fbpx

Menerapkan 8 Teknik Psikologi Pada Email Marketing Untuk Hasil Yang Lebih Lebih Baik

Hasil yang baik dalam setiap campaign yang dijalankan menjadi harapan bagi setiap email marketer. Hasil yang baik ini biasanya meliputi open rate dan click rate yang tinggi serta tingkat konversi yang bagus.

Namun sayangnya, tidak semua email marketer bisa mencapai hasil tersebut, terutama yang baru saja terjun di dunia email marketing (baca : pemula).

Untungnya saat ini ada banyak sekali ilmu yang bisa mendukung kita dalam membuat campaign dan memberikan hasil yang lebih baik lagi. Salah satunya adalah ilmu psikologi.

Ilmu psikologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang mental, pikiran dan juga perilaku manusia yang terjadi di sekitar kita.

Dengan ilmu psikologi kita bisa mengetahui “sisi dalam” dari seorang manusia, seperti apa yang diinginkan, apa yang ditakutkan serta bagaimana mereka merespon setiap peristiwa yang dialaminya. Sehingga dengan berbagaimacam informasi ini akan sangat membantu kita dalam menjalankan campaign email marketing dengan lebih baik lagi.

8 Teknik Psikologi Pada Email Marketing Untuk Hasil Yang Lebih Lebih Baik

Berikut ini setidaknya adalah 8 teknik psikologi yang akan membuat campaign email marketing Anda mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. 8 Teknik psikologi tersebut antara lain :

  1. Personalisasi
  2. Konsistensi
  3. Teknik foot-in-the-door
  4. Storytelling
  5. Solusi sederhana
  6. Social proof
  7. Sogokan
  8. Dinamika kelompok.

Bagaimana penjelasan dari setiap item di atas? Mari kita bahas satu per satu.

Personalisasi

Apakah Anda pernah menerima email promosi yang di dalam email tersebut menyebutkan dengan tepat nama Anda?

Menerapkan 8 Teknik Psikologi Pada Email Marketing Untuk Hasil Yang Lebih Lebih Baik - 3

Anda sadari atau tidak, itu adalah salah bentuk penerapan dari teknik psikologi yang bernama personalisasi.

Dengan personalisasi ini akan membuat orang yang membuka dan membaca email Anda merasa istimewa. Hal ini karena nama mereka disebut dengan tepat dan seolah-olah email yang dikirimkan itu adalah email ekslusif untuk dirinya.

Kalau mereka sudah merasa diistimewakan maka peluang untuk terjadinya konversi sangatlah tinggi. Dan mereka pun akan merasa lebih puas bertransaksi dengan Anda.

Konsistensi

Teknik psikologi yang kedua adalah konsistensi.

Konsistensi di sini adalah tentang bagaimana Anda menyampaikan ide yang diwujudkan dalam gambar, kata, frasa atau simbol secara konsisten dari waktu ke waktu. Bahkan waktu maupun intensitas mengirim email pun juga termasuk dalam cakupan konsistensi ini. Sehingga subscribers Anda secara tidak sadar akan terus mengingat pesan Anda.

Sebagai contoh, berikut ini adalah email yang dikirimkan oleh Quora.

Menerapkan 8 Teknik Psikologi Pada Email Marketing Untuk Hasil Yang Lebih Lebih Baik - 4

Pada gambar di atas bisa kita perhatikan bagaimana desain email yang dikirimkan oleh Quora. Di email yang lainnya mereka mengulangi desain yang sama, mulai dari layout, pemilihan warna sampai jenis dan ukuran font.

Ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membangun asosiasi yang kuat melalui cara yang konsisten. Sehingga ketika orang keluar dari email dan melihat logo brand Anda di suatu tempat, dengan cepat orang tersebut bisa langsung mengenali bahwa ini adalah brand Anda.

Teknik foot-in-the-door

Teknik psikologi yang ketiga adalah foot-in-the-door (FITD) atau kaki di pintu. Ini sebenarnya bukanlah teknik yang baru, melainkan teknik yang sudah lama ada.

Pada zaman dulu, para sales door-to-door sering mengunjungi rumah-rumah untuk menawarkan produknya. Ketika itu mereka menciptakan suatu teknik berdasarkan psikologi yaitu dengan meletakkan kaki pada pintu untuk menghindari penolakan dari pemilik rumah.

Cara kerjanya adalah dengan meletakkan kaki di pintu, dan ketika pemilik rumah membuka pintu, pintu tersebut tidak dapat ditutup. Sehingga maka mereka akan punya kesempatan untuk menjelaskan produk yang sedang dijual. Ini berarti peluang yang lebih besar untuk dibeli.

Itu pada zaman dahulu, namun pada zaman sekarang FITD bisa diartikan sebagai meminta hal yang kecil untuk mendapatkan hal yang lebih besar.

Begini cara kerjanya. Anda mulai dengan menanyakan sesuatu yang kecil (seperti produk mana yang lebih disukai prospek Anda). Jika calon pelanggan setuju untuk melakukan tindakan kecil, kemungkinan besar mereka akan menyetujui permintaan yang dimaksudkan lebih besar (seperti memberikan email atau melakukan pembelian).

FITD pertama kali ditemukan pada 1960-an oleh para peneliti Universitas Stanford. Mereka melakukan percobaan yang bertujuan untuk memahami apa yang membuat orang mematuhi sesuatu yang tidak mereka sukai.

Pertama, mereka meminta sekelompok orang untuk membuat permintaan kecil melalui telepon yaitu dengan meminta mereka memberi tahu jenis produk pembersih rumah tangga yang mereka gunakan.

Kemudian, orang yang sama meminta mereka untuk permintaan kedua yang lebih besar secara langsung, yaitu minta mereka mengizinkan mengadakan penelitian di rumah mereka untuk memeriksa produk pembersih rumah tangga yang mereka gunakan.

Menurut Anda, apakah subjek ini mengizinkan orang asing masuk ke rumah mereka hanya karena mereka pertama kali bertanya tentang produk pembersih yang mereka gunakan?

Anda akan terkejut mengetahui bahwa subjek setuju untuk membiarkan penelitian masuk ke rumah mereka. Faktanya, dibandingkan dengan kelompok kontrol, subjek yang menanggapi permintaan pertama secara positif, 135% lebih mungkin untuk menanggapi secara positif permintaan kedua dan yang lebih besar.

Para peneliti telah berulang kali mempelajari fenomena ini, dan semua temuan kembali ke fakta bahwa FITD berfungsi. Psikolog menjelaskan kepatuhan kita dengan gagasan bahwa menyetujui permintaan tampaknya jauh lebih mudah daripada menolaknya. Dengan kata lain, saat kita patuh, kita menghindari konfrontasi yang tidak diinginkan.

Storytelling

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang suka dengan cerita. Dengan cerita kita bisa membangun antusiasme pelanggan terhadap produk maupun penawaran yang kita miliki. Karenanya ada cukup banyak iklan yang menggunakan teknik storytelling ini untuk masuk ke dalam pikiran audiencenya.

Jadi untuk email marketing, alih-alih memberikan penawaran yang berisi fitur-fitur dari produk Anda, akan lebih baik jika kita menyampaikannya dalam bentuk cerita.

Solusi sederhana

Teknik berikutnya adalah solusi sederhana. Setiap manusia punya masalah dan butuh solusi. Kalau Anda bisa memberikan solusi sederhana bagi masalah mereka yang kompleks, konversi dari campaign Anda akan selalu bagus.

Social proof

Teknik ini mungkin tidak diragukan lagi, tidak hanya di dalam email marketing tetapi juga di dalam pemasaran pada umumnya.

Mudahnya begini, kalau beberapa orang di kampung menggunakan produk Anda, maka kemungkinan besar para tetangga yang lain juga akan ikut menggunakannya.

Sebagai contoh, beberapa orang punya motor dengan merek H. maka bisa jadi orang sekampung juga ikut-ikutan menggunakan motor dengan merek H.

Maka dengan menampilkan social proof di dalam campaign Anda akan memicu calon pembeli Anda untuk membeli produk yang Anda tawarkan.

Sogokan/ Iming-iming

Sogokan atau iming-iming adalah teknik persuasi lain yang sangat efektif dalam meningkatkan penjualan. Ide di balik sogokan ini adalah untuk membujuk prospek dengan menawarkan keuntungan ekstra sebagai imbalan atas sesuatu. Dalam konteks email marketing, sogokan adalah segala sesuatu yang sifatnya ekstra dan gratis.

Berikut beberapa bentuk sogokan yang umum dilakukan:

  • Undian Penawaran khusus
  • Kupon
  • Kontes
  • Tabungan
  • Diskon.

Selain itu, Anda dapat menawarkan konten gratis sebagai bentuk sogokan. Gunakan email untuk mengundang prospek Anda melihat posting blog, video, atau infografis Anda. Agar konten Anda menjadi persuasif, itu harus ditulis dengan baik dan didukung dengan penelitian. Menggunakan layanan khusus, seperti pemeriksa tata bahasa dan layanan penulisan bisnis, akan membantu Anda memastikan kualitas terbaik dari konten Anda.

Dinamika kelompok

Manusia selain makhluk yang suka cerita mereka juga merupakan makhluk sosial. Artinya mereka hidup dengan cara berkelompok, membangun komunitasnya sendiri berdasarkan minat dan kebutuhannya.

Manusia akan cenderung mengutamakan anggota kelompoknya sendiri dibandingkan orang lain yang bukan anggotanya. Sehingga kalau seolah-olah kita menjadi bagian dari kelompoknya akan menjadi lebih mudah diterima.

Maka dari itu di dalam email marketing Anda terkadang perlu kita munculkan bahwa kita merupakan bagian dari mereka. Salah satunya dengan menggunakan kalimat sapaan berupa kata Kita.

Itulah beberapa teknik psikologi yang mungkin akan memberikan dampak lebih baik pada campaign email marketing yang kita jalankan. Mudah-mudahan bermanfaat dan sampai bertemu di artikel berikutnya.

Muhammad Sholeh

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *