fbpx
Jiwanya Bisnis

Episode 14 – Jiwanya Bisnis

KEPO – KIRIM.EMAIL Podcast Episode 14 kali ini saya beri judul Jiwanya Bisnis. Episode ini terinspirasi dari salah satu tulisan guru saya, Pak Rully Kustandar tentang Soul of Business.

Founder dan Co Founder adalah jiwa dari sebuah bisnis

Pada dasarnya saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Pak Rully. Jika saat ini posisi Anda sebagai founder atau co founder sebuah bisnis, maka Anda adalah jiwa dari bisnis yang Anda jalankan.

Untuk memperjelas lagi tentang pernyataan tersebut, saya ambilkan contoh Google dan Apple. Perusahaan mesin pencari terbesar di dunia ini punya Larry Page dan Sergey Brin, sedangkan Apple punya Steve Jobs dan Steve Wozniak. Dan mereka inilah yang kita sebut dari jiwanya (sebuah) bisnis.

Dengarkan KIRIM.EMAIL Podcast di aplikasi favorit Anda sekarang

Founder dan Co Founder menentukan segalanya

Bisnis itu tidak melulu tentang duit, profit dan masalah teknis operasional seperti sistem, akunting, marketing dan lain sebagainya. Di dalam bisnis juga ada visi, ada misi ada value yang membentuk keunikan tersendiri dibandingkan perusahaan orang lain. Dan yang bertanggung jawab terhadap visi, misi serta nilai ini adalah founder dan co founder. Karena hanya mereka yang tahu betul mau kemana arah perusahaannya berjalan.

Dengan demikian keterlibatan founder atau co founder dalam sebuah bisnis menentukan segalanya. Bisnis seolah-olah menjadi hidup dan mempunyai nyawa apabila yang menjadi pucuk pimpinan adalah mereka yang membangun bisnis dari nol dan terlibat secara lansung di tahap demi tahap perkembangan bisnis mereka.

Lalu apakah bisnis yang tanpa Founder atau Co Founder akan mati?

Bisnis tidak akan mati apabila ditinggal oleh Founder atau Co Foundernya pergi atau posisinya diserahkan kepada orang lain. Bisnis masih hidup bahkan ada kecenderungan makin besar dan maju perusahaannya. Hanya saja jiwa dari bisnis itu yang ikut hilang. Bisnis jadi seolah-olah berjalan tanpa adanya jiwa yang bersemayam di dalamnya.

BACA JUGA :   Tentang Tes Kepribadian – Ep. #85
Episode 14 - Jiwanya Bisnis - 1

Dan terkait hal ini bisa saya contohkan salah satunya adalah Microsoft. Begitu Bill Gates turus dari posisi puncak dan digantikan oleh Steve Balmer, maka Microsoft masih tetapi hidup tetapi jiwanya sudah tidak seperti dulu. Bisa kita rasakan perbedaanya di setiap produk yang dirilis pada masa Steve Ballmer dengan masa Bill Gates.

Contoh lainnya adalah sebuah rumah makan di Medan yang dulu lumayan sering saya kunjungi. Foundernya adalah seorang ibu-ibu yang mungkin setiap hari jagain rumah makan dan dia tidak melakukan apapun. Hanya duduk saja di kasir sambil sesekali membantu karyawannya kalau sedang repot atau sedang sholat. Dan dengan keberadaan ibu tersebut rumah makan menjadi ramai.

Episode 14 - Jiwanya Bisnis - 2

Namun setelah ditinggal pergi oleh ibu pemilik rumah makan tersebut, lama kelamaan menjadi sepi. Karena rumah makan tersebut jiwanya adalah ibu pemilik rumah makan tersebut. Agak sulit memang disampaikan dengan kata-kata. Namun mungkin dengan membayangkannya Anda sudah ada gambaran tentang jiwanya bisnis ini.

Prinsip Jiwanya Bisnis

Namun pada prinsipnya seperti membangun rumah. Kalau kita membangun rumah, datang setiap hari untuk memantau perkembangan rumah yang kita bangun dan ketika sudah jadi rumah tersebut seolah-olah hidup dan mempunyai jiwa. Namun lain halnya kalau kita membangun rumah tanpa kita lihat sekalipun, maka rasanya akan berbeda.

Episode 14 - Jiwanya Bisnis - 3

Bahkan apabila blueprint nya sama, bahan bangunannya sama, tukangnya juga sama, tetap hasilnya akan berbeda. Dan ini juga terjadi dengan beberapa teman saya yang punya usaha properti.
Dari cerita di atas mungkin Anda sudah mengetahui kalau Founder atau Co Founder adalah jiwa nya bisnis.

BACA JUGA :   Antara: Google, Meta, dan Marketer – Ep. #95

Membuat bisnis yang hidup dan ada jiwa nya

Lalu mungkin Anda bertanya, bagaimana caranya agar bisnis kita makin hidup dengan kita terlibat aktif di dalamnya?

Caranya adalah dengan dekomoditas produk Anda. Dekomoditas berarti menampilkan produk yang baru sebagai produk unik. Salah satu untuk membuatnya adalah dengan masuknya Founder atau Co Founder di dalam bisnis untuk membuat produk semakin unik. Ini merupakan sebuah konsep yang mana Jason Freed menuliskannya dalam sebuah buku berjudul REWORK.

Episode 14 - Jiwanya Bisnis - 4

Contoh dari dekomitasi adalah seperti prinsip saya. Selama saya bisa akan terus berada di dalam bisnis yang saya jalankan dan Insya Allah tidak akan lompat-lompat. Indikatornya adalah bisnis itu masih membuat saya bersemangat menjalankannya.

Namun bila sebuah bisnis ketika bangun tidur saya sudah tidak bersemangat lagi untuk menjalankanya maka saya akan suntik mati itu bisnis atau menyerahkannya kepada orang lain.

Dan ini yang saya lakukan pada rumah makan yang saya bangun di Medan. Sampai saat ini rumah makannya masih ada tetapi saya sudah tidak tertarik untuk menjalankannya.

Contoh lain dari dekomoditas adalah kasusnya Zappos sebuah toko sepatu online terbesar di dunia yang sekarang di akuisisi oleh Amazon. Yang membuat unik dari Zappos adalah sang founder yang bernama Tony Hsieh.

Episode 14 - Jiwanya Bisnis - 5

Tony membuat kebijakan yang aneh di sisi customer service. Kebijakannya adalah CS boleh melakukan sesuai keinginanya sendiri tanpa SOP, bahkan ada orang iseng pesan pizza di Zappos juga tetap dilayani. Itulah yang membuat Zappos unik dan itulah jiwa nya Zappos.

BACA JUGA :   Single Point Of Failure : Merencanakan yang Tidak Bisa Direncanakan – Ep. #93

Pesan saya untuk Anda

Anda semua adalah pribadi yang unik. Anda mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Anda mempunyai kelebihan dimana hanya Anda yang menguasainya. Anda mempunyai sudut pandang dunia yang Anda saja yang bisa melihatnya. Suntikkanlah itu ke dalam bisnis Anda sebagaimana saya menyuntikkan semua keunikan apa yang saya miliki ke dalam KIRIM.EMAIL. Dan inipun juga dilakukan oleh perusahaan besar dengan cara mengeluarkan sisi karakteristik Founder ke dalam bisnisnya.

Terlebih kalau Anda berjualan produk yang umum seperti make up, makanan, camilan dan lain sabagainya, Anda harus mengeluarkan sisi unik Anda ke produk Anda tersebut. Supaya produk Anda menonjol dan berbeda dengan produk sejenis di pasaran. Dan saat orang lain melihat produk Anda, maka dia berpikir produk itu merupakan perwujudan dari diri Anda.

Sebagai contoh adalah Zanana. Kalau saya melihat produk Zanana maka karakter Gazan sang Founder terlihat jelas pada produknya. Dan menurut saya Gazan telah berhasil melakukan konsep dekomoditas seperti yang saya jelaskan di atas.

Episode 14 - Jiwanya Bisnis - 6

Setelah Anda berhasil menyuntikkan keunikan Anda ke dalam bisnis atau produk Anda, pesan saya selanjutnya adalah konsistenlah. Jangan terlalu tegiur dengan banyak peluang dan terlalu banyak bisnis.

Saat bisnis Anda mulai menampakkan hasilnya dan Anda sudah punya uang yang banyak godaan-godaan akan mulai datang. Jangan terlalu cepat menambah bisnis dan lompat lompat dari satu bisnis ke bisnis yang lainnya. Kalau Anda sudah tidak menemukan alasan lagi untuk menjalankan bisnis Anda, sebaiknya tinggalkan.

Jangan semuanya dipegang yang akhirnya Anda tidak berhasil menyuntikkan karakteristik Anda ke dalam produk atau bisnis Anda. Bagusnya adalah cari bisnis satu, jalankan hanya satu bisnis dan besarkan.

Jika ada pertanyaan, saran atau kritik, silakan tulis di komentar di bawah ini. Silahkan bagikan tulisan ini di akun sosial media Anda supaya teman-teman Anda juga bisa mendapatkan manfaat yang sama.

Fikry Fatullah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *