketinggalan update episode terbaru KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast, Anda bisa men-download dan mendengarkannya langsung melalui HP Anda, caranya:

Fikry Fatullah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *